"Seungbin-aah."
Jisoo menoleh pada Joohyun, "ya, Mama?"
"Kau punya pacar?"
Jisoo menggeleng, "adik saya menyebalkan. Tidak bisa punya pacar karena dia mengintili saya kemana mana."
Joohyun tersenyum, "tapi ada yang kau taksir?"
"Entahlah. Eomma bilang untuk jangan mencari pacar karena dia yang akan menemukannya untuk saya."
"Aaah. Perjodohan kaum bangsawan ya."
Jisoo mengangguk angguk, "Eomma bahkan sudah menemukan satu calon untuk Seungkwon. Setelah itu pasti giliran saya."
"Lalu kau tidak keberatan dijodohkan?"
"Asal tampan sih rasanya tidak masalah."
Joohyun tertawa sambil mengusap usap perutnya, "tampan saja belum cukup, Seungbin-aah."
"Pilihan Eomma pasti dari kalangan Bangsawan juga. Jadi sudah pasti kaya." Ucap Jisoo yakin, "jadi saya tinggal menambah kriteria tampan saja."
Joohyun menatap Jisoo lembut, "itu juga belum cukup. Kau melupakan yang paling penting. Cinta. Kau harus mencintai orang itu dan dia juga harus mencintaimu."
Jisoo meringis, "rasanya terlalu serakah jika meminta cinta juga. Orang kan tidak ada yang sempurna."
"Ada." Ucap Joohyun yakin, "Seokjin ku sempurna. Aku mencintainya, dan dia juga mencintaiku. Sangat."
Jisoo menatap wajah Seokjin yang barusaja mengatakan kalau lelaki itu mungkin menyukainya. Ia lalu berpaling, "jangan main main, Jeonha."
"Aku berharap aku juga bercanda." Gumam Seokjin, "aku tidak suka melibatkan perasaan dengan wanita."
"Kalau begitu jangan. Ini hanya taktik anda untuk mendapatkan saya di tempat tidur? Salah satu rayuan anda kan?"
Seokjin mengangkat alis, "untuk apa aku merayumu? Untuk menidurimu? Kim Jisoo, aku tidak kekurangan wanita untuk kutiduri."
Mata Jisoo memicing. Brengsek! Putra mahkota sialan! Jisoo tidak tau mana yang lebih ia inginkan. Merobek mulut tajam Lee Seokjin. Atau justru ... mencium bibir itu sampai ia kehabisan nafas.
"Jangan samakan saya dengan jalang sialan itu!" Desis Jisoo marah "yang dengan bangganya menunjukkan dadanya yang penuh cupangan anda!"
Seokjin diam dulu, "Kau bertemu Sooyoung kalau begitu. Dia memang agak teritorial. Menganggap aku miliknya."
Jisoo mondar mandir dengan jengkel, "lalu apa?? Anda ingin menggantikan posisi Sooyoung dengan saya, Jeonha? Anda pikir saya akan merasa terhormat dan dengan senang hati menerimanya??"
"Sudah kubilang aku tidak mencari teman tidur lain!" Bentak Seokjin. Ia menunduk, memijit pelipisnya seolah bicara denga Jisoo membuatnya lelah, "ini salahmu!" Seokjin mengangkat wajahnya dan menatap Jisoo kesal, "kau bersikap seolah peduli pada Beomgyu, menyayanginya ... "
"Saya memang menyayanginya!" Potong Jisoo sengit.
"Hal yang tidak dilakukan orang lain!" Lanjut Seokjin, "bahkan aku sendiri!"
"Dia hanya ... anak kecil yang menanggung hal hal yang seharusnya tidak ia tanggung." Bisik Jisoo sedih.
Seokjin menelan ludah. Sungguh, berhadapan dengan Jisoo, ia seperti orang bodoh. Tangannya masuk ke kantung celananya sementara kakinya melangkah mendekati Jisoo.
![](https://img.wattpad.com/cover/286502993-288-k852606.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FADED
أدب الهواةKisah antara Putra Mahkota, Putri Mahkota, seorang Dokter, dan seorang Pengawal. Mereka terlibat cinta rumit yang terlarang. Rumit karena ... Tidak ada jalan untuk bersatu. Dan terlarang karena ... Taruhannya adalah nyawa.