Dengan sigap, Byul Yi berdiri di depan Seulgi, tangannya siap dengan senjata, "mundur!"
Biksu itu tersenyum mengejek, "kenapa harus mundur?"
Pintu menjeblak terbuka dan Jiwon masuk, menembak biksu itu sehingga lelaki itu tersungkur.
"Saluran terblokir." Ucap Jiwon pada Byul Yi dan Yuri, di setelannya terdapat bercak darah, "gunakan saluran lokal. Kita diserang."
Byul Yi langsung memegang earpiece nya, mengganti saluran untuk berkomunikasi dengan rekan rekannya.
"Agen diluar sedang mengamankan perimeter. Kita harus menunggu di dalam."
"Kita punya tiga snipper kan?" Kejar Byul Yi, mengikuti Jiwon untuk mengecek ke jendela. Ia lalu mendekati mayat Biksu tadi dan melucuti senjatanya.
"Empat."
"Empat? Kapten kembali?"
Jiwon tidak menjawab, meneliti keadaan dan mendengarkan dengan seksama. Ia menoleh pada mayat Biksu, lalu memberi kode pada Byul Yi untuk mengawal Seulgi mengikutinya.
Ia memandu mereka untuk keluar dengan hati hati dan mencari jalur aman, menuju pintu keluar utama. Yuri di belakangnya dan Byul Yi paling belakang, mengapit Seulgi.
Terdengar beberapa tembakan dan seruan. Seulgi berusaha tenang, mengikuti langkah Yuri di depannya. Tangannya di genggam erat oleh wanita itu.
Jiwon berhenti lagi, membuat mereka semua berhenti. Ia menengok ke belakang, "jangan percayai siapapun kecuali rekan kita." Ucapnya pada Byul Yi, "sudah jelas mereka menyusup ke para biksu. Kita akan menunggu perimeter aman, lalu mengusahakan Bin-Gung keluar. Tunggu sampai para snipper membersihkan area."
Byul Yi mengangguk.
"Kita sudah meminta bantuan?" Tanya Yuri.
Jiwon menggeleng, "saluran disabotase. Penyusup memasang pengacau sinyal. Kita tidak bisa menghubungi istana baik itu melalui ponsel atau transmisi. Makannya aku beralih ke saluran lokal untuk berkomunikasi antar kita."
Mereka menunggu beberapa saat sampai suasana terasa sedikit sepi. Tidak terdengar lagi suara tembakan. Tapi ... justru lebih aneh karena harusnya ada Agen yang masuk untuk membentuk formasi lagi.
Jiwon berdiri. Ia dengan hati hati melangkah menuju pintu dan mengintip sedikit. Senjata siap di tangannya. Yuri juga mengeluarkan senjatanya.
Jiwon membuka pintu dengan perlahan. Matanya awas memindai kanan dan kiri. Melihat beberapa tubuh terkapar di pelataran kuil. Tapi tidak ada pergerakan berarti yang terlihat. Ia memberi isyarat tunggu untuk Yuri dan Byul Yi, lalu keluar dengan hati hati.
Dan sebuah peluru langsung menerjang dadanya, membuat ia terkapar berlumuran darah.
Suara teriakan terdengar di earpiece Byul Yi, "snipper itu penyusup! Mereka menembaki Agen!"
*
"Son Sanggung." Ucap Jisoo, matanya menatap pisau di tangan Seungwan, "maaf aku masuk tanpa permisi."
"Tidak sopan, dokter." Sahut Seungwan. Melangkah masuk ke kamarnya dan menyaksikan berkas berkas yang dikumpulkannya berserakan di lantai.
"Dimana Pangeran?" Tanya Jisoo.
![](https://img.wattpad.com/cover/286502993-288-k852606.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FADED
FanfictionKisah antara Putra Mahkota, Putri Mahkota, seorang Dokter, dan seorang Pengawal. Mereka terlibat cinta rumit yang terlarang. Rumit karena ... Tidak ada jalan untuk bersatu. Dan terlarang karena ... Taruhannya adalah nyawa.