vote yuuu!!
...
Daisy memasuki pekarangan rumahnya sambil menenteng sepasang sepatu putihnya yang basah karena ombak pantai.
Mereka berdua benar-benar membolos sampai sore untuk pergi ke pantai dan tempat-tempat lainnya.
"wih dari mana lo?" Saka bersedekap dada sambil menyenderkan tubuhnya di pintu utama.
"dari mana aja gada urusannya sama lo, wlee" Daisy melewati Saka begitu saja membuat laki-laki itu menggeram tertahan.
"lo masak dong, bunda urusan biasa, bi Atun pulang kampung, gue laper" perintah Saka.
"lah lo kan abis jalan sama Ara-ara, masa iya setiap jalan sama dia lo gak makan" kesal Daisy karena tubuhnya sudah lengket dan ingin cepat-cepat mandi, tapi ia juga tak tega melihat Saka seperti anak kucing kelaparan yang mengikutinya kemana saja.
"ya udah lo duduk dulu kek!" perintah Daisy, dengan segera Saka duduk sambil memainkan game diponselnya.
Daisy mulai mengambil semua bahan dan memasaknya, 20 menit kemudian masakan itu matang dan ia menyajikannya untuk Saka.
"udah kan? gue mau mandi, ga usah manggil-manggil lagi" peringat Daisy.
"sana, lo emang udah bau dari tadi" ingin sekali Daisy melempar tasnya ke wajah Saka.
"bully mulu perasaan" gerutu Daisy sepanjang anak tangga.
...
"jadi lo hari ini bolos?" Saka tengah menginterogasi Daisy yang kini menatapnya jengah.
"udah gue bilang berkali-kali, gue ga bolos! gue cuman di kasih mandat sama Sagara buat nemein dia foto copy abis itu pulang deh" ujar Daisy 50% bohong, 50% jujur.
"mana ada sampe jam segini! boong kan lo? lagian foto copy masa ngebuat sepatu lo basah, gak mungkin kan tempatnya tiba-tiba banjir? lawak banget" tebak Saka sambil menoyor kepala Daisy, sudah ia bilang Daisy ini tidak pandai berbohong.
Daisy berdehem sebentar untuk mencari alasan.
"ya - ya tu sepatu tadi kesiram es sama bocil, makanya basah" alibinya lagi.
"kesiram es se ember ya?" Daisy menghembuskan nafasnya malas.
"lagian ngapain si? gue juga baru pertama kali bolos, lagian ini juga bolos terakhir gue," lirih Daisy mengingat waktunya hanya tinggal 2 minggu di sekolahan.
"loh ko mewek gini anjir" gumam Saka bingung, ia tak tau cara membuat gadis itu berhenti menangis. Saka bisa saja memeluknya, tapi tau kan, Daisy itu galak hehe.
"ga usah nangis, lagian lo masih bisa home schooling, gak mau lanjut juga gapapa gue tetep nerima lo meski ijazah lo cuma SMP doang kok" Daisy memukul dada Saka dengan cukup keras, laki-laki itu memang tidak pernah serius.
"kalau ga gue ikut temenin lo buat home schooling," imbuh Saka namun Daisy menajamkan matanya.
"ngapain?! alesan doang kan lo, pasti lo males sekolah kan?! gak boleh ya!! gue gamau lo kere nantinya, bisa-bisa gue tinggalin lo" ancam Daisy namun Saka justru tertawa.
"gue mah ga bakal melarat" sombong Saka.
"tapi kan bukan harta lo! itu harta ayah Arthur" sindir Daisy.
"iya deh iya" ucap Saka mengalah.
Daisy menatap wajah Saka dengan garang.
"gue tadi liat lo di lampu merah bareng Ara-ara!! gue ingetin ya, nolongin boleh! tapi ga usah skin ship anjir!! kesempatan banget tuh bocil atu" ucap Daisy blak-blakan, Daisy tidak menyukai kode-kode an agar Saka peka terhadap perasannya karena Daisy lebih suka mengungkapkannya secara langsung dari pada terlambat.
"ya gimana gue mau ngelarang, masa iya dia pegangan ke belakang" ucap Saka santai, bahkan kelewat santai, ia tahu Daisy sedang cemburu sekarang, dan itu sangat lucu di mata Saka.
Saka kemudian menggeleng pelan, apa-apaan pikirannya? Daisy tidak lucu, dan tidak akan pernah.
"lo kenapa geleng-geleng sendiri?" tanya Daisy karena perlakuan Saka menurutnya aneh.
Daisy teringat sesuatu, ia memukul kepala Saka sampai sang empu mengaduh kesakitan.
"lo kenapa tadi pagi ninggalin gue hah?!!" kesal Daisy, untung saja Sagara membayar semua makanannya tadi, jadi duitnya aman sedikit deh.
"oh, jemput Ara" mata Daisy menajam mendengarnya, tapi ia tak bisa marah pada Saka.
"kenapa?" lanjut Saka saat melihat Daisy hanya diam.
"ya, ya minimal tinggalin uang yang cukup kek! lo pikir 50 rebu cukup apa! "
.
.
.
🌼🌼🌼
votment yu!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
paint without t [end]
Teen FictionMarried By Accident? Hal itu tidak pernah terlintas dipikiran Daisy, apa lagi menikahnya dengan orang yang notabennya adalah musuh kita sendiri. Start : 19 September 2021 cover : Pinterest