50🌻

534 36 3
                                    

.....

Plak

Satu tamparan keras mendarat di pipi gadis yang bernama nomi. Ayahnya yang menampar wajah cantik anak kandungnya itu sendiri.

"Apa yang kau lakukan nomi! Sampai membuat gadis itu menghilang dan membuat kerja sama perusahaan appamu batal. APA NOMI!"

"Appa kau jahat" ucap nomi sambil menangis dan juga memegang pipinya yang sudah terlihat memerah bekas tamparan ayahnya.

"Kau kelewatan dan selalu menghancurkan setiap urusan yang appa punya"

"Appa maafkan aku aku tidak tau appa...kumohon maafkan aku"

Namun ayahnya hanya mengabaikannya dan langsung meninggalkan nomi yang terus memohon meminta maaf.

Gadis itu semakin menangis saat ayahnya menutup pintu kamar begitu keras dan benar benar mengabaikannya.

.....

Malam ini langit terlihat nampak gelap bahkan bintangpun tidak satupun di atas sana yang menunjukkan dirinya, mungkin menunjukkan jika malam ini hujan akan turun karena terasa hembusan angin yang terasa begitu dingin.

Terasa oleh gadis yang tengah duduk di pinggir jembatan sambil menggantungkan kakinya kebawah.

"Aku lupa" ucapnya sambil melepaskan kalung,jam tangan dan juga gelang di tangannya setelah itu meletakkannya di sampingnya.

Kembali melihat ke arah bawah dimana sungai yang begitu luas dengan air yang tampak berjalan. Dirinya merapat lagi tangan ke tubuhnya karena merasakan dinginnya malam ini.

Sedangkan dirinya hanya memakai dress selutut dengan lengan pendek dan tidak memakai jaket atau mantelnya membuatnya kedinginan.

Duduk jauh dari 1 pembatasan jalanan hingga membuatnya dapat duduk tenang di pinggir jembatan itu. Walau angin terus menerpanya dirinya hanya diam sambil sesekali menggigil.

"Eomma aku merindukanmu"

"Appa aku merindukanmu"

"Kenapa waktu itu kalian tidak membawaku saja dan malah meninggalkanku sendirian disini"

"Aku ingin memeluk kalian sekarang seo sangat merindukan kalian. Mari bertemu"

Diam beberapa saat sambil menatap kosong ke arah depan dan melihat beberapa Lampu kota yang terlihat begitu indah.

"Astaga hujan"
.

_______

Satu pukulan mendarat di wajah jungkook membuat tubuhnya langsung mundur terhuyung ke belakang dan terlihat sudut bibirnya sedikit berdarah.

"Bagaimana jika adikmu mati kook!" ucap yoongi dengan penuh amarah.

"Hyung!" teriak taehyung karena begitu kaget dengan ucapan yang yoongi lontarkan.

"Aku akan mencarinya Hyung kumohon maafkan aku"

"Mencarinya ini bahkan sudah hampir 5 jam bahkan polisi tidak bisa menemukan dimana titik keberadaannya"

"Yoongi-yya sudah berkelahi tidak akan menyelesaikan masalah ini" ucap Seokjin sambil menahan yoongi yang ingin menarik Jungkook.

"Namjoon bagaimana?" tanya hoseok melihat namjoon yang tengah mengotak ngatik laptopnya.

"Apa dia berhujan pedekteksi suara di jam tangannya mati dan hanya ada titik merah dari kalungnya"

Mendengar hujan yoongi memutar tubuhnya dan melihat dinding kaca yang memang terlihat malam ini hujan turun begitu deras dan itu membuat semuanya merasa resah dan khawatir.

"Sungai Han"

"Sungai Han?"  Tanya jungkook mengikuti namjoon.

"Ini di dalam air tidak mungkin apa jembatan disana banjir" ucap namjoon.

"Bicara yang benar" kesal Seokjin lalu menekan tombol zoom laptop namjoon.

"Tidak mungkin"

Yoongi menarik nafasnya kasar dadanya merasakan sesak ketika melihat dimana titik keberadaan itu lantas yoongi langsung mengambil kunci mobilnya dan pergi keluar.

Jungkook ikut menyusul yoongi dan disusul yang lain dengan yoongi dan jungkook membawa mobil masing masing dan lainnya hanya satu mobil

Jimin langsung menelpon pihak polisi untuk membantu.

"Matikan laptop itu namjoon!" Kesal Seokjin sambil membanting stir mobilnya.





............

"Maaf merepotkanmu"

"Tidak kau tidak merepotkanku sama sekali. Kenapa kau bisa disini?"

"Eoh itu aku sedang jalan jalan dan lupa arah jalan pulang"

"Astaga bagaimana bisa lalu kau akan pulang bagaimana dan bagaimana jika keluargamu mencarimu?"

"Aku tidak memiliki keluarga" ucapnya sambil tersenyum.

"Maaf aku tidak tau"

"Tidak masalah"

"Kau tidak ingin mengganti bajumu aku mempunyai adik perempuan kau bisa memakai bajunya"

"Tidak. Aku akan seperti ini saja"

"Bajumu terlihat basah kau bisa masuk angin"

"Ini hanya sedikit tidak papa"

"Baiklah kau bisa istirahat disini maaf tempatnya tidak senyaman rumahmu"

"Aish kau ini aku bahkan sangat menikmati tempat ini"

"Baiklah kalau begitu aku pergi sebentar"

"Iya sekali lagi terimakasih sudah membantuku"

"Sama sama"

🌻🌻🌻

"ARHHH KAU BOHONG NAMJOON KATAKAN KAU BOHONG!"

"itu milik seo Hyung"

"TIDAK MUNGKIN"

"Hyung"

"Lepas kook! Ini semua salahmu!"

"Biar aku yang cek" jungkook langsung ingin naik ke ke atas jembatan namun dengan cepat Jimin dan hoseok menariknya.

"Yak kau bodoh?" Marah Jimin.

"Biarkan aku turun yoongi hyung bilang adiknya telah mati"

Buk...

Untuk kedua kalinya wajah jungkook di pukul oleh hyungnya dan kali ini Seokjin yang memukul sampai membuat tubuh jungkook langsung jatuh di tambah pria itu sudah lemah karena terus menangis.

Taehyung menarik jungkook untuk sedikit menenangkannya karena adiknya itu sudah terlihat kacau.

"Berhenti melakukan kekerasan Hyung!" Teriak Jimin.

"Maaf tuan kami sudah mengecek jika di bawah sana kami tidak menemukan nona seo hanya kalung liotin ini  yang kami temukan" ucap polisi sambil memberikan kalung yang mereka temui pada Seokjin.

....

•Younger Sister [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang