Kisah antara Putra Mahkota, Putri Mahkota, seorang Dokter, dan seorang Pengawal. Mereka terlibat cinta rumit yang terlarang.
Rumit karena ... Tidak ada jalan untuk bersatu.
Dan terlarang karena ... Taruhannya adalah nyawa.
Suasana hati Jimin tidak karuan sejak kembali bersama Seulgi ke istana. Ia kembali dalam mode Kapten nya. Mengurusi segala sesuatu yang kacau, menginterogasi Dayang Son yang hanya tertawa seperti psikopat ketika ia menanyakan dengan siapa wanita itu bekerja sama, menanyai dr. Kim yang terlihat linglung dan kacau, mengunjungi rekan rekannya yang terluka, dan menghadiri pemakaman yang tewas.
"Tahan Seja agar tidak membunuh Son Sanggung." Ucap Jimin pada Jaebum melalui ponsel. Seokjin sedang menginterogasi Seungwan sendiri di dampingi Jaebum dan Chanwoo.
"Yang penting Son Sanggung masih hidup kan? Tidak keberatan jika dia tidak utuh kan?"
"Jaebum." Panggil Jimin malas.
"Baik, baik! Kuusahakan." Gerutu Jaebum, "aku akan menemanimu saat kau disidang Menteri Pertahanan lagi, Capt."
"Tidak usah."
"Aku memaksa." Ucap Jaebum, "lagipula, Kapten Song mungkin akan datang dan aku ingin ada disana ketika kau bertemu dia."
Song Mino sedang mengawal Raja dan belum kembali. Jadi Jimin belum bisa mengkonfrontasinya. Sedangkan ia kembali dipanggil Menteri Pertahanan atas insiden di Bulguksa.
"Kenapa?" Jimin menyeringai, "ingin menahan agar aku tidak mengacau di depan para petinggi?"
"Tidak. Aku akan melindungi punggungmu ketika kau menembak Song Mino."
Jimin mendengus tertawa. Tapi lalu tawanya berubah menjadi helaan nafas tajam ketika sebuah mobil memasuki pelataran rumah duka dan mencari parkir di lahan yang paling jauh karena tempat parkir sudah hampir penuh.
Karena itu adalah mobil Song Mino.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Wah, sayang sekali Jaebum-aah. Kau ketinggalan. Bangsat itu datang kemari." Bola mata Jimin mengikuti pergerakan mobil itu sampai berhenti di salah satu lahan kosong yang agak jauh. Sungguh timing yang pas.
Jaebum mengumpat ngumpat.
"Sampai nanti!" Jimin mematikan koneksi. Lalu melangkah dengan langkah mantap mendekati mobil itu dimana Song Mino keluar dari sana diikuti beberapa orang dari tim nya.
Jimin melangkah dengan langkah yang panjang dan Mino sudah melihatnya. Menanti di depan mobilnya. Dan ketika sudah beberapa langkah lagi untuk Jimin sampai, Jimin mengambil dua langkah terakhir sambil berlari dan menendang Mino tepat di dadanya.