Kim Yerim membuka matanya dengan perlahan. Membangun kesadaran yang perlahan lahan mulai terbentuk sementara sebagian otaknya masih memikirkan tentang sisa sisa mimpinya. Yerim bergerak untuk berbaring miring, memeluk bantal guling sambil masih termenung, seolah setengah kesadarannya masih tertinggal di alam mimpi.
Ponsel yang terletak di nakas di samping tempat tidurnya mengeluarkan suara denting pelan. menunjukkan panggilan masuk dari 'Hoseok Sunbae.' Yerim menggangkat panggilan itu.
"Hallo." Ucapnya serak.
"YA! Kau masih tidur??"
Yerim menjauhkan ponsel dari telinganya, "pagi pagi sudah ngegas, Sunbae."
"Bagaimana tidak ngegas!! Ini hari pernikahan Jimin dan Seulgi! Sejam lagi kita harus sudah gedung dan kau baru bangun tidur?? Aku sudah akan jalan ke rumahmu!!"
Yerim melirik jam kecil di nakas, oh benar. Ia bangun kesiangan.
"Yasudah aku mandi dulu."
"Kalau aku sampai rumahmu kau belum siap, kutinggal kau!!"
"Iya iya! Kalau kau terus memarahiku, aku tidak mandi mandi ini!"
Hoseok menggerutu, tapi lalu ia mematikan ponsel dan Yeri turun dari tempat tidurnya untuk menuju kamar mandi dan bersiap.
Hoseok sudah senewen ketika Yerim akhirnya membuka pintu penumpang dan duduk di sisi Hoseok. Lelaki itu sudah membuka mulutnya untuk mendamprat tapi Yerim langsung menukas, "jalan, Sunbae. Nanti kita makin terlambat."
Hoseok menggerutu sambil menjalankan mobilnya.
Sepanjang jalan, Hoseok mengomeli Yerim. Tapi Yerim seolah ada di dunianya sendiri. Ia menatap keluar jendela. Pikirannya jelas tidak berada di dalam tubuhnya. Melayang kemana mana. Mungkin berada di dimensi lain. Kehidupan lain. Yang seperti ia lihat semalam.
Sehingga ia terkejut ketika tangan Hoseok menempel di keningnya. Yerim menoleh, "apa?"
"Tidak panas." Hoseok menarik tangannya dan menempelkannya di keningnya sendiri, "kenapa sih kau? Seperti kena cuci otak begitu. Planga plongo saja." Ucap Hoseok, "jangan kebanyakan bengong. Ayam tetanggaku mati karena bengong tau! Tapi itu sih karena dia bengongnya di tengah jalan raya." Hoseok tertawa, "lucu juga jokes yang ini. Aku harus berterimakasih pada Seokjin Hyungnim untuk yang ini."
Yerim menoleh mendengar nama itu. Bibirnya tersenyum.
Hoseok meliriknya, "nah, kan kau senyum senyum sendiri. Serius sudah sinting?" Tanyanya, "jangan sekarang dong! Tunggu sampai selesai acara!"
Yerim tertawa. Dan Hoseok ikut tertawa bersamanya.
"Aku mimpi aneh semalam." Ucap Yerim setelah mereka berhenti tertawa.
"Mimpi basah?" Cengir Hoseok.
Yerim mendelik dan Hoseok terkekeh. Lelaki itu tidak pernah menganggap serius apapun.
"Mimpi apa?" Tanya Hoseok.
Yerim tersenyum, mengingat lagi mimpi yang seperti film yang berputar di benaknya, "percaya adanya kehidupan yang lain tidak, Sunbae?"
"Kenapa? Kau memimpikan kehidupanmu yang lain?"
Yerim mengangguk.
"Mungkin kau sedang lelah dengan kehidupanmu yang sekarang. Jadi kau memimpikan kehidupan lain. Seolah kau ada disana. Melarikan diri dari kehidupan yang ini." Ucap Hoseok. Meskipun jarang bersikap serius, sekalinya bersikap serius, Hoseok benar benar serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
FADED
FanficKisah antara Putra Mahkota, Putri Mahkota, seorang Dokter, dan seorang Pengawal. Mereka terlibat cinta rumit yang terlarang. Rumit karena ... Tidak ada jalan untuk bersatu. Dan terlarang karena ... Taruhannya adalah nyawa.