CHAPTER 32 : ZINIA

1K 135 98
                                    



Jimin terlempar menabrak meja dan dia menggeliat, jatuh ke lantai. Tapi segera bangkit lagi. Matanya selalu tertuju pada pistol di tangan Hanbin.

"Apa apaan ini? Park Jimin menjadi lemah?" Ejek Hanbin.

Bukan. Bukan Jimin yang menjadi lemah. Tapi mereka adalah teman latihan selama bertahun tahun sehingga semua gerakan Jimin terbaca. Jika ada yang mengenal kemampuan Jimin dengan baik, itu adalah Kim Hanbin.

Jimin langsung menyerang Hanbin dan Hanbin meladeninya. Fokus Jimin adalah, jangan sampai Hanbin menggunakan pistolnya lagi. Karena Hanbin adalah penembak jitu yang lebih baik darinya. Dia akan tamat segera jika Hanbin berniat untuk menembaknya. Bukan tembakan main main seperti tadi.


Seulgi. Aku tidak boleh mati.


Jimin terhempas lagi dan kali ini ia tidak bisa menahan erangannya. Rusuknya seperti terbakar dan Jimin memperkirakan ada yang patah.

Hanbin tersenyum, "seharusnya kau menyetujui ketika aku mengajakmu bergabung."

Jimin tidak menjawab, bernafas pendek pendek karena tiap tarikan nafas terasa sakit. Dengan perlahan, Jimin menegakkan tubuhnya kembali.

"Dimana mantan pacarku tersayang?"

"Mati." Jawab Jimin pendek.

Hanbin mendesah, "sayang sekali. Aku merindukannya."

"Dimana Kang Seulgi?"

"Siapa Kang Seulgi?"

"Wanita yang kau bawa kemari!" Jimin menggertakkan gigi.

Hanbin mengerutkan kening, "aahhh." Ia mengangguk angguk, "Putri Mahkota maksudmu?"

"Aku bersumpah jika kau menyentuhnya .... "

"Woah, tunggu Jimin!" Hanbin mengangkat tangannya, "kau berkata seolah tidak mengenalku saja! Aku hanya melakukan apa yang diperintahkan tuanku. Dia menyuruhku membawanya kesini, jadi aku membawanya kesini. Aku ini patuh pada perintah."

Jimin mengambil nafas panjang yang terasa seperti tikaman belati di dadanya. Mengingat ucapan Lisa bahwa Seulgi dipukul dan pingsan saat di bawa, "bebaskan dia. Tujuannya aku kan? Aku sudah disini. Jadi lepaskan Kang Seulgi."

"Tahan Park Jimin. Tahan Putri Mahkota." Sahut Hanbin, "perintahnya jelas, Jimin."

"Dia bukan Putri Mahkota! Dia kekasihku!" Teriak Jimin.

Hanbin menatap Jimin menilai, "jadi dia yang membuatmu tidak ingin bergabung denganku?" Hanbin melirik ke arah salah satu kamar dan darah Jimin seolah membeku. Dapat membaca apa yang Hanbin fikirkan sekarang.


Hanbin akan menggunakan Seulgi untuk membuat Jimin tunduk.


Jimin berteriak, berlari dan menubruk Hanbin sebelum Hanbin dapat bergerak. Keduanya jatuh ke bawah dan pistol Hanbin terlepas dari tangannya. Jimin sudah tidak mempunyai pistol sejak Hanbin melumpuhkannya di awal tadi.

Jimin menduduki Hanbin, ia menarik baju bagian depan Hanbin, lalu mengantamkan tubuhnya ke lantai, "Jangan. Menyentuh. Kekasihku!"

Hanbin tertawa walau Jimin kembali menghajarnya. Ia mengunci otot ototnya lalu melempar Jimin sekuat tenaga sehingga Jimin terlempar ke samping dan menabrak lemari.

"Menyedihkan. Kau melemah karena seorang wanita." Hanbin bangkit dan menghampiri Jimin lagi.

Jimin berguling lalu bangkit dan menarik jatuh lemari, sehingga lemari itu menindih Hanbin. Dan ia langsung menatap pintu yang ditatap Hanbin tadi. Seulgi disana.

FADEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang