ekschap 2

112K 4.5K 56
                                        

"mama! tadi Lily liat papa ngelokok lagi! telus papa kasih Lily pelmen bial Lily gak bilang ke mama, tapi pelmenna udah habis, jadi Lily kasih tau mama deh" Daisy berkacak pinggang mendengar aduan anak gadisnya.

"kakak tahu sekarang papa di mana?" Daisy memanggil Lily dengan kakak karena sebentar lagi gadis itu akan mempunyai adek.

Ya, gadis berumur 5 tahun itu akan menjadi seorang kakak. Benar ya, waktu cepat berlalu, itu kenyataannya.

Lily mengambil nafas panjang, "hum tau, papa di taman belakang lumah, tapi papa bilang kalo mamah udah tau kalau papa ngelokok mama jangan kesana dulu, soalna papa gamau mama kena asepna" gadis kecil itu langsung meraup udara sebanyak mungkin.

"dasar yah! bilangnya aja gak bakalan ngerokok! aku ngambekin satu hari aja langsung sok galau gitu pake ngerokok segala!"

Daisy menggeram sambil memeluk Lily, dirinya sedang mendiami Saka karena laki-laki itu tidak menuruti ngidamnya demi sebuah game.

Bayangin deh, siapa yang gak kesel coba? terus tadi apa? ngerokok di depan anaknya sendiri? astaga.

"kakak mau ikut mama ke papa gak?" Lily mengangguk, ia mengulurkan tangan pada Daisy, namun kandungan Daisy yang sudah besar dan tubuh Lily yang bukan bayi lagi membuatnya kesulitan.

"maaf ya kakak, kan di perut mama ada dede bayinya, nanti minta gendong papa aja ya?" Lily mengangguk, ia berjalan duluan sambil sesekali mengusap air matanya.

Daisy yang melihat itu terkekeh, belun lahir saja anaknya sudah cemburu pada adiknya, persis seperti dirinya dulu pada Kenzo.

Sampai di taman belakang, ia melihat Saka yang sedang berjongkok di depan bunga lavender sambil memetik dan membuang bunga itu ke tanah.

"heh! tangannya mau di gigit kah?!"

Saka berjengit kaget dan segera berbalik menyembunyikan tangannya, namun tak jadi karena putri kecilnya mendekati dirinya sambil terisak pelan.

Saka berjongkok kembali guna menyamakan tinggi badannya dengan sang putri.

"kakak kenapa, hm? kakak dimarahin mama ya?" Daisy melotot namanya disebut-sebut, mana difitnah pula!

Lily menggeleng, dengan pekanya Saka menggendong putrinya dan mengelus pundak putrinya, Saka benar-benar berubah.

"kenapa yang?" Saka bertanya tanpa suara pada Daisy yang masih memasang tampang sebal.

"dia itu jealous sama ini" Daisy menunjuk perut buncitnya, Saka memgangguk paham.

"Lily mau papa beliin mainan atau boneka apa engga?" Lily yang ada di gendongan Saka menggeleng pelan dan masih terisak kecil.

"Lily gamau main sama mama lagi, mama udah gak sayang sama Lily" Lily berbisik kepada Saka, namun Daisy masih mendengarnya.

"loh? kakak kok ngomongnya gitu? mama sayang kok sama kakak" Daisy mengusap punggung Lily namun gadis itu seakan tak mau.

Saka mengejek Daisy, ia menunjuk-nunjuk Daisy.

"hayo, hayo" Saka mengeluarkan kata tanpa suara, ia mengejek Daisy sampai istrinya itu sedikit kesal dan sedih karena Lily ngambek padanya.

"kamu tidur di luar!" Daisy membalas perkataan Saka tanpa suara, laki-laki itu menggeleng pertanda tak setuju, apa-apaan itu.

"kakak, mama sayang kok sama kakak, maafin mama ya?" Saka mencoba membujuk Lily, namun putrinya malah tertidur di bahunya.

"kecapean dia, bawa ke kamar aja, sekalian bawa barang-barang kamu ke kamar Lily! aku gamau tidur sama kamu! anak aku yang minta"

Saka yang mendengarnya hanya bisa melongo, mana bisa begitu!.

.....

Saka mengecup kening Daisy penuh cinta, ia berterima kasih karena wanita ini telah melahirkan anak kedua mereka.

Saka bersyukur Daisy masih memberinya kesempatan kedua.

Anak kedua mereka berjenis kelamin laki-laki, hanya mata yang mirip dengan Daisy, sisanya mirip dengan Saka, sama seperti Lily.

"ganteng, kaya kamu" puji Daisy sambil mengasih putranya ASI, telinga Saka mendadak merah mendengarnya, Daisy jarang-jarang loh memujinya seperti ini.

Diasy yang tau bahwa suaminya itu salting hanya tertawa kecil, "kamu udah nyiapin nama belum?" tanyanya selanjutnya.

Saka mengangguk mantap, "namanya Gama Sangkara"

....

TAMAT

Beneran tamat guyss, aku bingung kalau ada ekstra chapter... harus nambahin apa lagi gitu.

paint without t [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang