PART 43. Alana Gombal

20.6K 2.7K 73
                                    

"Emang ya, kalau orang ganteng itu memancarkan aura yang menenangkan"

Alana melirik sinis pada cowok disebelahnya yang sejak tadi mengoceh sendiri. Lama-lama Alana gedeg karena cowok itu terus memuji dirinya sendiri. Tanpa diberi tau pun, pasti kalian sudah tau siapa cowok yang berjalan disamping Alana.

"Lihat aja. Semua suster senyumin gue! Gila! Berasa selebriti gue!" pekik Dean heboh.

"Lo bodoh atau tulul? Jelas semuanya senyumin lo kalau lo genit kedip-kedipin mata gitu!" kesal Alana.

Dean menghembuskan nafas kasar.

"Ini namanya seni" jawab Dean.

Alana mengerutkan kening. "Seni?"

"Seni artistik mencari calon istri"

Alana sontak tergelak mendengar jawaban Dean. Gadis itu menarik tiang infusnya dari tangan Dean lalu berjalan duluan. Alana tadi merengek ingin ke kantin rumah sakit untuk minum yoghurt. Dean mengiyakan kemauannya atas izin dokter.

"Bercanda, Al! Lagian gue nggak cari calon istri" tutur Dean setelah menyusul Alana.

Gadis itu menoleh jijik. "Lo mau jadi bujang lapuk?"

"Gak lah!"

"Ya terus?" sahut Alana malas.

"Ngapain cari calon istri. Kan calonnya udah ada disini" tutur Dean sambil melirik gadis itu.

Alana langsung menghentikan langkahnya. Dia mengedarkan pandangan ke sekeliling.

"Dimana?" heran gadis itu.

"Ni!" Dean melirik lagi.

"Dimana?" tanya Alana lagi.

Dean mendengus. "Katakan peta! Katakan peta!" tutur cowok itu menirukan suara kartun yang menjadi suhu dunia perfilm-an anak-anak.

Gadis itu tergelak. Lalu melanjutkan langkahnya sambil geleng-geleng kepala pelan. Dean sulit disembuhkan gilanya.

"Lagian pede banget lo! Kaya gue mau aja lo jadi suami gue" tutur Alana.

Mata Dean membulat. "Lo udah move on dari gue, Al?"

"Belum." balas Alana lirih.

"Lo nggak mau gue jadi suami lo?" tanya Dean dengan bibir manyun kebawah.

"Nggak!"

Dean langsung menghela nafas. Tidak menyangka jawaban Alana akan seperti ini. Apakah dia terlalu menggantungkan perasaan gadis itu?

"Tipe suami idaman lo kaya apa? Gue mau memaksakan diri" tutur Dean sambil menggenggam tangan Alana.

Gadis itu mengendikkan bahunya. "Dateng aja ke pesta pernikahan gue suatu saat nanti"

Dean menggeleng. "Gue nggak mau sakit hati!"

Alana menepuk jidat, lalu dia berujar sebelum melenggang pergi.

"Pesta pernikahannya nggak jalan dong kalau mempelai cowoknya nggak mau dateng karna takut sakit hati!"

Dean tertegun ditempat, memasang wajah innocent dengan mata berkedip beberapa kali. Mencoba mencerna.

"Anjir! Jantung gue disko!"

•••

"Neng nungguin siapa disini?"

Keisya tersentak mendengar suara berat dari arah belakangnya. Seorang pria paruh baya menatapnya curiga, seolah dia adalah tersangka yang ketahuan maling jemuran.

"S-saya.."

"Dia bareng saya pak!" potong suara seorang cowok.

Pria paruh baya itu mengangguk kemudian meminta maaf dan berlalu pergi. Sementara Keisya mengalihkan pandang saat melihat sosok yang tidak ingin dia temui saat ini. Dan sialnya waktu membawanya pada situasi seperti ini.

"Ngapain lo celingak-celinguk didepan bar?" tanya Azril bingung.

Keisya menoleh sinis. "Bukan urusan lo!"

Cowok itu terkekeh pelan. "Lo mau minum juga?"

Gadis itu langsung melotot. "Nggak lah!"

Azril mengendikkan bahu, dia hendak masuk kedalam. Namun tangannya dicekal oleh Keisya. Gadis itu menatap Azril ragu.

"Gue boleh minta tolong?" cicit gadis itu.

Azril tertawa garing. "Gue nggak nolongin orang yang nusuk gue dari belakang"

Keisya mengangguk-anggukkan kepalanya wajar. Dia tau kalau ide buruk meminta bantuan pada Azril. Seharusnya dia diam saja tadi, tidak usah bertanya.

"Minta tolong apa?" tanya Azril sambil mengalihkan pandang.

Gadis itu tersenyum tipis.

"Didalem ada bapak-bapak sama ibu-ibu yang duduk dipojok. Lo bisa fotoin mereka?" tanya Keisya ragu.

Azril menaikkan alis. "Lo intel? FBI? Ngapain foto-foto orang sembarangan?"

Keisya menggigit bibir bawahnya gugup.

"Lakuin aja dulu!"

Azril berdecak. "Udah nyuruh, sewot lagi!" dumel Azril sambil melenggang masuk.

Beberapa saat kemudian Azril keluar dengan raut wajah yang tidak bersahabat. Cowok itu menyodorkan sebuah rekaman pria paruh baya dan wanita paruh baya sedang bermesraan didalam bar sambil menenggak alkohol.

"Kayaknya kita kena karma." tutur Azril dingin.

Keisya melongo. "Kenapa? Lo hampir ketahuan?"

"Bukan."

Gadis itu mengerutkan kening. "Ya terus?"

"Yang mesra-mesraan sama bokap lo itu nyokap gue."

"WHATT!??"

•••
Next lagi ngga?
Suka nggak sama cerita ini?
Kasih vomen yuuk!

See you next part!





DEAL | Friend Into Lover| Lengkap✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang