Mata Jisoo bertemu dengan mata Seokjin dan punggungnya dingin melihat mata itu begitu tajam seolah menusuknya. Tubuhnya bersentuhan dengan tubuh Seokjin, menimbulkan perasaan tidak nyaman.
"Darimana kau tau Bin-Gung tertembak di rusuknya?? Jawab aku, Kim Jisoo!"
Darimana dia tau? Karena Jisoo menekan lubang itu dengan tangannya sendiri. Berusaha menghentikan pendarahannya. Tapi gagal karena satu tembakan lain mengenai perutnya.
Tapi jelas, ia tidak akan mengatakannya pada Seokjin.
"Hanya ... hanya mengira ngira ... Jeon...ha." Jawab Jisoo terbata.
Seokjin tidak bergerak dari posisinya. Tangannya yang membelenggu pergelangan tangan Jisoo masih berada di atas kepala gadis itu.
"Kondisi Pangeran ... hanya bisa disebabkan oleh kerusakan saat kehamilan terjadi karena Bin-Gung maupun anda tidak punya kelainan jantung bawaan dan USG terakhir Bin-Gung juga tidak mendeteksi adanya kelainan." Suara Jisoo bergetar, "jadi itu hanya bisa terjadi karena ... insiden itu."
Mata mereka tidak pernah lepas satu sama lain dan seolah Jisoo sudah melihat terlalu jauh melewati mata Seokjin. Lukanya ... terlihat. Bagaimana pedihnya yang Seokjin rasakan meski kejadian itu sudah lama berselang. Dan Seokjin berpaling. Membuang tatapannya kesamping.
Jisoo bisa melihatnya. Lapisan bening di bola mata Seokjin. Tenggorokannya yang bergerak gerak.
Mama ... kau benar. Seja ... mencintaimu.
Seokjin melepaskan tangan Jisoo dan ia mundur. Sesaat hening, hanya suara nafas Jisoo yang terdengar masih tersengal. Sementara Seokjin masih berusaha mengendalikan dirinya.
"Ayo ... " Seokjin berdehem untuk mengembalikan suaranya yang terpecah, "ayo kita temui Pangeran."
Dan untuk sesaat, Jisoo hanya memandangi punggung Seokjin yang lebar sebelum pada akhirnya ia mengikuti langkah Putra Mahkota itu.
*
Son Seungwan, Dayang Pangeran tersenyum ketika melihat Seokjin datang. Ia membungkuk, "Jeonha." Tatapannya beralih pada Jisoo dan ia menunduk juga, "dokter Kim."
Jisoo balas tersenyum, tapi ia langsung mengarahkan tatapannya pada Pangeran.
"Beomgyu." Panggil Seokjin.
Sang Pangeran, Beomgyu, menoleh dan tersenyum cerah melihat ayahnya, "Ayah!"
"Sedang apa?" Tanya Seokjin, duduk di sebelah Beomgyu. Mereka berada di serambi Paviliun Pangeran.
"Noona, ah maksudku Son Sanggung memberiku tugas." Beomgyu menunjukkan buku tulisnya, "lihat! Susah sekali, Ayah! Bisa bantu aku?"
Seokjin melihat buku Beomgyu lalu mengrenyit, "Ayah juga tidak bisa mengerjakannya. Bagaimana kalau kita tanya Kim Seonsaengnim?" Seokjin menoleh ke belakang, pada Jisoo yang terdiam dan ia mengamati wanita itu seperti tertegun melihat Beomgyu. Lalu matanya yang indah berkaca kaca sedikit, seolah hendak mengeluarkan tangis.
"Kim Jisoo?"
Jisoo tersentak mendengar suara Seokjin memanggilnya. Dia mengerjap ngerjap, bertatapan dengan Seokjin yang mengangkat alisnya.
"Y-ya, Jeonha."
Seokjin menatap Jisoo untuk beberapa detik, lalu berpaling pada Beomgyu, "Gyu-yaa. Ini Jisoo Seonsaengnim. Dokter baru yang akan merawatmu."

KAMU SEDANG MEMBACA
FADED
FanfictionKisah antara Putra Mahkota, Putri Mahkota, seorang Dokter, dan seorang Pengawal. Mereka terlibat cinta rumit yang terlarang. Rumit karena ... Tidak ada jalan untuk bersatu. Dan terlarang karena ... Taruhannya adalah nyawa.