"Aku tau kalian itu berteman! Tapi tidak berarti kau mengikuti semua kegilaan Kapten!" Sembur Yuri.
Lisa, yang berdiri di hadapan Yuri hanya menatap wanita itu datar. Sementara Daniel yang juga berada di dekatnya diam saja.
"Apa yang kau lakukan ini bisa membuat kita semua mati!" Seru Yuri lagi.
"Lalu apa yang akan kau lakukan jika kau berada di posisiku tadi?" Tukas Lisa.
"Tentu saja menghentikannya!" Ucap Yuri kesal, "Menariknya kembali masuk kamar dan menguncinya di dalam!" Yuri mondar mandir dengan gelisah, "dengar, Agen Manoban! Bin-Gung mungkin akan membenci semua peraturan yang kita paksakan padanya untuk diikuti! Tapi itu adalah hal yang benar untuk di lakukan!"
Lisa mendesah, "ngomong sih gampang." Gerutunya pelan, "kau tidak lihat sih, bagaimana wajahnya ketika aku memergokinya mau keluar tadi."
"Tidak berarti kau meloloskan saja keinginannya!" Sambar Yuri, "kalau kau merasa segan untuk menghalanginya, harusnya langsung laporan padaku!"
Ini sudah jam tiga pagi dan Bin-Gung tidak ada di kediamannya. Yuri yang baru kembali dari berdoa bersama tetua, murka ketika mendapati Lisa meloloskan Seulgi keluar. Ia tau persis kemungkinan Seulgi ada dimana. Tetapi untuk menghampirinya langsung, ia segan juga. Karena bagaimanapun, pangkat Jimin ada diatasnya di sistem hirearki ini. Selain itu, Yuri juga menghindari keributan yang akan menarik perhatian orang lain selain dari kediaman Bin-Gung. Sementara Jimin tidak bisa dihubungi melalui ponsel.
"Seperti Kapten saja! Selalu menuruti keinginan Bin-Gung! Apa kau juga mencintainya??" Sembur Yuri lagi.
"Kuanggap itu pujian."
Yuri menoleh dan terkesiap. Lisa dan Daniel juga menoleh dan mereka langsung menunduk melihat Kapten mereka dan Bin-Gung tiba.
Mata Dayang Utama itu meneliti Seulgi dari bawah ke atas dan ia memegang belakang lehernya. Sudah mulai pening. Seulgi terlihat sama, tapi baginya yang mengenal gadis itu luar dalam, ia tau apa yang berbeda. Wajah Seulgi terlihat lelah tapi puas. Auranya berbeda dan Yuri jelas tau kenapa. Belum lagi bibir bengkak itu, dan rambutnya yang berantakan. Dan pakaian yang dipakainya yang jelas jelas bukan milik Seulgi, tampak kebesaran di tubuh mungilnya.
"Mama!" Yuri baru membuka mulut tapi Jimin mengangkat telapak tangannya, menghentikan Yuri.
Lelaki itu kemudian menoleh pada Seulgi dan suaranya melembut, "masuk ke kamarmu."
Tekanan darah Yuri naik mendengar Jimin bahkan terang terangan tidak bicara formal dengan Seulgi di hadapan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
FADED
FanficKisah antara Putra Mahkota, Putri Mahkota, seorang Dokter, dan seorang Pengawal. Mereka terlibat cinta rumit yang terlarang. Rumit karena ... Tidak ada jalan untuk bersatu. Dan terlarang karena ... Taruhannya adalah nyawa.