Jisoo menunggu dengan bersemangat ketika kertas putih itu perlahan masuk ke dalam mesin printer.
"Oh, Son Sanggung." Dia menoleh sesaat mendengar suara di belakangnya, "hasil pemeriksaan Pangeran sudah keluar."
"Benarkah?" Tanya Seungwan, mendekat, "bagaimana?"
Jisoo menyambar kertas yang baru keluar dari mesin printer, "bagus!" Ia tersenyum pada Seungwan, "kita bisa langsung membuat jadwal untuk pengobatan!" Jisoo menyiapkan map dan memasukkan dokumen itu kesana.
"Aku akan langsung menemui Wangseja."
"Sekarang?"
"Ya! Sekarang!" Sahut Jisoo, "aku tau dia ada di istana Timur. Aku melihatnya tadi. Sampai nanti, Son Sanggung!" Jisoo melesat pergi, meninggalkan laptopnya yang terbuka.
Terengah, Jisoo memasuki daerah Paviliun Putra Mahkota. Ia melangkah dengan bersemangat, tersenyum pada beberapa Agen yang membiarkannya masuk karena ia dokter Pangeran. Tapi di serambi depan, ia dihadang Jimin.
"Seja di dalam?" Tanya Jisoo, "aku membawa laporan hasil pemeriksaan Pangeran."
"Tinggalkan pada saya. Akan saya sampaikan." Jimin membuka telapak tangannya tapi Jisoo tidak menyerahkan dokumen itu.
"Aku harus menemui Seja langsung. Ada yang ingin kudiskusikan dengannya. Mengenai prosedur pengobatan Pangeran."
"Saya khawatir anda harus kembali nanti, dokter. Seja ada tamu."
"Akan kutunggu."
"Seja akan menemui anda di Paviliun Pangeran. Silahkan anda kembali terlebih dahulu." Ucap Jimin. Mengusir secara halus.
Jisoo menatap Jimin curiga. Lalu ia melirik ke pintu depan yang terbuka dan Jimin menggeser tubuhnya. Menghalangi tatapan Jisoo. Ia maju selangkah membuat Jisoo mundur. Cara efektif untuk memblokir Jisoo.
"Saya akan menyampaikan pesan anda pada Seja, dokter."
"Siapa tamu Seja?"
Jimin tersenyum, "saya rasa, anda tidak berhak untuk tahu." Jimin menekankan tangannya ke tembok, menyatakan dengan jelas bahwa Jisoo tidak boleh melewati batas ini.
"Baik. Nanti malam. Kutunggu. Kalau tidak, aku akan menerobos masuk kamarmu."
Jisoo dan Jimin bertatapan mendengar suara itu. Lalu Jisoo hendak mendorong Jimin tetapi Jimin kembali menekankan tangannya ke tembok untuk menghalangi Jisoo. Jisoo berdesis marah pada Jimin.
"Sampai nanti malam, Oppa."
Wanita itu kemudian muncul. Wanita cantik yang tinggi seperti model. Dia mengangkat alis pada Jimin dan Jisoo lalu tersenyum meremehkan, "Kapten, Seja akan bersamaku nanti malam. Tolong ... " ia melirik Jisoo dan mendenguskan tawa kecil, "singkirkan serangga pengganggu." Ucapnya sebelum melenggang pergi.
Belum pernah Jisoo merasakan kemarahan yang membuatnya ingin mencekik seseorang seperti yang ia rasakan pada wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FADED
Fiksi PenggemarKisah antara Putra Mahkota, Putri Mahkota, seorang Dokter, dan seorang Pengawal. Mereka terlibat cinta rumit yang terlarang. Rumit karena ... Tidak ada jalan untuk bersatu. Dan terlarang karena ... Taruhannya adalah nyawa.