Bola mata Taehyung membelalak ketika tubuh kakaknya memeluknya. Tangan kecil Jisoo mengambil alih belati di tangannya. Yang sudah menggores perut Jisoo dan merobek bajunya. Taehyung menatap ke bawah dan bersyukur itu hanya goresan karena Taehyung buru buru menarik tangannya ketika dirasakan Jisoo meraihnya.
"Katakan! Apa kau yang menyerang Bin-Gung beberapa waktu lalu di tepi sungai Han?" Bisik Jisoo
"Bukan!" Sanggah Taehyung tegas.
Jisoo menghembuskan nafas lega. Kemudian mengurai pelukannya, menutupi bajunya yang sobek di perutnya dengan lengannya sendiri. Ia melirik Seokjin yang masih menatapnya dari kejauhan. Ekspresi lelaki itu keras.
Jisoo menoleh pada Taehyung lagi, "jangan lakukan apa apa atau aku akan mati! Jika kau melukai Putri atau siapapun, maka aku akan mengakui bahwa itu perbuatanku!"
Taehyung mendesis, "kau tak akan berani!"
Jisoo menoleh sedikit mendengar Yeri memanggil Ayahnya. Lalu ia menatap Taehyung lagi, "lakukan saja! Maka kau akan sebatang kara di dunia ini! Aku akan menebus semua dosa dosaku dan menghadap orangtua kita!"
Jisoo melirik pada Seokjin yang kini mengalihkan perhatiannya pada Yeri. Di belakang lelaki itu, ada dua agen yang siaga mengawal. Taehyung tidak akan bisa macam macam. Melirik ke atas, tempat Jimin mengintainya dan tidak apa apa disana. Aman. Taehyung aman.
Maka, Jisoo melempar tatapan sedih terkhir pada Taehyung, lalu segera pergi dari situ.
*
Menggendong senapan di punggungnya, Jimin melompati dua anak tangga sekaligus. Tapi melambatkan langkahnya ketika dirasakannya ponselnya bergetar. Ia berhenti, mengangkat panggilan itu.
"Apa maksudmu menunjukkan itu padaku?"
"Maaf?"
"Kau membuatku melihat Kim Jisoo memeluk Arsitek itu. Kenapa?"
"Saya tidak mengerti maksud anda, Jeonha." Jawab Jimin halus.
"Jangan bicara omong kosong!"
Jimin memainkan lidah di bagian dalam mulutnya, "hanya ingin anda berhati hati, Jeonha. Kim Jisoo mungkin bersikap manis pada anda. Tapi dia bersikap manis juga pada lelaki lain."
Seokjin mendengus. Lalu mematikan koneksi.
Jimin tersenyum samar. Ia mendapatkan dua keuntungan dengan aksi nekatnya membuat Yeri menjadi umpan. Tapi sepadan. Lagipula, beberapa Agen berjaga dengan tersembunyi dan tidak akan terjadi hal buruk pada Yeri. Itu sepadan dengan apa yang Jimin dapat. Ia menunjukkan pada Jisoo bahwa Jimin dapat dengan mudah menghabisi dia atau Taehyung jika berani macam macam dengan apa yang Jimin jaga. Selain itu menunjukkan pada Seokjin, bahwa tidak enak hanya dengan menjadi penonton saja. Ada beberapa hal yang diluar kuasa Seokjin, tidak peduli dia adalah Putra Mahkota.
Jimin bisa memainkan permainan ini dengan sama kerasnya dengan Seokjin.
Apalagi jika memikirkan bagaimana reaksi Seokjin bila ia tau mengenai dua Hong itu.
Jimin tidak ingin ambil resiko untuk Seulgi-nya. Seokjin bisa saja mengamuk lagi dan akan ada akibatnya untuk Seulgi, orang disisi Putra Mahkota. Maka lebih baik menghilangkan apapun yang mungkin terjadi diantara Seokjin dan Jisoo. Toh Kim Jisoo tidak akan bisa mengkonfirmasi kesalah pahaman yang sengaja Jimin ciptakan untuk ditelan Seokjin. Jisoo memeluk Taehyung, itu bagus sekali. Diluar ekspektasi Jimin, tapi itu benar benar bagus.

KAMU SEDANG MEMBACA
FADED
FanfictionKisah antara Putra Mahkota, Putri Mahkota, seorang Dokter, dan seorang Pengawal. Mereka terlibat cinta rumit yang terlarang. Rumit karena ... Tidak ada jalan untuk bersatu. Dan terlarang karena ... Taruhannya adalah nyawa.