PART 18. Nggak Mungkin!

24.5K 2.8K 7
                                    

Jatuh cinta..

Jatuh dan cinta. Alana belum mempercayai sepenuhnya kalau dia memiliki perasaan lain terhadap Dean. Gadis itu berasumsi kalau ucapan Dean yang kemarin membuat jantungnya berdegup, namun bukan berarti dia mencintai cowok itu, kan?

Pagi ini dia berangkat pukul enam agar tidak bertemu dengan Dean. Alana berencana menghindari cowok itu untuk sehari ini saja. Untuk membuktikan kalau ucapan Meyelsa semalam tidaklah benar. Dia tidak jatuh cinta!

Flashback on

"Emang gimana rasanya jatuh cinta?" tanya Alana.

Gadis itu menuang susu kotak ditangannya kedalam gelas. Sementara Meyelsa memotongi buah yang dibawanya. Dia ingin membuat rujak hari ini, tentu saja karena keinginan calon buah hati didalam perutnya.

"Ya setiap deket sama dia lo ngerasa beda." tutur Meyelsa.

"Beda gimana?"

"Lo kaya ngerasa nyaman, aman, tenang gitu. Terus perlakuan manis dia bikin jantung lo jedar-jeder."

Alana mengangguk faham. "Terus?"

Meyelsa menghentikan aktivitas memotong buahnya, kemudian menatap adiknya penuh tanda tanya.

"Lo jatuh cinta sama siapa sih?" tanyanya.

Gadis itu langsung gelagapan. "Gue cuma tanya! Bukan berarti gue lagi ngalamin!"

"Intinya lo nggak bisa hidup sehari aja tanpa dia." jawab Meyelsa mutlak.

"Bisa!" sergah Alana.

"Apanya?" Meyelsa mengerutkan kening.

Alana langsung nyengir kuda sembari menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia akan membuktikan kalau dia bisa hidup sehari saja tanpa Dean. Tidak akan sulit, kan?

Flashback off

Kelas masih sangat sepi. Mungkin jika Alana bisa melihat makhluk halus, ada banyak yang menemaninya saat ini. Dia mengambil jauh dari tempat duduk biasanya. Hari ini dia tidak akan duduk dengan Dean, tidak akan ke kantin dengan Dean, tidak akan melakukan apapun dengan Dean.

Namun sial, perkiraan Alana tidak tepat. Buktinya Dean sudah datang dengan nafas ngos-ngosan. Cowok itu menatapnya dengan pandangan kesal bercampur bingung. Dia menghampiri Alana dan menaruh tasnya disamping bangku gadis itu.

"Tumben berangkat pagi? Gue ke rumah lo, kata Bang Atha lo udah berangkat." papar Dean.

Alana hanya membalas dengan anggukan.

"Nih, gue beli dua didepan tadi." Dean menyodorkan batagor kearah gadis itu.

Alana melirik. Nampaknya batagor itu menggiurkan, apalagi dia belum sempat sarapan karena terburu-buru.

"Nggak, gue kenyang." namun perut Alana mengatakan hal lain.

Kriuk.. Kriuk..

Dean langsung tertawa mendengar suara perut Alana yang meronta tidak setuju dengan jawaban majikannya.

"Mulut lo kenyang, tapi perut lo teriak tuh." ejek Dean.

Dia meraih tangan Alana, kemudian menaruh batagor itu didalam genggaman gadis itu. Alana menghela nafas pasrah, kemudian dia memakan batagor itu malas. Padahal dalam hatinya senang sekali, akhirnya perutnya terisi!

"Lo nanti ekstra, Al?" tanya Dean.

Alana mengangguk.

"Oke, gue tunggu."

"Nggak usah!" Alana langsung menolak.

Sampai-sampai Dean tersedak batagornya. Cowok itu mengernyit bingung.

"Why?"

"Gue ada janji sama Salsa Keisya" bohong Alana.

Dean mengangguk. "Oke, jangan pulang terlalu malam."

Alana hanya membalas dengan deheman singkat.

•••

Sebelum istirahat Alana berpamitan pada guru hendak pergi ke toilet, namun nyatanya gadis itu malah berkunjung ke perpustakaan. Agar bisa menghindari Dean, dia akan duduk disini sampai jam istirahat selesai.

"Alana. Ya, kan?"

Gadis itu tersentak mendengar suara berat dari belakangnya. Dia menoleh, senyumannya langsung terbit.

"Iya." balasnya.

Azril membalas senyuman gadis itu. "Lo mau masuk? Bareng yuk, gue juga mau masuk."

Alana mengangguk kemudian melangkahkan kakinya memasuki perpustakaan. Keduanya berjalan beriringan menuju meja dan kursi yang belum ditempati. Alana sengaja memilih diujung agar Dean tidak melihatnya jika berkunjung ke perpus.

"Lo suka baca buku?" tanya Azril.

"Enggak, gue cuma ngadem aja sih disini." balas Alana jujur.

Azril mengangguk paham. "Sekali-kali lo coba baca buku deh, gue baca sekali aja langsung ketagihan."

"Oh ya? Lo baca apa?" tanya Alana.

Azril mendekatkan kursinya dan mulai menjelaskan. Keduanya terus mengobrol asik sembari sesekali tertawa pelan. Sampai ditegur beberapa kali oleh penjaga perpustakaan karena tawa Alana yang berisik mengganggu orang lain.

Sementara itu Alana tidak menyadari ada cowok yang mengikuti langkahnya sejak keluar dari kelas tadi. Cowok itu berdiri di ambang pintu perpustakaan dengan tatapan nanar. Tangannya mengepal erat sampai buku jari-jarinya memutih.

•••
Bonus deh. Satu part lagi😚
Terimakasih sudah menyempatkan diri untuk membaca cerita DEAL!
🙌🏻🙌🏻

DEAL | Friend Into Lover| Lengkap✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang