CHAPTER 34 : SWEET PEA

1.1K 137 151
                                    




Kepala Seokjin tersentak ke samping ketika sebuah tamparan keras diterima pipi kirinya.

"Beraninya kau!" Ratu menatap nyalang pada Seokjin.

"Ibu!" Sowon menarik lepas tangan Ibunya dari Seokjin dan Ratu beralih menatap Sowon.

"Kau juga! Sudah berani kau melawanku??" Tangan Ratu terangkat lagi dan Sowon memejamkan mata, siap menerima tamparan lainnya.

Tapi tamparan itu tidak pernah datang. Seokjin menahan tangan Ibunya yang terangkat.

"Jangan." Ucap Seokjin datar.

Ratu menyentak tangannya dan Seokjin melepasnya, membuat Ratu terhuyung dan Seokjin maupun Sowon tidak repot repot membantu Ibunya. Dayangnya lah yang tergopoh membantu Ratu.

"Kau ingin melihat Ibumu mati, hah??"

Seokjin menatap Ibunya datar, "ingin sekali."

Ratu terbelalak dan Sowon menarik tangan kakaknya.

"Tidak tau terimakasih!" Ratu berderap dan memukul dada Seokjin, "pikirmu karena siapa kau ada di posisi ini?? Kau tau apa yang sudah kulakukan untukmu??"

"Aku tidak pernah memintanya." Seokjin memegang pergelangan tangan ibunya, "seharusnya Ibu bertanya dulu padaku apa yang benar benar kuinginkan."

"Lalu jika aku bertanya apa jawabmu?? Turun tahta dan hidup dengan Bae Joohyun sebagai orang biasa?? Begitu??"

Seokjin menggertakkan giginya, "jika Ibu bertanya baik baik, aku bisa meyakinkan Joohyun dan kami mungkin akan bertahan sampai naik tahta! Tapi tidak! Ibu memilih membunuhnya dan memaksakan aku menjalani kehidupan yang kau inginkan!!"

Seokjin melangkah menjauhi ibunya, menarik Sowon bersamanya, "tapi semuanya sudah terjadi. Dan Ibu tidak bisa melakukan apapun. Aku sudah mundur dari posisiku, dan Sowon akan menggantikanku."

"Kau mengambil keputusan dengan sepihak!" Seru Ratu, "pikirmu Negara ini taman bermainmu??"

"Aku sudah bicara pada Perdana Menteri dan dia setuju. Publik juga mendukungku. Aku perlu fokus pada keluargaku."

Ratu tertawa, "kita tau itu omong kosong!"

Seokjin menatap dingin, "aku tidak peduli pendapat Ibu. Aku akan fokus pada Yeri dan Beomgyu. Berbeda denganmu, aku memanusiakan anakku."

Ratu bergetar menahan amarah, lalu ia menatap Sowon, "kau tidak akan bisa menangani ini!"

"Try me." Sahut Sowon, mengangkat dagunya.

"Apa kau yang memaksa ini pada Kakakmu?? Ingin kau naik tahta??"

"Mungkin. Aku kan anak Ibu. Siapa tau kita memiliki ambisi yang sama." Ucap Sowon, "bedanya, Ibu lebih suka mengatur di belakang sementara aku ingin menggunakan tanganku sendiri."

Seokjin menyembunyikan senyumnya. Memiliki Sowon sebagai sekutunya adalah keuntungan yang sangat besar.

"Wah, Sowon, jangan memberi Ibu ide." Seokjin melipat lengannya, "Ayah kita dalam bahaya. Jika Abamama meninggal dalam waktu dekat, kita akan tau siapa yang harus bertanggung jawab."

Seokjin bergeser, menghindari lemparan gelas tapi tak urung gelas yang menghantam dinding di belakangnya memberikan goresan di pipinya akibat pecahan yang meletik.

"Oppa!"

"Kau ... kau ..." Ratu bahkan tak sanggup  melanjutkan ucapannya.

"Ibu sanggup melakukan apapun demi keinginanmu bukan?" Seokjin mengusap darah yang merembes di pipinya, dan ia menatap cairan merah itu, "bahkan menumpahkan darah keturunanmu sendiri. Ibu tidak keberatan membunuh Beomgyu saat itu demi menyingkirkan Joohyun."

FADEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang