PART 25. Lo Ngelamar Gue?

23.1K 2.9K 17
                                    

~Happy Reading~

"Deaaan tungguin ish!"

Alana sampai tergopoh-gopoh mengejar langkah kaki Dean yang sangat cepat. Cowok itu tidak menghiraukan Alana dan terus saja melanjutkan langkahnya. Oke, kali ini Dean yang marah pada gadis itu. Memang benar mereka rumit.

"Aduh!"

Kaki Alana menyandung sabuah batu besar yang membuat mata kaki gadis itu tergores. Dean yang mendengar Alana mengaduh langsung membalikkan badan. Menghampiri gadis itu dengan raut wajah panik.

"Sakit, De." rengek Alana sambil berjongkok.

Dean mendengus pelan. "Makanya hati-hati."

"Ya gue mana tau. Lo sih, dikejar malah jalan terus." gerutu gadis itu sambil menyeka air matanya yang kembali mengalir.

Cowok itu mengangguk malas. "Iya-iya gue yang salah!"

Dean berjongkok didepan gadis itu. Dia menepuk-nepuk pundak sembari melirik Alana yang masih meringis kesakitan. Gadis itu mengerjapkan mata polos.

"Lo mau gendong gue?" tanyanya.

Dean berdecak. "Nggak! Gue mau jalan jongkok kaya kodok sambil nepuk-nepuk pundak dari sini sampai rumah oma!"

Alana mencebikkan bibirnya kesal. "Yaudah si, gue cuma tanya. Jawaban lo galak banget."

Dengan senang hati Alana naik ke punggung Dean. Tangannya dia lingkarkan pada leher cowok itu. Sebenarnya dia masih mampu jika berjalan. Tapi siapa yang menolak jika Dean menawarkan gendongan? Tentu Alana menerima.

"Lo marah gara-gara gue berduaan sama dokter Juan, rik?" tanya Alana sambil memiringkan kepalanya agar bisa melihat Dean.

Cowok itu membalas dengan deheman pelan. Membuat Alana tersenyum senang sembari menduselkan wajahnya ke pundak Dean. Apakah itu artinya Dean cemburu?

"Gue minta maaf soal Lita tadi. Gue nggak tau kalau dia ngatain lo kaya gitu." ucap Dean.

Alana mengangguk. "Udah gue lupain."

Dean menghembuskan nafas lega. "Syukurlah, gue nggak harus nyogok lo pakai boneka teddy bear raksasa sama yoghurt satu box lagi."

Alana tertawa. "Tapi lo belum beliin gue teddy bear raksasa. Gue mau De!"

Cowok itu meringis. "Mahal Al, tabungan gue menipis."

Tawa gadis itu semakin keras, dia menepuk pundak Dean beberapa kali.

"Bercanda burik! Suaka Marga Satwa gue udah penuh kok." ujar Alana.

"Bagus deh."

"Nanti gue minta suami gue dimasa depan yang beliin." papar Alana senang.

Dean terkekeh. "Kasihan banget suami lo nanti. Rumah seketika berubah jadi kebun binatang."

Alana tertawa. "Makanya gue pengen suami yang bisa ngertiin gue, kaya lo!" ujar Alana blak-blakan.

Cowok itu menghentikan langkah kakinya. Dia menolehkan kepala kearah Alana sembari menaikkan alisnya tinggi. Membuat Alana mengatupkan bibir sembari memandang Dean seolah berkata 'apa' melalui tatapan matanya.

"Lo ngelamar gue, Al?"

•••

"Dulu papa sama mama kamu itu sahabatan. Sejak SMP kalau nggak salah." tutur Oma sembari tersenyum teduh.

"Mereka itu menggemaskan, saling suka tapi kucing-kucingan. Bahkan oma sampai bingung sama mama kamu, kenapa masih mau sahabatan sama papa kamu kalau emang nggak suka sama sifat jahilnya."

Alana menyimak sembari menatap omanya serius. Disinilah mereka sekarang, diteras rumah dengan dua dua cangkir teh hangat diatas meja. Sedangkan Athala dan Dean tengah asik membakar singkong dibawah pohon mangga.

"Terus mama gimana?" tanya Alana.

"Sampai pada akhirnya papa kamu ngaku, kalau dia suka sama mama kamu. Mereka tunangan setelah wisuda, lalu menikah." jelas Oma.

Alana tersenyum tipis. Apakah dia dan Dean akan melalui jalan seindah itu?

Nggak usah halu deh Alana. Emangnya Dean suka sama lo?, batin gadis itu miris.

"Kalau tante Venita? Mama udah sahabatan dari lama, kan?" tanya gadis itu lagi.

Oma mengangguk pelan. "Dia sering tidur dirumah, mama kamu dekat sekali dengan Venita."

"Oma tau siapa suami tante Venita?" tanya Alana sangat lirih.

Wanita tua itu tersentak, dia menatap Alana dengan pandangan bingung dan juga kaget.

"Kamu belum tau?" ujarnya.

Alana menggeleng lugu.

"Dia sering kesini buat tanyain kabar Venita, dia juga cerita kalau dia sering ketemuan sama Dean." tutur Oma jujur.

Alana tertegun.

Kenapa Dean tidak bercerita padanya?

Kenapa Alana merasa cowok itu membuat sebuah pagar pembatas diantara mereka?

Kenapa pula Alana merasa kalau Dean sangat sulit untuk digapai?

Dean memang berbeda dari cowok lain, dia mampu dengan mudah membolak-balikkan perasaan Alana.

•••
Drengdeng!
Kepo kelanjutannya?
Besok yaa up lagi😁

See you next part!

DEAL | Friend Into Lover| Lengkap✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang