annoying

62.1K 4.3K 268
                                    


Malam ini Saka si menyebalkan itu tidak pulang seolah mengetahui akan ada masalah yang menimpanya.

"udah hampir jam 12, tapi Saka belum pulang, mana ayah sama bunda nungguin dia buat di mutilasi" Daisy sedari tadi terus meracuni otaknya untuk berfikir positif karena ia tahu Nara gadis yang nekat.

Gadis itu akan melakukan sesuatu yang benar-benar ia suka meskipun itu melibatkan orang lain.

"waduh gabisa-gabisa, apa gue cari Saka aja ya? apa tanya ke Gerry aja? ga! gue ga deket sama Gerry, terus gimana? minta Celos buat nyariin? ga! ide buruk" gumam Daisy sambil mengigiti kukunya.

"bentar deh, Abi tau ga di mana Saka? tapi ganggu gak sih kalau gue telepon jam segini? udah lah gak usah bikin repot aja"

Lelah dengan semua hal tidak jelas yang ia lakukan, Daisy memilih tiduran di ranjangnya karena kakinya pegal sedari tadi bolak-balik seperti baling-baling helikopter.

Merasa handphonenya berbunyi, Daisy melihatnya siapa tau ada kabar dari Saka, dan benar saja nama Saka langsung terpampang jelas di beranda chatnya.

"ini orang kenapa sih, sifatnya selalu gak ketebak" gerutu Daisy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ini orang kenapa sih, sifatnya selalu gak ketebak" gerutu Daisy.

Daisy memberitahu kepada kedua mertuanya bahwa Saka menginap di runah Ragas kali ini.

Sedangkan Daisy tengah menahan kesal mati-matian karena Saka tidak menjelaskan secara detail.

Cewek itu memutuskan tidur untuk menenangkan pikirannya agar lebih fresh saat bangun nanti, ia pun sudah penasaran kenapa Saka ingin menemuinya di taman besok pagi.

....

"gue, beneran pacaran sama Nara, Sy, hampir enam bulan sama lo gak bikin gue cinta atau pun ada rasa sama lo, tapi tenang aja gue bakalan tetep tanggung jawab sampe anak itu lahir, setelah itu kita hidup masing-masing sesuai perjanjian awal kita, dan mulai sekarang berhenti sok deket sama gue kecuali di depan ayah sama bunda, paham?"

Daisy terkejut, kenapa Saka begitu menyakitkan? Daisy tak tahu selama ini ia salah apa.

"apa yang udah Nara bilang ke lo? lo di hasut sama dia?" tanya Daisy.

"stop jelek-jelekin orang kalau lo gatau sifat asli mereka, gue siang ini mau pergi sama dia, bilang aja sama bunda kalau gue pergi nyari kerja atau apa terserah lo"
Saka pergi meninggalkan Daisy di taman sendiri.

Sejak awal mereka hanyalah sepasang manusia yang tidak saling mengenal dan terkena sebuah musibah, memang benar kesialan. Tapi, Daisy pikir Saka memiliki secuil rasa padanya, ternyata tidak, laki-laki itu benar-benar menyukai Nara, sudara tirinya. Daisy sungguh malang.

Ia telah layu.

....

Daisy singgah sebentar ke sebuah minimarket guna membeli minum karena tenggorokannya haus sehabis menangis berjam-jam di taman, semoga saja Berliana tidak mencarinya.

Kini cewek itu tengan duduk di kursi yang di sediakan di depan minimarket.

"permisi, saya boleh duduk di sini?" Daisy mendongak dan terkejut, sama seperti orang itu.

"ayah" gumam Daisy.

Daisy yang emosinya sedang naik turun memutuskan langsung pergi karena ia masih membenci ayahnya.

Ayahnya yang meninggalkan keluarga kecilnya tanpa sebab dan alasan yang pasti, dan karena ayahnya lah bundanya harus membanting tulang demi menghidupi dirinya dan Kenzo.

"Daisy tunggu ayah!! ayah mau ngomong sama kamu" laki-laki paruh baya itu mengejar Daisy yang cukup lambat berlari karena kandungannya yang sudah mulai membesar.

Daisy tak berhenti berlari sambil memegangi perutnya, ia berharap ada taksi lewat tapi ternyata tidak, Daisy berhenti sejenak untuk mengatur nafasnya, dan terkejut saat tangannya sudah di pegang oleh laki-laki paruh baya.

"jangan pegang-pegang!" sentak Daisy lalu melepaskan tangannya.

"ayah kangen sama kamu, sama Ken--"

"kita gak, kita bahkan gak pernah inget tentang ayah, udah ngomongnya? Daisy mau pulang" Daisy lengannya ditahan lagi oleh ayahnya.

"tunggu sebentar Daisy, ayah mau bicara sama kamu sebentar aja, duduk di sana ya? ayah gamau kamu nanti capek berdiri terus apa lagi kamu lagi hamil" Daisy mau tak mau menuruti perintah ayahnya untuk duduk di kursi halte, semoga saja dalam satu menit bus aksn lewat agar Daisy bisa menghindari ayahnya.

"apa? ngomong apa buruan" ujar Daisy malas.

"ayah kira kamu seumuran anak ayah, ternyata kamu udah nikah ya? kandungan kamu udah berapa bulan?" tanya ayahnya basa basi mungkin.

"umur aku masih 17 tahun, ayah tau? ini hasil perbuatan ayah, ayah yang dulu hamilin orang pas ayah tau bunda lagi hamil aku, liat kan yah? imbasnya ke aku, tapi aku gapapa aku ga masalah, hidup aku udah jauh lebih tenang tanpa ayah"

🌼🌼🌼

gambarnya ada kan? takut gd

betwe maap lama tidak apdet, karena watashi sibuk sekul dn banysk tugas

paint without t [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang