issues II

87.2K 6.2K 36
                                    

selamat membaca!!

...

Daisy melipat tangannya kesal, ia membuang wajahnya ke samping sembari melihat jalanan yang ramai meskipun hari sudah cukup sore.

"lo jelek banget kalau ngambek gini, gue kan cuman nolongin lo biar lo gak ditanya-tanyain lagi sama si Ijat" ujar Saka, Ijat adalah panggilan untuk Izzati dari teman-teman kelasnya.

Namun Daisy tak luluh, justru dengan cara Saka tadi, pasti semua akan lebih penasaran dengan hubungannya dengan Saka.

Daisy melepas cincinnya lalu memasukkannya ke tas untuk ia simpan.

"ngapain dicopot?" tanya Saka.

"ssg" jawab Daisy memutar bola matanya malas.

"dicopot kalau di sekolah aja, di depan bunda pake" perintah Saka datar.

Daisy mengambil kembali cincinnya lalu memasangkannya kembali, benar juga perkataan Saka, jika ia tidak memakai cincinnya di depan Berliana, ia pasti di sangka menjual cincin itu.

Mereka sudah sampai di depan gerbang rumah Saka, namun Saka tidak turun, laki-laki itu hanya memberi perintah pada Daisy untuk turun.

"lo turun, gue mau kumpul sama temen-temen, simpenin cincin gue" perintah Saka tak mau dibantah.

"ta--" belum sempat menjawab, Saka sudah melajukan mobilnya meninggalkan Daisy.

"padahal gue mau minta anterin ke dokter" gumam Daisy merasa sedikit sedih, namun ia ubah kembali perasannya menjadi netral, ia tak boleh sedih hanya karena hal sepele, apa lagi hal yang disebabkan oleh Saka.

"assalamualaikum, Isy pulang" salam Daisy sambil berjalan ke dapur menemui Berliana, namun tidak ada orang disana.

"nyonya lagi ke luar kota bareng tuan non, tadi ada pesan katanya nyonya minta maaf gak bisa nganterin nona cek kandungan, nona cek kandungan bareng den Saka aja," ucap bi Atun.

"oalah gitu, makasih ya bi infonya, ya udah Isy mau ke atas dulu" pamit Daisy yang diangguki oleh Atun.

"di sini gada motor matic, kalau mau pergi bawa mobil agak malu gitu anjir, kan gue di sini cuman numpang, apa gue minta Abi buat nganterin aja?"

Abiiiii

p
oit

pa pe pa pe
agama lo apaan? atheis lo y?

assalamualaikum abi
ke rumah Saka dong, gue tunggu di depan ya, ga usah bilang Saka, lo otw aja ke sini

ngapain dah, gue males, gabisa cari alesan kaya lo

ajg pelit amat
anterin ke dokter

kenapa? lo sakit? kok Saka malah main disini?

engga, buruan deh, banyak nanya

Abi di seberang sana mendengus, Daisy memang selalu seperti itu padanya.

"gue balik duluan, mau nganterin Cimuy cek kandungan" alasan Abi, untung saja bundanya memiliki kucing jadi ia bisa menjadikan semua itu alasan.

"bukannya kucing bunda lo laki-laki ya?" pertanyaan jebakan, anjing emang si Celos.

"oh, bunda beli lagi, kan yang cowo Cemiy, ini yang cewe Cimuy" Abi berlari kecil keluar dari basecamp agar tidak sesi tanya jawab lagi.

Abi mengeluarkan vespanya menuju rumah Saka yang sekarang di tempati oleh Daisy.

...

"lo pake ini biar mulus alesannya" Daisy memberi sebuah cincin yang sama dengan cincin di tangannya, itu adalah cincin Saka yang memang laki-laki itu lepaskan tadi sebelum pergi.

"apaan ini? gue jadi suami pura-pura lo? ih ogah" geli Abi, tapi saat melihat wajah tajam sahabat kecilnya, Abi mengambil cincin itu dengan terpaksa dan memakainya, andai saja ada Saka di sini, pasti laki-laki itu akan membogem wajahnya.

"udah ayo" Daisy mengangguk, ia memakai helm yang diberikan Abi.

Mereka berangkat menuju rumah sakit terdekat, semoga saja sore ini sudah sepi karena Daisy cukup malu pergi ke sana, andai saja ia tidak ikut study tour.

"bu - kak Daisy silahkan masuk" ucap resepsionis, saat melihat wajah Daisy dan Abi yang masih cukup muda, resepsionis itu langsung meralat kata-katanya.

Daisy menarik tangan Abi untuk masuk ke ruang pemeriksaan.

"selamat sore" Daisy meremas-remas jari Abi yang masih digenggamnya, bagaimana ini? ia tidak memiliki pengalaman tentang periksa kehamilan.

"sore dok, istri saya mau cek, gak pake lama ya dok" Daisy menoyor kepala Abi, bisa-bisanya laki-laki itu berbicara sangat tidak sopan.

"maaf dok, pas pembagian otak dia lagi ke toilet" ujar Daisy membuat dokter itu hanya tersenyum, aneh sekali pasangan di depannya ini.

"baik mba Daisy bisa berbaring di brankar" Daisy mengikuti intrupsi dokter tersebut.

Bu dokter mulai memeriksa keadaan Daisy, sementara Abi ia justru bermain game di handphonenya, Daisy jadi sedikit menyesal telah mengajaknya.

"kandungannya sudah berumur 2 minggu mba, nanti mas nya boleh tebus vitamin yang saya tulis" Daisy berbisik-bisik memanggil nama Abi, tapi cowo itu justru berjingkrak-jingkrak dengan gamenya.

"emang gitu bu udah kebiasaan" Daisy tersenyum pada dokter tadi.

Setelah selesai perika, Daisy menjewer telinga Abi hingga cowo itu mengaduh kesakitan.

"lo akting dikit kek anjir!! malu-maluin gue lo ah, ga lagi-lagi gue ngajak lo" ujar Daisy kesal.

"lah yang mau di ajak juga siapa, kan dia yang maksa"

...


Tere badut

lon
p
p
p
lo ke dokter kandungan bareng Abi? anjir parah blogg, masuk ig si turah, lo cek deh
gila si lo anjir, gosipnya jadi nambah banyak,,,

iyakah?

Saka 🙅🙅

pulang lo buru

lo yang buat perjanjian kan? jangan pernah campurin urusan pribadi.

.
.
🌼🌼🌼

vote brokkk..

paint without t [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang