Hari sudah malam ketika rombongan Putri Mahkota sampai di istana dan mereka langsung menuju Paviliun Putri Mahkota.
Paviliun Putri Mahkota berada di sayap kiri Istana, merupakan bangunan nyaman yang terdiri dari kamar pribadi Putri Mahkota, ruang tamu, ruang tengah, dapur dan kamar untuk Dayang. Bangunan ini terpisah dari bangunan lain tetapi tidak terlalu jauh jaraknya. Ada kolam dan taman di samping dan belakang Paviliun.
Sedangkan kediaman Putra Mahkota berada di istana Timur. Harus melintasi Balai agung tempat pertemuan Raja dan para pejabat jika Bin-Gung ingin menemui Seja di kediamannya. Pada masa lalu, Seja dan Bin-Gung tinggal bersama disitu sedangkan sejak dua belas tahun yang lalu, Seja membangun Paviliun baru untuk Putri Mahkotanya yang sekarang.
Seulgi sampai di depan Paviliunnya, lalu ia menatap ke arah istana Timur.
"Sudah terlalu malam untuk menemui Seja, Mama." Sahut Yuri, "anda juga harus beristirahat. Anda harus menemuin Baginda dan Yang Mulia Ratu besok. Seja juga akan mendampingi anda."
Seulgi berbalik menatap Dayang dan Pengawalnya, "sebelumnya, aku akan bicara dengan kalian dahulu."
"Ya, Mama."
"Aku tau aku disebut Putri Mahkota buangan, Putri Mahkota pengganti." Seulgi menatap pada Yuri, Byul Yi, lalu beralih ke yang lainnya, "tetapi aku masihlah Putri Mahkota. Benar bukan?"
"Benar, Mama."
"Jadi aku punya aturan dan kalian harus mengikutinya."
"Tentu, Mama." Sahut Yuri, menundukkan kepalanya, "tapi seperti yang anda tahu, kami juga berpegangan pada protokol. Dan yang paling penting adalah keselamatan anda."
"Hanya detail kecil saja, Kwon Sanggung." Ucap Seulgi.
*Sanggung : Sebutan untuk Dayang istana.
Seulgi menatap Byul Yi, "pertama, aku tidak suka Agen lelaki, jadi hanya Agen Moon yang akan mendampingiku." Ia menunggu ada yang membantahnya tetapi para Agen itu tetap diam, seolah sudah menduga ucapannya dan Seulgi menaikkan sudut bibirnya. Mungkin Kapten mereka sudah membekali mereka bagaimana menghadapi Putri Mahkota yang terbuang ini. Batin Seulgi.
"Tidak ada protes?" Seringainya, "wah, aku suka ini."
"Kami bisa menyesuaikan diri, Mama." Jawab Jiwon, "Agen Moon akan mendampingi anda di dalam istana sementara saya dan lainnya akan menjadi pelapis ketika diluar istana."
"Dan yang kedua." Seulgi menatap Yuri, "kau mungkin sudah tahu ini tapi aku akan mengatakannya lagi, aku tidak suka ditemani di kamar. Jaga batasan kalian. Aku aman di dalam Paviliunku, benar? Dan hormati privasiku." Seulgi mengedarkan pandangannya ke sekeliling, "jika aku merasa kalian melewati batas, aku tidak akan segan segan mengambil pistol kalian dan menembak Kapten kalian!"
"Kami akan menjaga jarak, Mama." Jawab Yuri tenang, "tapi jika ada keadaan darurat, maka keamanan anda adalah prioritas bagi kami."
Seulgi mengangguk, cukup puas, "sekarang aku akan istirahat. Selamat malam." Ucapnya sebelum masuk ke dalam Paviliunnya dan langsung menuju kamarnya.
Seulgi merebahkan tubuhnya ke kasur, merasa penat sekali dengan penerbangan selama empat belas jamnya. Meski begitu, ia tidak bisa tidur. Mungkin efek jetlag jadi ia harus membiasakan dengan waktu disini.
Tangannya mengelus sprei yang dingin. Akhirnya Seulgi kembali. Ke tanah kelahirannya. Paviliunnya terasa sama. Dibiarkan kosong selama ia pergi. Disini, ia memulai segalanya sebagai Putri Mahkota. Disini, ia menghabiskan malam malam dengan menangis, meratapi nasibnya. Di malam malam yang melelahkan setelah pelajaran yang harus dia terima sebagai Putri Mahkota, Seulgi melarang semua Dayangnya masuk dan menangis tersedu sedu, mengacak acak kasur, dan membanting semua barang.

KAMU SEDANG MEMBACA
FADED
FanfictionKisah antara Putra Mahkota, Putri Mahkota, seorang Dokter, dan seorang Pengawal. Mereka terlibat cinta rumit yang terlarang. Rumit karena ... Tidak ada jalan untuk bersatu. Dan terlarang karena ... Taruhannya adalah nyawa.