truth

90.7K 6.1K 81
                                        

hayuu vote 💘!!!

...

Daisy bimbang, ia ingin menjauh dari Saka, namun selalu tidak bisa.

"lo marah sama gue?" Daisy menggeleng menanggapi ucapan Saka.

"terus kenapa lo ngehindarin gue?" Saka meminggirkan mobilnya lalu menatap Daisy.

"gada yang ngehindarin lo, lo nya aja yang ngerasa gitu" elak Daisy.

Saka hendak memeluk Daisy, namun gadis itu dengan cepat menghindar.

"udah gue duga, lo ngehindarin gue" Daisy mengusap keringat di dahinya, tanda ia berbohong memang sangat kentara.

"di bilang gue ga ngehindarin lo!" elak Daisy berkali-kali.

"tapi dahi lo keringetan" ciduk Saka sambil tersenyum penuh kemenangan.

"ya wajar lah, orang gue kebelet pup!" dusta Daisy.

...

Sore ini Daisy berjalan-jalan di taman kompleknya yang cukup asri. Daisy duduk di bangku putih yang menghadap ke air mancur kecil di tengah taman.

"gabut gini, gue ke rumah bunda kali ya? kangen juga sama Kenzo" gumam Daisy, fix, ia akan pamit dengan mertuanya untuk pulang ke rumah Aster.

Daisy memesan taxi lalu menuju alamat yang dipesannya.

17 menit kemudian Daisy sudah sampai di pekarangan rumahnya karena jalan sore ini tidak macet.

Daisy membuka gerbang rumahnya dan melihat motor milik adiknya yang baru dibeli bulan lalu terparkir rapi di garasi, kali ini ia berharap Kenzo tidak akan menghindarinya seperti kemarin-kemarin.

Pintu yang memang sudah terbuka membuat Daisy masuk begitu saja tanpa mengucapkan salam, astagfirullah haladzim, jangan di tiru ya guys.

Namun ketika sampai di dalam keadaan rumah ini ramai, berbeda dengan halaman yang cukup sepi, mungkin mereka semua adalah teman-teman Kenzo.

"Zo itu ada tamu" remaja laki-laki yang sepantaran dengan adeknya menyenggol lengan Kenzo yang sedang bermain game di ponselnya.

Kenzo pun menegok ke arah pintu lalu berbalik seperti semula.

"Zo, ka--"

"bunda ga di rumah, lo pergi aja temen-temen gue mau nginep" usir Kenzo membuat Daisy murung.

"kalau ga ke rumah Abi aja, temen-temen lo di sana tadi gue liat" Daisy tak menjawab lagi ia memutuskan untuk pergi ke rumah Abi, pasti Saka dan teman-temannya sedang ada di sana.

...

Teresa, Jenny, dan semua anggota Rajawali kecuali Saka berada di rumah Abi tanpa sepengetahuan Daisy.

Sebenarnya kedua teman Daisy itu tidak mengerti apa yang terjadi, mereka hanya disuruh datang dan mendengarkan semuanya.

"jadi? lo punya adek? terus urusannya sama kita apaan?" tanya Teresa pada Gerry.

"bener, gak guna kita di sini" imbuh Jenny.

"adek gue, dia penderita selfharm, dan juga kanker otak" atmosfer di ruangan sana mendadak berubah, ada yang bingung ada yang bersedih.

"gue mau lo berdua nemenin adek gue pas di sekolahan" jelas Gerry, saat ini adeknya menempati kelas 10 dan tidak memiliki banyak teman.

"kenapa cuma kita berdua? Daisy?" tanya Jenny.

"dia lagi hamil, bentar lagi juga bakalan homeschooling 'kan?" Teresa dan Jenny menggedihkan bahunya pertanda tidak tahu.

"intinya gitu ya Ter, Jen, gue minta tolong banget sama lo berdua, gue siap dah bayar lo berapa pun yang lo mau" ujar Gerry karena ia takut adiknya dibully.

"gue bukannya gak mau, tapi lo kan anggota Rajawali, masa iya ada yang berani ke adek lo, goblok amat si lo" jengah Jenny, karena pasti adeknya Gerry akan menjadi beban.

"justru karena itu, lo pada belum tau? Rajawali lagi ada masalah sama SMA Merah Putih" Teresa dan Jenny menggeleng tak percaya, kenapa mereka justru mengandalkan perempuan?

"tapi gue ga--"

"tinggal bilang iya, gue turutin permintaan lo" suara Ragas memotong perkataan Teresa, bahkan Teresa sampai menahan nafasnya.

"deal" Jenny melongo, padahal ia tidak setuju tapi kenapa Teresa langsung setuju begitu saja?

"gue bel--"

"permisi" Daisy sudah tiba di rumah Abi dan terkejut melihat kedua sahabatnya ada di sini.

"gue ga ikutan" gumam Celos dan Abi bersamaan.

"wih ada anak tetangga main nih" Abi berjalan menghampiri Daisy lalu menyuruh gadis itu masuk.

"ini ada acara apaan? kok pada ngumpul?" tanya Daisy sebenarnya tidak enak karena kesannya ia seperti menguntit mereka padahal ia tak di ajak.

"g- gue juga gatau! noh si Babi tiba-tiba chat ke gue, gue aja baru nyampe sini" jawab Teresa membuat Daisy sedikit tidak percaya, pasalnya Kenzo tadi bilang mereka sudah cukup lama di sini.

"oohh gitu ya" Daisy mengangguk mengerti, apakah ia punya salah terhadap mereka?

"eh Saka gak ke sini?" mereka semua bertatapan. Tatapan mereka sendiri membuat Daisy curiga karena tatapan mereka seolah-olah mengatakan 'lo aja yang jawab' Daisy jadi semakin yakin bahwa ia mempunyai salah.

"anu itu, si Saka anu--" ucapan Celos terhenti saat Saka dan gadis yang kemarin Daisy lihat datang sambil bergandengan tangan.

"d-dia siapa?" tanya Daisy sambil mencoba tersenyum.

"pacar gue, kenapa emangnya?" ujar Saka.

.
.
.
🌼🌼🌼

vote dong brow

paint without t [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang