i don't love you, like i did yesterday

69.4K 4.3K 150
                                    

Saka ternyata kekeuh. Bahkan sampai malam ia tetap menunggu Daisy untuk menemui dirinya.

Malam ini hujan, laki-laki itu sedang menunggunya di bawah sana dengan kedinginan.

Tidak ada yang membantunya kecuali Aster. Wanita itu terus saja menyuruh Saka masuk ke dalam rumah tetapi laki-laki itu menolak karena takut membuat Daisy kurang nyaman.

Padahal mendengar namanya saja sudah membuat Daisy kurang nyaman.

Siapa yang tidak marah jika orang yang notabennya suami kita sendiri berciuman dengan perempuan lain?

Alasan pertama karena semua ini bertujuan untuk menolong satu gadis, yaitu Nara.

Tapi dengan tidak tahu dirinya gadis itu mengambil semua yang ia miliki secara perlahan.

"bun, serius aku baru 1 hari hidup damai loh? aku gak pengin liat wajah Saka bun, tolong suruh dia pulang dan jangan pernah nemuin Isy lagi" ujar Daisy di pelukan Aster.

"kamu beneran gak kasian? sekarang masih hujan deres sayang, nanti aja ya nunggu agak reda terus bunda suruh dia pulang" Daisy mengangguk saja, yang penting besok laki-laki itu sudah tidak ada di depan rumahnya.

"bun, maafin Isy ya kalau belum jadi anak yang berbakti sama bunda" Aster semakin mengeratkan pelukannya pada Daisy.

"maafin bunda juga ya kalau selama ini bunda belum jadi ibu yang baik buat Isy sama Kenzo" Daisy menggeleng lalu menatap bundanya.

"no! bunda itu bunda terbaik yang pernah ada, kalau ada kehidupan selanjutnya aku pengin bunda aku bunda aster terus" ujar Daisy manja.

Aster hanya tersenyum membalas ucapan anak perempuannya itu.

"udah malem, sana kamu tidur, gak baik lagi hamil besar tidur terlalu malem" titah Aster.

"aku mau tidur sama bunda, udah lama kayanya aku gak tidur sama bunda" pinta Daisy manja.

"kamu udah mau jadi ibu kok masih manja?!" heran Aster.

"ya biarin lah, aku kan pengin lama-lama sama bunda" jawab Daisy.

Aster akhirnya menuruti keinginan putri satu-satunya untuk tidur bersama.

....

Saka ternyata tidak mempan hanya dengan kata-kata Aster, laki-laki itu semalaman bermalam di teras rumah Daisy.

Daisy akhirnya keluar dari rumahnya di temani oleh Abi.

"pulang! gue gak mau denger penjelasan lo" usir Daisy seolah-olah memang Saka sudah terlalu salah.

"dengerin gue sekali aja Sy! gue bakalan buktiin kalau itu bukan gue!" Saka mencoba untuk mendekati Daisy, tetapi perempuan itu bersembunyi di balik punggung Abi.

"Bi gue minta tolong kerja sama lo, gue pengin ngomong berdua sama Daisy" pinta Saka namun Abi menggeleng tak mau.

"ayo pulang Sy? gue bakalan jelasin semuanya terus kita mulai dari awal ya?" bujuk Saka namun Daisy kekeuh tidak mau.

"gue udah bilang gak ada yang perlu di jelasin, untuk saat ini kita butuh waktu buat sendiri dulu Ka, gue harap lo ngerti" ucap Daisy pada Saka, berharap laki-laki itu mengerti.

"satu lagi, lo terlalu sakit buat gue Ka, lo selalu berhubungan sama luka gue," Saka tak paham, apakah benar ia dalang dari semua kesedihan Daisy?

"makanya gue mau mulai ulang dari awal Sy, gue mohon? demi anak kita" pinta Saka.

"no! gue masih bisa hidupin anak ini kok, lo tenang aja gue gak bakalan ngelarang lo ketemu anak gue nantinya" Saka menggeleng, ia tak mau seperti ini.

"bener, lagian gue juga bisa jadi ayah buat anak kalian" Daisy menggeplak mulut Abi yang tidak tahu situasi saat ini, lihat saja Saka sudah seperti banteng yang melihat warna merah.

"maksud lo apaan Babi?" sahut Saka tak terima sementara Abi memamerkan ekspresi mengejeknya.

"kenapa? bukannya lo udah cukup sama Nara?" pancing Abi.

Saka muak. Ia maju ingin meninju pipi Abi tapi terhalang oleh Daisy yang tiba-tiba berdiri di depan Abi.

"mending lo sekarang pulang! gue seriusan lagi gak mau siapapun, apa lagi orangnya lo"

Sakit. Saka yang mendengarnya tentu saja merasa sedih. Daisy tidak mau mendengarkannya sama sekali.

"lo gak cinta sama gue Sy?" tanya Saka.

"dulu mungkin iya, sekarang gue ragu sama perasaan gue sendiri".

Saka menyesal kenapa tidak sedari awal ia jujur kepada Nara dan menolak permintaan Gerry.

Tapi tidak ada yang bisa di salahkan kecuali dirinya di sini. Semuanya ia yang memulai. Andai saja waktu dapat di putar kembali.

...

ak suka sad end 😘💅

paint without t [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang