Jimin menatap kedua gadis di depannya dengan tatapan lelah.
"Lepas." Ucapnya pada gadis pertama, Kang Seulgi.
"Tidak!" Geram Seulgi, tangannya yang menarik rambut lawannya mencengkeram lebih erat sehingga lawannya memekik nyeri dan ia mendapatkan balasannya berupa tarikan yang sama di rambutnya yang juga tengah dipegangi.
"Minatozaki!" Jimin menatap lawan Seulgi.
"Dia yang mulai duluan!" Minatozaki Sana, teman sekelas Jimin di kelas A mendongak menatap Jimin, "Jimin, kau juga lihat! Aku tidak bersalah! Cewek gila ini duluan yang menyerangku dan Aaaaahhhh ...."
"Ya aku menyerangmu duluan!" Seulgi menarik rambut Sana lebih keras sehingga gadis itu merintih. Seulgi tidak memedulikan rambutnya yang juga dijambak Sana. Kemarahannya lebih besar dari rasa sakitnya, "Itu akibat yang akan kau dapatkan kalau kau berani berani mencium Jimin! Brengsek, kurobek mulutmu sini!" Dalam satu gerakan cepat, Seulgi merunduk dan menyundul dagu Sana. Membuat gadis itu menjerit kencang dan melepaskan pegangannya pada rambut Seulgi dan Seulgi mendudukinya, menjambak rambutnya lagi.
Jimin melingkarkan lengannya di pinggang Seulgi, mengangkat gadis itu, memisahkannya dari Sana.
"Lepas! Lepas! Kau membelanya? Hah?? Keenakan kau dicium??"
"Itu tidak sengaja." Jimin kewalahan menahan Seulgi. Gadis ini tenaganya benar benar ...
"Tidak sengaja???" Mata Seulgi liar menatap Jimin, rambutnya awut awutan, "idiot mana yang akan bilang mencium pipi di dalam kelas kosong itu ketidaksengajaan??"
"Mau sengaja atau tidak, bukan urusanmu! Memangnya kau itu siapa? Pacar Jimin?? Kau kan sepupunya!" Sana, memegangi bibirnya yang berdarah karena sundulan Seulgi, angkat bicara dari posisinya yang masih setengah terbaring di lantai kelas yang dingin.
"Astaga, kau diam saja!" Gerutu Jimin.
Seulgi berteriak marah, mendorong Jimin, lalu menduduki Sana lagi, menarik rambutnya ke bawah, "urusanku! Semua yang menyentuh Jimin akan berhadapan denganku!"
Kedua gadis itu bergumul di lantai dan Jimin yang hendak memisahkan, terkena tendangan sehingga membuatnya meringis.
"Ada apa ini??"
Seorang guru masuk, berkacak pinggang melihat kekacauan itu.
Sana mengadu, mengatakan Seulgi yang menyerangnya duluan ketika ia dan Jimin tengah mengerjakan tugas kelompok. Dan Seulgi diam saja. Terengah engah. Hanya menatap Sana penuh dendam. Karena yang dikatakan Sana memang benar. Ia yang memulai perkelahian terlebih dahulu.
Sang guru menatap Jimin, meminta konfirmasi.
"Minatozaki yang memulai. Saya dan Kang Seulgi akan pulang sementara dia memaksa saya untuk tinggal. Jadi dia marah pada Seulgi dan menyerang Seulgi. Seulgi hanya membela diri dan saya berusaha melerai mereka." Jawab Jimin dengan ekspresi yang datar.
"Bohong!" Seru Sana, menatap Jimin, "YA! Park Jimin! Kau tau itu bohong!"
Sang guru menatap bergantian antara Jimin, Sana dan Seulgi. Dan ia mengangguk pada Jimin. Percaya pada ucapan murid teladan peringkat nomor satu itu.
"Sana, kelakuanmu ini ..."
Sana menjerit marah dan hendak menyerang Seulgi, tetapi Jimin menangkap lengannya dan menjauhkannya dari Seulgi.

KAMU SEDANG MEMBACA
FADED
FanfictionKisah antara Putra Mahkota, Putri Mahkota, seorang Dokter, dan seorang Pengawal. Mereka terlibat cinta rumit yang terlarang. Rumit karena ... Tidak ada jalan untuk bersatu. Dan terlarang karena ... Taruhannya adalah nyawa.