"ALANAAA!"
Alana langsung menghentikan langkahnya saat mendengar namanya dipanggil keras. Dia melihat dikejauhan Dean tengah melambaikan tangan kearahnya dengan senyuman manis. Gadis itu terpaku ditempat.
Dean dengan cepat berlari kearahnya, hingga cowok itu berhenti tepat didepan Alana. Matanya nampak memerah dan berair.
"Mata lo kena--"
Hap!
Kali ini keadaan berbalik. Ucapan Alana terpotong karena Dean memeluk tubuhnya erat. Sangat erat. Lebih erat dari dia memeluk Dean saat dilapangan tadi. Sangat erat sampai Alana takut Dean akan melepaskannya.
"Gue sayang sama lo" tutur Dean diceruk leher Alana.
Tubuh gadis itu meremang. Jantungnya mendadak berdetak lebih cepat dari biasanya.
"Jangan pergi Al. Satu-satunya yang gue butuhin cuma lo, bukan Keisya" tambah Dean lagi.
Alana mau mati rasanya karena jantungnya menggila.
Nit.. Nit.. Nit..
Dean yang mendengar bunyi itu langsung melepaskan pelukannya. Melihat wajah Alana yang memerah dan alat dipergelangan tangan gadis itu terus berbunyi.
Ini bukan pertanda baik.
Bruk!
Benar saja, tubuh Alana langsung limbung kedepan menubruk dada bidang Dean. Untung cowok itu sigap menahan agar tubuh Alana tidak jatuh ke lantai.
Niatnya pengen bikin seneng. Eh Alana malah step!
"Al! Tetep buka mata! Jangan merem! Bertahan sebentar!"
•••
Bukannya mendapat sesuatu yang membahagiakan karena dia telah mengetahui kenyataan. Dean malah dilanda panik karena Alana tidak sadarkan diri saat dibawa ke rumah sakit. Gadis itu terus melemah dan kemudian pingsan didalam ambulance.
Tiba-tiba Athala datang. Cowok itu mencengkeram kerah seragam Dean dengan guratan emosi diwajahnya.
"Lo becus nggak sih jagain Alana!?" bentaknya.
Dean menunduk. "Maaf bang"
"Kemarin dia ngelihat lo pelukan sama cewek lo. Dan sekarang dia kambuh lagi" ujar Athala frustasi.
Dean tersentak kaget. "Pelukan!?"
Athala melepas cengkeramannya lalu berlalu masuk kedalam IGD. Memeriksa keadaan Alana didalam. Sementara itu Dean menghampiri Farhan dan Rita yang baru saja selesai berbicara dengan dokter.
"Alana gimana tante? Om?" tanya Dean cemas.
Rita menatap cowok itu dengan mata berair. Lalu merentangkan tangannya, Dean langsung memeluk wanita yang sudah dia anggap seperti bundanya sendiri.
"Alana harus operasi donor jantung satu bulan lagi. Selama itu pula dia dirawat disini" papar Rita.
Dean mengepalkan tangannya tak percaya. Separah itu kondisi Alana? Dan itu karena dia?
"Maaf tante. Dean lalai jagain Alana" tutur cowok itu parau.
Rita mengelus pundak tegap Dean dengan gerakan lembut. "Bukan salah kamu. Ini udah diatur sama Yang Maha Kuasa"
"Tante cuma minta satu hal dari kamu" tambah Rita.
Dean melepas pelukan mereka. "Apa tante?"
"Alana pasti takut banget mau operasi. Jadi tante mohon, kamu tenangin dia selama satu bulan kedepan."
"Karena tante percaya, cuma kamu yang bisa lakuin itu"
•••
"Kenapa lo hancurin semua!?"
Azril menatap Keisya dengan tatapan nanar. Dia tidak percaya gadis itu memberi tau semua kepada Dean. Azril tidak habis fikir dengan Keisya. Katanya gadis itu mencintainya, namun apa ini? Dia menusuknya dari belakang.
"Sadar, Zril! Rencana busuk lo itu semakin nyakitin Alana!" bentak Keisya tanpa rasa takut.
"Gue ngelakuin ini demi kebaikan bersama." balas Azril tak mau kalah.
Keisya memukul dada Azril kuat. "Itu demi kebaikan lo! Bukan kebaikan Alana!"
Azril tertawa renyah, menatap gadis didepannya itu remeh. Seolah Keisya sangat mudah dia singkirkan.
"Dean itu nggak baik buat Alana. Cuma gue yang jadi pacar Alana nantinya!" tutur Azril.
Keisya sampai geleng-geleng kepala. Azril benar-benar orang yang gila! Melakukan apapun demi keinginannya yang terkesan begitu egois.
"Alana itu sukanya sama Dean. Bukan sama lo" tutur Keisya penuh penekanan.
Bugh!
Azril memukul tembok disamping kepala Keisya. Membuat gadis itu memejamkan matanya takut.
"Lo itu cuma kesepian. Makanya lo cari masalah, biar diperhatiin Dean sama Alana" papar Keisya nekat, walau dia merasa takut.
Cowok itu menatap Keisya dengan seringaian. "Lo suka sama gue, kan? Sampai lakuin apapun yang gue suruh. Lo nggak ada bedanya sama gue!"
Kaki gadis itu gemetar saat kalimat bentakan itu menghujam tepat didepan wajahnya. Dia menatap Azril berani.
"Iya, gue bodoh karena nurutin kemauan lo yang brengsek!"
Gadis itu menghempaskan tangan Azril yang mengurung tubuhnya. Lalu mendorong dada cowok itu kuat. Berhasil. Tubuh Azril terdorong.
"Oh iya. Terakhir gue mau bilang" Keisya menjeda ucapannya.
Dia menatap Azril yang diam.
"Mulai sekarang gue bakalan jauhin lo. Anggap aja kita perjanjian kita nggak pernah ada!"
•••
Drengdeng!
Belum end hehe..
Kasih nama panggilan buat author dong, biar nggak dipanggil 'thor' 'thor'See you next partt!
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAL | Friend Into Lover| Lengkap✔
Humor"Pengen mati aja Ya Allah!" Bukannya mencegah, Dean malah tersenyum kearah sahabatnya yang paling cantik itu sembari mengacungkan kedua jempolnya semangat. "Bagus!" "Ntar gue tahlilan kerumah lo, jangan lupa nasi boxs-nya ayamnya banyakin ya." Ini b...