.
.
.
🌼🌼🌼Daisy sedang menunggu Saka di roftoop, ya lebih baik ia bilang tentang masalah ini.
Laki-laki itu belum juga menampakan batang hidungnya, apakah kali ini ia akan di kerjai lagi?Daisy melirik jam di tangannya, sudah 15 menit ia menunggu, dan 10 menit lagi bel masuk akan berbunyi.
Tap.. tap.. tap
Langkah kaki perlahan memasuki indera pendengaran Daisy, ia yakin itu adalah Saka.
"ngapa lo ngajak kesini? udah gak tak--"
"gue hamil"
Hanya ada suara angin yang menanggapi ucapan Daisy.
"wahh wahh, gue gak nyangka cewe kaya lo bisa ngomong gitu ke orang yang ngincer kelemahan lo, seriusan lo hamil?" tanya Saka seolah-olah tak tahu.
"gue serius, lo gak usah pura-pura gatau" jengah Daisy.
"tapi lo tenang aja bakal gue gugurin" Saka mendongak menatap tajam Daisy, ia langsung mencekik leher gadis itu.
"apa? gugurin? coba bilang sekali lagi" tangan Daisy menggapai-gapai udara, tak tahu untuk apa, tapi ini sangat sesak, ia kesulitan bernafas.
"le - lepasin, Ka" lirih Daisy, mendengar nada bicara gadis itu Saka melepaskan tangannya lalu mencengkran bahu gadis itu kuat sampai kukunya memutih.
"emangnya lo yakin ini anak lo? bukannya lo sering ngatain gue murahan ya? kayanya sih bukan anak lo, jadi gak papa kalau gue gugurin" putus Daisy.
"jangan Sy, jangan digugurin" Daisy terkejut, ia pikir Saka akan setuju denga usulnya, apa lagi Saka sampai memohon seperti ini, apakah ia akan tobat?
"lo berani gugurin, gue jamin masa depan lo lebih hancur dari sekarang"
🌼🌼🌼
Daisy mengenggam erat tali tasnya, ia sudah mantap akan memberitahukan bundanya tentang hal ini.
Ia tak memikirkan hukuman atau apapun itu, ia hanya ingin bundanya tahu dan memaafkannya meskipun sulit.
Daisy sudah berdiri tepat di pintu kamar bundanya, ia jadi ragu, terbesit rasa takut di hatinya.
Setelah menghela nafas, akhirnya Daisy memutuskan untuk membicarakannya nanti saja, ia berbalik badan, namun pintu kamar itu sudah dibuka terlebih dahulu oleh Aster, bundanya.
"loh kakak? kakak mau ngomong sama bunda?" tebak Aster membuat Daisy mengangguk pelan.
"ya udah masuk aja!! kenapa gak masuk dari tadi sih kak" Aster menuntun Daisy masuk ke kamarnya dan duduk di sofa panjang.
Apakah kalian tahu yang dirasakan Daisy sekarang? tangannya sangat dingin, bahkan keringat terus mengucur deras dari dahinya, tanda bahwa ia gugup.
"a - aku mau ngomong, tapi bunda janji jangan marah ya" Daisy meremas-remas jarinya takut.
"ngomong aja kak, bunda gak bakal marah kok" ujar Aster sambil tersenyum, jujur di ajak berbicara oleh sang anak gadisnya adalah hal yang sangat ia inginkan.
"a - aku hamil" Daisy menangis saat tak mendengar jawaban dari sang ibu, ia tak berani menatap wajah ibunya, sudah pasti Aster kecewa.
"bunda tau," Daisy mendongak menatap Aster, bundanya sedang tersenyum namun Daisy tahu betul ada pancaran kecewa dari mata Aster.
"satu bulan ini kakak aneh, gak kaya biasanya, bunda lihat kakak muntah-muntah tapi bunda pikir kakak cuma kecapean, tapi bunda ngerasa ada yang aneh, misalnya kakak ga teriak-teriak pas PMS hari pertama, bunda pikir PMS kakak telat, tapi untungnya kakak jujur sama bunda, bunda gak marah kok, siapa yang hamilin kakak?" Daisy menangis tersedu-sedu, ia sudah terlalu mengecewakan Aster.
"m - maafin kakak!!" Aster terkejut saat Daisy mau menerima sebutan kakak dan langsung memeluknya, sudah sekian lama ia tak merasakan pelukan anak gadisnya.
"gapapa, cerita aja sama bunda" Daisy menceritakan semuanya termasuk Saka yang telah mengambil mahkotanya pada Aster.
Bahkan Daisy mengatakan untuk pergi keluar negeri sampai ia melahirkan dan bisa melupakan kejadian itu, namun Aster tidak setuju.
"kakak jangan egois ya? kakak tahu kan rasanya hidup gada ayah?"
Benar, hidup tanpa ayah sangat memberatkan, Daisy juga tidak mau anaknya lahir tanpa ayah, namun Saka tidak ada kepastian.
Laki-laki itu pergi setelah mengancamnya, tanpa mengatakan bahwa ia akan tanggung jawab.
.
.
.
🌼🌼🌼TBC
next????

KAMU SEDANG MEMBACA
paint without t [end]
Teen FictionMarried By Accident? Hal itu tidak pernah terlintas dipikiran Daisy, apa lagi menikahnya dengan orang yang notabennya adalah musuh kita sendiri. Start : 19 September 2021 cover : Pinterest