jealousy, jealousy

94.4K 5.9K 27
                                    

selamat membaca cynkk💘😭✨😎👆😎😔

...

Daisy menunduk sambil menangis sesenggukan, tiba di rumah Saka memarahinya.

"lo istri gue, ada gue yang bisa nganterin lo ngecek keadaan anak gue, Abi bukan siapa-siapa lo" sudah berkali-kali Saka mengatakan ini.

"ta - tadi kan--"

"ga usah alesan, basi" malas Saka.

"lo cemburu?" Saka yang hendak keluar dari kamarnya berhenti lalu berbicara.

"gak usah ngarep, gue bilang kaya gini cuman gak pengin lo kena gosip-gosip dari murid sekolah, lagian gue gak suka sama lo, ngapain juga gue cemburu"

...

Daisy menunduk sepanjang lantai koridor, semua orang kini benar-benar membicarakannya.

"itu si Isy yang viral gaksih?"

"cakep tapi ko mau sana sini?"

"jangan ngeklaim info segitu detailnya, emang kalian tau kejadian yang sebenarnya kaya apa?"

"lo semua diem bicara yang engga-engga, gue kemarin minta Daisy cek kandungan kucing bunda gue" Abi, laki-laki itu datang sambil berteriak memecah kerumunan.

"lah anjir si lambe turah ga bener"

"report aja njing, sesat"

"kan aku udah bilang, jangan ngejudge semua orang dari isu-isu ga jelas"

Abi menarik tangan Daisy, mengantar gadis itu ke kelasnya.

"ga usah di pikirin, lo masuk sana" Daisy mengangguk mengucapkan terima kasih pada Abi.

"eh gue lupa balikin cincin ini" Abi melepas cincin milik Saka dan memberikannya pada Daisy, Daisy juga lupa, untung saja Saka tidak menanyakan soal cincin.

Daisy masuk ke kelasnya, ia duduk di bangkunya. Teresa dan Jenny yang melihat sahabatnya datang langsung membalik badannya melihat meja Daisy.

"gue gatau jalan pikiran lo, lo udah ada suami Sy, masa iya ke dokter kandungan sama cowo lain" bisik Teresa kesal karena sahabatnya ini sangat payah dalam urusan seperti ini.

"diem deh jangan nyalahin dulu, kita kan belum tau alesan Daisy ngelakuin itu" ucap Jenny, ia tak memihak ke siapapun.

"gue udah mau bilang suruh dia anterin, tapi dia pergi duluan, ya udah gue chat Abi, eh lihat postingan si turah dia marah-marah ke gue" Daisy melirik sinis Izzati, kepo boleh, tapi jangan sampai gadis itu ingin menguak privasinya.

Saka masuk dengan wajah datarnya, ia duduk di bangku samping Daisy lalu memainkan handphonenya.

"Ka, ini cincin lo, gue lupa tadi pagi mau nyerahin" Daisy meletakkan cincin itu di meja Saka, Saka menatap cincin itu datar dan mengambilnya.

"gue gak suka barang bekas" ujar Saka datar lalu membuang cincin itu sembarangan.

...

Sudah satu minggu lebih Saka menjadi lebih dingin padanya, padahal Daisy lebih suka ketika Saka menjelek-jelekkan dirinya, namun akhir-akhir ini tidak lagi, Saka berubah namun Daisy tidak mengerti Saka kenapa, padahal ia sudah meminta maaf padanya.

"saka kenapa sih? gue kira dia cemburu, tapi masa iya? Saka kan gak suka sama gue, terus dia kenapa? gue gatau anjir" gumam Daisy sambil melihat langit-langit kamarnya.

Daisy memandang cincin yang Saka buang minggu kemarin di kelasnya, dasar suami kurang ajar.

Pintu kamar Daisy terbuka, ia segera bertingkah seperti tidak terjadi apa-apa. Saka masuk dengan nampan berisi piring dan segelas susu di tangannya.

"makan" Saka meletakkan nampan tadi di nakas sebelah Daisy.

"gamau, lo jangan cuek ke gue, baru gue makan" tawar Daisy menahan lengan Saka.

"demi anak gue, lo lupa sama perkataan gue di roftoop?" tanya Saka.

"inget kok, tapi jangan cuek gini, seengaknya sampe gue ngelahirin anak lo" lirih Daisy, karena ia sudah tau, setelah melahirkan pasti Saka akan membuangnya.

"gue gatau gue salah apa, tapi yang jelas maafin gue" ujar Daisy sambil menangis, entah lah moodnya sangat kacau semenjak ia hamil.

"gak usah nangis, gue pengin muntah liatnya" menyakitkan tapi Daisy menyukainya karena Saka mau berbicara dengannya lagi!

"buruan makan, gue mau keluar bentar ke bawah"

.
.
.
🌼🌼🌼

vote ya brow, makasi dha

paint without t [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang