PROLOG

3.9K 208 61
                                    



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Tepuk tangan meriah ketika pasangan muda kerajaan tampil di panggung. Putra Mahkota menggandeng lengan Putri Mahkota yang tampak cantik meski perutnya membuncit dengan anak mereka di dalamnya.

"Visual mereka memang tidak main main." Komentar salah satu tamu di acara yang menghadirkan Putra dan Putri Mahkota itu, Ny. Hong.

Tamu lainnya yang juga orang penting dalam pemerintahan, Ny. Kang, mengangguk setuju.


Semua yang hadir disini adalah para bangsawan, pejabat negara dan keluarganya. Ini adalah kehadiran pertama Putri Mahkota sejak kehamilannya yang kedua ini. Keluarga kerajaan begitu menjaganya karena kabarnya, kehamilan yang ini adalah seorang Pangeran, jadi bagai dalam sangkar emas, Putri Mahkota dijaga dengan baik dan tidak mengikuti beberapa agenda kerajaan.


"Mereka terlihat sangat serasi sekali." Bisik Ny. Hong lagi, "senang melihatnya."

"Benar." Jawab Ny. Kang, tidak bisa menyangkal itu, "hanya putri Bae ini yang bisa mendampingi Seja."

"Ah, tidak juga. Kalau Wangseja dan Bin-Gung tidak berhubungan dari remaja, kurasa putrimu juga bisa mendapat kesempatan menjadi Putri Mahkota." Ucap Ny. Hong.

Ny. Kang tersenyum, "Seulgi? Dia terlalu tomboy." Jawabnya, "kudengar putrimu juga sudah pulang dari luar negeri?"

"Benar!" Ny. Hong berbinar binar ketika membicarakan putrinya, "Seungbin baru pulang kemarin. Aku akan membujuknya untuk kuliah disini saja. Seumuran dengan Seulgi kan?"

Ny. Kang mengangguk.

Ny. Hong mendesah, menatap pada Putri Mahkota yang berada di samping Putra Mahkota, "kalau keadaannya berbeda, bukan tidak mungkin putriku atau putrimu yang ada disana."

"Wangseja menutup kemungkinan itu setelah dia bertemu dengan Bin-Gung di Sekolah. Tidak akan ada yang bisa memisahkan ikatan semacam itu. Bahkan Raja pun harus menerimanya." Sahut Ny. Kang, "setidaknya, aku bersyukur mereka akan hidup saling mencintai. Di istana, hal seperti itu langka sekali."

"Benar." Ny. Hong mengangguk. Dan dia mengerutkan kening ketika melihat seseorang yang berpakaian kasual dengan jeans dan jaket serta topi baseball menutupi rambut pendeknya menghampirinya.

"Eomma!" Ucapnya setelah membungkuk untuk menyapa Ny. Kang.

"Kenapa pakaianmu?" Desis Ny. Hong. Pakaian itu tentu saja terlihat mencolok di tengah tamu tamu yang memakai Hanbok, gaun atau jas.

Anaknya itu menyengir.

"Ah, ini putra kembarmu ya? Seung ... kwon?" Rupanya ingatan Ny. Kang tajam sehingga masih ingat nama putra Ny. Hong yang baru ia sebutkan di awal pertemuan mereka tadi.

FADEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang