Alana menepati ucapannya kemarin. Sejak tadi dia menghindari Dean. Saat gadis itu bertemu, dia memilih menjauh dan pergi ke toilet agar Dean tidak bisa mengikutinya. Bahkan Alana tidak menghampiri Salsa dan Keisya karena ada Dean diantara mereka.
Saat ini gadis itu tengah menatap pantulan dirinya dicermin toilet. Gadis itu tersenyum miris. Mendadak dia merasa insecure dengan dirinya sendiri. Keisya terlihat lebih cantik, pintar, dan juga dewasa. Tidak seperti dia, kekanak-kanakan.
"Seperti prinsip gue dulu. Sehari tanpa Dean gue nggak akan mati!" ucapnya tegas.
Dia berjalan keluar dari toilet dengan langkah lemah. Pundaknya terkulai lemas seperti orang kehilangan harapan hidup.
"Lemes banget neng?" ujar seorang cowok yang menyenderkan tubuhnya pada dinding toilet.
Alana menyipitkan mata. "Ngapain disini? Mau ngintipin ya?"
Gadis itu melotot sambil geleng-geleng kepala. "Tobat, Zril! Bumi udah semakin tua."
Azril tertawa mendengar asumsi ngawur yang Alana buat. Gadis itu konyol, dan Azril suka.
"Gue nungguin lo keluar. Lama banget? Jangan-jangan lo bangun toko emas didalem?" canda cowok itu.
Kini Alana yang tertawa. Dia merangkul pundak cowok itu dengan santai.
"Selera humor lo boleh juga." ucap Alana.
Cowok itu hanya membalas dengan senyuman kikuk. Entah kenapa rasanya gugup saat Alana merangkul pundaknya seperti ini. Azril si cowok idaman para cewek mendadak lemah didepan Alana?
"Kenapa lo ngehindarin Dean?" tanya Azril bingung.
Alana tersentak. "Lo tau?"
"Kelihatan jelas kalik!"
Gadis itu terkekeh renyah. "Gue pengen jauhin dia, Zril. Emang susah sih, tapi harus gimana lagi?"
Azril menghentikan langkahnya.
"Kenapa mendadak gitu?" tanya cowok itu bingung.
Alana menggigit bibir bawahnya. Dadanya terasa sesak karena pertanyaan itu. Sulit, sangat sulit untuk menjawabnya.
"Gue bahagia kalau dia bahagia sama Keisya" lirih Alana dengan suara bergetar.
"Walaupun sakit. Gue yakin suatu saat nanti gue akan terbiasa sama ini semua" tambah gadis itu.
Dia mengusap dengan cepat air matanya yang menetes. Azril menatap gadis itu trenyuh.
"Al" panggilnya pelan.
"Hm?" Alana berdehem sambil membuang muka.
"Gue yang nyuruh Dean jauhin lo" ungkap Azril dengan kedua tangan terkepal erat.
Gadis itu mendongak kaget. "K-kenapa?"
"Karena gue suka sama lo."
•••
Dua orang cowok sedang duduk tepian danau sambil memakan cimol yang mereka beli sepulang sekolah. Mereka tidak satu sekolah, namun mereka janjian bertemu ditempat ini untuk membicarakan sesuatu yang penting.
"Kayaknya gue suka sama Alana." ujar sang kakak tiba-tiba.
Membuat adiknya terbatuk kaget. Dia menoleh bingung kearah kakaknya.
"Tiba-tiba?" tanya adiknya itu.
"Udah lama. Cuma gue nggak berani deketin, dia pendiem banget"
"Gue deket sama dia." jawab si adik jujur.
Kakaknya berdiri, dia mencengkeram kerah seragam adiknya erat, membuat tubuh yang lebih mungil darinya itu terangkat cukup tinggi.
"Lo nggak boleh suka sama dia!" ujar si kakak penuh penekanan.
"T-tapi gue udah deket banget s-sama dia" cicit adiknya takut.
Kakak yang tidak lain dan tidak bukan adalah Azril itu menghempaskan adiknya. Dean.
"Inget kata-kata gue. Lo harus jagain Alana! Cuma jagain, nggak boleh lo jatuh cinta sama dia!" ujar Azril penuh penekanan.
Dean meringis, mengelus lehernya yang sakit karena cengkeraman dikerah tadi.
"Kenapa gitu?" tanyanya.
"Gue suka sama dia, bego! Lo nggak boleh jadi pacarnya. Harusnya gue! Paham!?" pekik Azril.
Dean menganggukkan kepala pelan dengan wajah tertunduk takut. Badan Azril jauh lebih besar dan lebih tinggi darinya saat mereka SMP, jadi Dean tidak berani membantah ucapan cowok itu.
Azril mengangkat kelingkingnya. "Janji sama gue, lo cuma jagain dia"
Dean mendongak sedikit. "Kalau gue suka sama dia, gimana?"
Azril melotot. "Ya jangan lah, bangs*t!"
"Gue jamin hidup lo nggak tenang kalau lo suka sama dia" ancam Azril.
Cowok itu mendorong pundak Dean lalu melenggang pergi begitu saja. Nampaknya berakhir disini hubungan hangat antara kakak adik tiri ini. Dean hanya bisa memandang pundak kakaknya yang semakin menjauh.
•••
Nah udah tau kan permasalahan Dean sama Azril?
Lanjut next part yaa!
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAL | Friend Into Lover| Lengkap✔
Humor"Pengen mati aja Ya Allah!" Bukannya mencegah, Dean malah tersenyum kearah sahabatnya yang paling cantik itu sembari mengacungkan kedua jempolnya semangat. "Bagus!" "Ntar gue tahlilan kerumah lo, jangan lupa nasi boxs-nya ayamnya banyakin ya." Ini b...