CHAPTER 8 : SNOWDROP

1.1K 150 76
                                    



Seulgi bergerak, memutari tubuh Jimin untuk melangkah pada Seokjin. Ia berkata tanpa menatap Jimin, "Kapten Park, tinggalkan kami!"

Tidak ada yang bergerak. Seokjin dan Jimin masih saling menatap.

"Kapten Park!"

"Saya tidak menerima perintah dari anda, Mama." Ucap Jimin, tanpa menatap Seulgi.

Seokjin menyeringai, "kau mulai bertingkah sesukamu? Lalu perintah siapa yang kau ikuti? Perintahku?"

Jimin tidak menjawab. Hanya menatap Seokjin tanpa gentar.

"Kalau begitu, bagaimana kalau aku memerintahmu untuk ma..."

"Oppa!" Seulgi menubruk Seokjin. Mencengkeram bagian depan baju Seokjin erat erat, "Oppa! Oppa!"

Seokjin menatap lurus pada Jimin, "ada yang ingin kau ketahui tentang hubunganku dan Bin-Gung? Tanyakanlah padaku. Mumpung aku sedang baik hati dan akan menjawab pertanyaanmu."

Seulgi menoleh ke belakang, "Tinggalkan kami, Kapten Park! Apakah kau tidak dengar??"

"Biarkan saja, Seulgi. Aku penasaran apa yang ingin ia ketahui. Dengan begitu, aku akan tahu harus kuapakan Kapten Park ini."

"Oppa!" Seulgi meraih kedua pipi Seokjin. Menariknya ke bawah dan ia menoleh ke belakang sedikit, "kau masih disitu?? Mau melihat aku mencium Seja??" Hardiknya.

Jimin menatap Seulgi nanar, lalu membuang muka dan melangkah pergi.



Seulgi memejamkan matanya, menyandarkan dahinya di dada Seokjin. Tangannya terkulai ke bawah dan tubuhnya melemas. Seokjin merengkuhnya. Tangan besar pria itu menggenggam tangannya yang gemetar.

"Kau menunjukkan kelemahanmu, Bin-Gung." Ucap Seokjin dingin.

Seulgi menelan tangisnya. Masih gemetar. Dalam satu tunjukan jari Seokjin, Jimin bisa saja mati. Dan Seulgi sadar, betapapun bencinya ia pada Jimin, Seulgi tidak menginginkan hal itu.

"Bukankah sudah kubilang, jangan perlihatkan kelemahanmu pada siapapun? Kelemahanmu akan dimanfaatkan untuk menghancurkanmu."

"Aku dan Park Jimin bersama sejak kecil, Oppa." Bisik Seulgi, "kumohon."

"Lalu kau akan memohon seperti ini pada setiap orang yang mengancam Park Jimin?" Seokjin memegang bahu Seulgi, memberi jarak sehingga ia bisa menatap mata Seulgi.

Dan Seulgi mengangguk tanpa ragu.

Seokjin tersenyum sinis, "orang orang lemah seperti kau dan Jimin, bisa dengan mudah dihancurkan dengan memanfaatkan kelemahan kalian."

"Maka aku akan memohon pada Oppa untuk menyelamatkan kami." Bisik Seulgi, "bukankah kau bilang aku boleh bergantung padamu? Bukankah kau menawarkan padaku untuk sama sama memberi keuntungan satu sama lain?"

"Aku membiarkanmu hidup disaat bisa membunuhmu dengan mudah. Itu harga yang kuberikan untuk ditukar dengan kesetiaanmu padaku."

Seulgi mengangguk, "tambahkan Park Jimin dalam perjanjian kita. Kumohon."

"Tidak semudah itu. Aku khawatir, kau harus kehilangan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu. Karena aku tidak bisa terus terusan menjaga janjiku padamu." Seokjin menghela nafas, "Ratu terus mendesakku ... untuk ... mempunyai keturunan lagi."

Seulgi kembali meremas kemeja Seokjin.

"Janji adalah janji. Aku tidak akan mengingkarinya. Tapi ... semakin sulit untuk menjaga janji itu."

FADEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang