CHAPTER 27 : CYCLAMEN

1K 142 140
                                    



"Kau terlambat." Ucap Seokjin dingin ketika Jimin muncul di ruangannya pagi itu.

Jimin mengangkat alis. Bahkan tanpa melihat jam pun dia tau dia tidak terlambat. Malah lebih cepat sepuluh menit dari seharusnya. Seokjin yang terlalu cepat. Tapi ia tidak akan menanggapi provokasi Seokjin ketika melihat wajah kusut Putra Mahkota itu. Kelihatannya Seokjin melewati malam tanpa tertidur.

Seokjin bangkit dari duduknya, "kerjamu apa saja akhir akhir ini? Asyik meniduri istriku sampai kecolongan begini??" Seokjin melemparkan sekumpulan kertas pada Jimin yang langsung menabrak dadanya dan jatuh berserakan.

Jimin melirik kebawah dan mendapati foto Jisoo dua belas tahun lalu, terbaring di Rumah Sakit sesudah prosedur Operasi yang menyelamatkan nyawanya. Ia menghela nafas. Sudah tau Seokjin akan menyerangnya.

Ingin sekali ia membalikkan ucapan Seokjin. Bahwa ia sudah memperingati dari awal. Bahwa ia sudah berniat menggali lebih jauh. Bahkan sudah membuat Seokjin melihat Jisoo bersama Taehyung yang akan membuat Seokjin salah paham. Berharap Seokjin akan mundur. Tetapi tidak. Seokjin justru terlibat makin jauh. Melibatkan perasaannya untuk Jisoo. Dan karena itu menguntungkan bagi Jimin, Jimin membiarkannya.


Meski tau suatu saat bom itu akan meledak dan sekarang lah saatnya.


"Kau sudah tau hal ini kan??" Seokjin menatap Jimin marah.

Jimin membungkuk, membereskan berkas berkas itu dan menyadari Seokjin sudah membobol arsip Rumah Sakit untuk menggali semuanya tentang Hong Seungbin.

"Ya, Jeonha. Saya sudah tau." Jawab Jimin sambil menegakkan kembali tubuhnya.

Wajah Seokjin memerah. Tangannya mengepal erat, "senang mempermainkanku??" Bisiknya dengan suara bergetar.

"Jika anda jatuh cinta dengan Kim Jisoo, itu bukan atas kehendak saya, Jeonha." Jawab Jimin tenang, "saya sudah memperingatkan anda dari awal, ingat?"

Urat di pelipis Seokjin berkedut kedut, "dengan cara membuatku salah paham dengan Kim Taehyung dan bukannya memberitahu hal yang sebenarnya??"

"Kim Jisoo memohon pada saya untuk tidak memberitahu anda."

"DAN DIA SIAPA SAMPAI KAU MENURUTI PERINTAHNYA??" Teriak Seokjin.

"Saya menyetujuinya karena itu menguntungkan bagi saya."

"Aku bisa saja membunuh kalian semua!" Seokjin menatap Jimin penuh dendam, "kau! Kim Jisoo! Kim Taehyung! Dan Kang Seulgi!"

"Silahkan. Kami tidak akan kehilangan apa apa selain nyawa kami. Tapi anda akan kehilangan segalanya." Sahut Jimin tidak gentar, "ingin saya yang membunuh Kim Jisoo? Sekarang juga bisa saya lakukan."

Tatapan itu bisa saja membunuh Jimin, tapi bagi Jimin, sudah tidak ada lagi yang membuatnya takut.

"Atau anda ingin membunuhnya dengan tangan anda sendiri?"

Jimin berkelit ketika Seokjin menerjangnya, pindah ke belakang punggung Seokjin. Seokjin berbalik dengan murka, "Sialan kau! Brengsek!"

"Anda harusnya bertanya kenapa saya membiarkannya tetap disisi anda, tetap di sisi Pangeran meskipun tau dia adalah Hong Seungbin."

"AKU TIDAK PEDULI!!" Gerung Seokjin, "WANITA SIALAN ITU SUDAH MEMBODOHIKU!" Seokjin menyerang Jimin lagi dan kembali, Jimin mengelak dengan mulus.

"Karena dia tidak bersalah, Jeonha. Dia dan adiknya tidak ada sangkut pautnya dengan dalang insiden itu. Dia justru sial karena terlibat."

FADEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang