Gosip yang beredar ternyata benar adanya. Sang sekretaris bos-- Bastian, atau yang kerap disapa Mas Bas, mengumumkan berita menghebohkan itu siang ini. Katanya bos besar akan datang ke kantor hari ini. Makanya mereka disuruh stay, dan membatalkan dahulu janji dengan penulis.
Seperti Alana saat ini. Dia terus mendumel karena kesempatan untuk bertemu Mbak Ajeng, penulis yang super ngaret itu harus tertunda lagi.
"Sial! Sial! Kenapa datengnya hari ini sih?" gerutu Alana.
Arnela senyum sumringah. "Bagus deh! Gue nggak sabar lihat muka gantengnya"
Alana menyeringai tipis. "Kalau nggak ganteng, gue ketawa paling awal" ledeknya.
Senyuman Arnela langsung pudar. Digantikan lengkungan bibir kebawah. Alana merusak mood indahnya siang ini.
"Pada ngerumpi mulu nih? Gibah bos besar, ya?"
Mas Bas tiba-tiba lewat dengan segelas kopi ditangannya. Arnela langsung kelabakan ditempat. Berpura-pura sibuk dengan komputernya, sementara Alana geleng-geleng kepala pelan.
"Gue udah lihat Nel, nggak usah pura-pura" ujar Mas Bas disertai kekehan.
Arnela meringis. "Peace Mas! Hehe.."
"Halah! Potong aja itu gajinya. Dari tadi gangguin Alana mulu mas!" Alister yang duduk di belakang Alana.
Mas Bas tertawa mendengar Alister mengompor-ngompori. Sedangkan Arnela melotot galak kearah bule nyasar itu.
"Divisi sebelah sini emang selalu ceria, ya? Gue sampek betah ngopi disini" tutur Mas Bas.
Arnela langsung mengacungkan dua jempolnya. Memang disini satu divisi hanya ada empat orang. Satu orang lagi sedang izin cuti kehamilan. Jadilah mereka hanya bertiga.
"Divisi empat A memang nggak ada tandingannya!" Arnela berbicara menggebu-gebu.
Mas Bas kembali terkekeh. "Bagus deh, pertahankan kerja kalian. Gue mau keluar dulu"
"Bos besar udah di parkiran" Mas Bas melambaikan tangan singkat setelah mengecek jam tangannya.
Arnela membalas lambaian tangan Mas Bas dengan semangat. Dia lebih semangat karena bos besar sudah sampai!
Gadis itu langsung menyimpan file dokumen di komputernya, lalu menarik tangan Alana dan Alister keluar dari ruangan itu sembari berujar dengan nada semangat 45.
"Buruan! Kita ke lobi, pasti banyak yang nunggu bos disana!"
•••
Benar saja, semua karyawan dan karyawati dari berbagai divisi keluar untuk menyambut bos besar mereka. Dengan bentuk barisan ditepian, membukakan jalan ditengah untuk si bos agar bisa masuk.
Alana kebetulan mendapat barisan paling depan, bersama dengan Alister dan Arnela. Tentu saja Arnela yang memaksanya. Kalau tidak, mungkin dia memilih melanjutkan kerjanya daripada membuang waktu disini.
"Bos besar dateng."
"Ih! Kok pake masker sih?"
"Nggak kelihatan dong gantengnya?"
Bisik-bisik karyawati terdengar ditelinga Alana. Membuat gadis itu mendengus pelan. Lebay!
"Teman-teman semua. Sebelumnya saya ingin memperkenalkan kepada kalian, orang yang sudah berjasa. Memberi kalian pekerjaan selama ini, dan orang yang bijak, ulet, serta sangat profesional dalam bidang pekerjaan"
"Bos besar kita!" tutur Mas Bas sambil merentangkan tangan kearah si bos.
Tepuk tangan meriah dari para karyawan-karyawati. Mereka menajamkan indra penglihatan saat si bos mulai membuka masker dan kacamata hitamnya.
"Oh My God! Al! Lihat. Ganteng parah!" pekik Arnela heboh, begitu juga para karyawati lain.
Sementara Alana?
Dia diam dengan bibir mengatup rapat. Matanya memandang kosong kearah cowok yang saat ini juga memandang tepat di manik matanya. Keduanya seolah berbicara melalui tatapan mata. Mengutarakan rindu karena lama tak berjumpa.
Sampai cowok itu memutuskan pandangan terlebih dahulu. Kemudian dia melempar senyum kearah para karyawannya.
"Perkenalkan nama saya Muhammad Deano Malik. Kalian boleh panggil saya Pak Dean. Saya akan mengelola cabang ini sendiri, karena saya dengar cabang ini punya karyawati unggulan?" tutur Dean tegas dan serius.
"Mohon untuk karyawati unggulan, memperkenalkan diri didepan Pak Bos" perintah Mas Bas sambil melirik si karyawati unggulan.
Sedangkan si karyawati unggulan diam membatu ditempat layaknya orang linglung.
"Al!" Arnela menyenggol lengan gadis disebelahnya.
Alana langsung tersadar. Gadis itu maju mendekati Dean dengan langkah ragu, lalu menunduk memberi hormat.
"Salam kenal, pak. Saya Gabriella Alana Nasution."
"Senang bisa berkenalan dengan bapak"
•••
Stay healthy❤
Jangan lupa vomen dan follow author hehe..
See you next part!
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAL | Friend Into Lover| Lengkap✔
Humor"Pengen mati aja Ya Allah!" Bukannya mencegah, Dean malah tersenyum kearah sahabatnya yang paling cantik itu sembari mengacungkan kedua jempolnya semangat. "Bagus!" "Ntar gue tahlilan kerumah lo, jangan lupa nasi boxs-nya ayamnya banyakin ya." Ini b...