Kedatangan Jimin ke Daegu hari itu nyaris sia sia.
Dari semua orang yang dia ajak mengobrol, tidak ada yang tahu lagi tentang soal keluarga Hong. Mereka bahkan takut membicarakan tentang keluarga Hong karena predikat tersangka itu. Jadi tidak ada apa apa lagi yang ia dapatkan. Rumah mereka yang besar kini juga sudah tidak terawat. Rusak disana sini.
Dan ketika Jimin berdiri di depan pusara Hong senior, ia bertanya tanya apakah ia mengejar ekor yang salah? Kedua Hong bersekolah di Amerika dan baru pulang hari itu. Dan untuk apa mereka terlibat kasus di hari pertama mereka tiba dari luar negeri? Dan saat itu mereka baru lulus SMA. Seusianya. Apa yang bisa remaja seperti mereka dapat lakukan? Motif apa mereka nembawa Bin-Gung? Bagaimana mereka bisa mengorganisir orang orang terlatih yang bisa melawan Secret Service Bin-Gung saat itu?
Juga ... rencana untuk menjodohkan Seulgi dengan anak Hong itu. Keluarga Kang sangat berhati hati. Tidak mungkin mereka memilih keluarga sembarangan. Jadi Jimin bisa menyimpulkan kalau keluarga Hong ini seharusnya bersih. Sampai tiba tiba meledak kasus ini.
Dan Jimin hanya tiba di satu kesimpulan. Tempat yang salah, waktu yang salah.
Lalu kenapa mereka lari? Mengaburkan keadaan dengan menyarukan kembar mana yang bersama Bin-Gung. Karena Seja mengamuk saat itu? Mereka berusaha menyelamatkan dua anak mereka?
Jimin tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Hong senior sudah mati sehingga ia tidak bisa bertanya pada mereka. Dan kembar Hong itu ... entah masih hidup atau mayatnya membusuk dimana.
Berjongkok, Jimin mengulurkan tangan, menyibak rerumputan yang tumbuh liar dan subur. Senyumnya bermain di bibirnya ketika tangannya memegang kelopak kelopak bunga yang menghitam dan kering.
Bekas seseorang berziarah. Ada yang datang kesini meski sudah lama sehingga bunga yang dibawanya sudah membusuk.
Dan Jimin punya tebakan bagus itu siapa.
Jimin menegakkan tubuh kembali. Otaknya berputar. Keinginannya sih, mengintai tempat ini sampai salah satu Hong itu muncul. Tapi ia juga tidak bisa meninggalkan posnya lama lama. Ia tidak ingin mengambil resiko meninggalkan pengamanan Seulgi terlalu lama. Meskipun ada Jaebum, rasanya tidak akan sama seperti menjaga Seulgi dengan tangannya sendiri.
Dan dia sudah berjanji pada Seulgi untuk pulang hari ini karena ia sudah pergi selama dua hari sejak Seulgi meneleponnya kemarin. Setelah mengecewakan Seulgi dulu, Jimin berniat untuk tidak pernah mengingkari janji pada Seulgi lagi.
Mungkin dia akan mengirim Agen lain untuk mengawasi tempat ini. Dan bandara.
Dengan pemikiran itu, Jimin berbalik meninggalkan pemakaman.
Dan bersyukur ia menghabiskan banyak waktu untuk berfikir. Karena yang ia dapati ketika hampir menjalankan mobilnya adalah tak lain dan tak bukan adalah Hong Seungkwon yang turun dari taksi.
"Sudah kubilang aku akan mengenalimu, boy." Gumam Jimin. Memperhatikan lelaki itu.
Lelaki itu berdiri diam seperti sedang menunggu seseorang.
"Kakakmu?" Tebak Jimin. Wah tak disangka perjalanan ini akan memberinya jackpot. Ia mengelus pistol di pinggangnya dengan sayang. Sudah tak sabar ingin menggunakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FADED
Fiksi PenggemarKisah antara Putra Mahkota, Putri Mahkota, seorang Dokter, dan seorang Pengawal. Mereka terlibat cinta rumit yang terlarang. Rumit karena ... Tidak ada jalan untuk bersatu. Dan terlarang karena ... Taruhannya adalah nyawa.