care

113K 7.7K 54
                                    

.
.
.
🌼🌼🌼

Daisy sudah siap dengan seragamnya, ia turun untuk sarapan bersama dengan bunda dan adiknya.

"pagii" sapa Daisy membuat Aster dan Kenzo terkejut, tak biasanya Daisy sarapan bersama mereka.

"pagii, tumben lo ikut sarapan, biasanya aja lo langsung berangkat" sindir Kenzo, adik Daisy yang duduk di bangku kelas 9.

"Kenzooooo" tegur Aster dengan tampang pura-pura garang.

"bunda masak makanan kesukaan kakak, sama ini diminum susunya ya" Aster menyajikan semur ayam kesukaan Daisy dengan susu putih.

"susunya Kenzo mana bun?" tanya Kenzo cemburu karena hanya kakaknya yang diberi susu.

"buat sendiri lah!" ejek Daisy sambil memeletkan lidahnya pada Kenzo, Aster hanya menggelengkan kepalanya sambil meletakkan susu milik Kenzo.

"udah jangan ribut nanti kalian telat"

...

Daisy menghela nafas kesal sejak tadi karena Saka yang awalnya duduk di pojok kiri, sekarang ia pindah sebangku dengan Daisy di pojok kanan.

Teman-teman Daisy tidak terkejut, tapi teman-teman Saka, mereka berfikir bahwa Saka akan kembali menjahili Daisy tanpa memberitahukan rencananya.

"jangan deketin gue, temen lo liatin mulu" bisik Daisy pada Saka yang tengah menyenderkan tubuh kekarnya di bangku.

Saka hanya diam, laki-laki itu fokus dengan ponselnya, padahal guru di depan sana sedang fokus mengajar.

Merasa diacuhkan, kini Daisy lebih memilih fokus pada guru mapel di depan sana.

Bel istirahat berbunyi, membuat semua murid IPS 2 bersorak dalam hati, "baik anak-anak sampai sini dulu materi yang ibu sampaikan, jangan lupa untuk merangkum halaman 15 saja" ucap guru perempuan itu lalu berjalan keluar sambil membawa bukunya.

"buruan" Saka berdiri di samping Daisy, namun gadis itu tidak tahu Saka sedang berbicara dengan siapa, jadi ya ia diam saja.

Tidak ada pergerakan dari gadisnya, Saka menarik tangan Daisy lalu menarikknya menuju kantin, lihatlah Daisy menjadi tontonan semua siswa-siswi.

"pasti mau dijailin lagi kaya gatau siapa Saka"

"ih tapi itu gemes anjir!!"

"bener!! mau juga di umpetin di ketek kak Saka!!"

Daisy benar-benar risih semua orang membicarakannya karena tanpa ada angin dan hujan Saka bersikap baik kepadanya.

Dirinya juga ingin melepaskan rangkulan Saka yang membuat wajahnya menghadap ke ketek Saka, namun aroma maskulin Saka begitu menenangkan, ia jadi tidak ingin melepaskan rangkulannya.

Namun saat tiba di kantin Saka melepas rangkulannya dan pergi entah kemana, membuat senyum Daisy memudar.

"eh Sa enak yah yang lagi kasmaran, temen sendiri dilupain" samar-samar Daisy mendengar suara yang familiar di meja belakangnya.

Ia berbalik badan dan teringat bahwa ia mempunyai dua sahabat yang super cerewet, dengan segera ia bergabung dengan meja Teresa dan Jenny yang sedang pura-pura ngambek.

"apaan sih tuh bibir monyong-monyong" Daisy memukul pelan bibir Jenny.

"iya deh yang lagi berkembang-kembang" ucap Teresa yang tak di mengerti Daisy, bukankah manusia memang berkembang? aneh sekali si Tere.

"yah kalian udah pesen, kok gue engga dipesenin?" tanya Daisy, Teresa dan Jenny pun memutar bola matanya malas.

"inget ya, lo kesini bareng siapa" Jenny menye-menye, bahkan mimik bibirnya sangat membuat Daisy ingin menampolnya.

"ya udah gue pesen dulu ya" Daisy hendak berdiri memesan, namun sebuah suara menginturepsinya.

"duduk" Saka, laki-laki itu kembali datang dengan satu piring nasi goreng dan satu gelas teh hangat.

Teresa dan Jenny bergerak gelisah, mereka berdua takut dengan Saka yang selama ini mengancamnya untuk tidak pernah menolong Daisy jika sedang ia jaili.

"aaa" semua orang di kantin terkejut dengan sikap Saka, bagaimana tidak? laki-laki itu akan menyuapi Daisy sekarang.

"cepetan makan!" perintah Saka tajam, mau tak mau Daisy membuka mulutnya dan menerima suapan dari Saka.

"gue cariin dari tadi ternyata lagi bareng cewe, mana cakep-cakep" Celos langsung menimbrung di meja Saka membuat ketita gadis itu semakin bergetar, meskipun mereka satu kelas, mereka sudah tahu bagaimana buruknya sifat mereka dalam pembullyan.

"ngapain si gabung sama cewe" gumam Ragas malas.

"gue pesen dulu" pamit Abi sambil menarik Celos menuju stan makanan, sementara Ragas duduk disamping Teresa yang sedang menetralkan jantungnya, sebenarnya sudah 3 tahun lebih ia menyukai Ragas, si dingin yang di rumorkan gay.

Teresa merasakan jantungnya sedang jedag jedug.

.
.
.
🌼🌼🌼

follow + vote + komen yuk!!! makasii 💘

paint without t [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang