Sesulit apapun cowok mencoba dimengerti. Pada dasarnya cewek lebih sulit dimengerti. Seperti saat ini. Alana terus melamun sejak perjalanan menuju Pantai Nglambor. Gadis itu duduk disamping Dean yang menyetir, sementara Athala bermain game dibelakang sambil ngemil.
"Mikirin apa Al?" tanya Dean.
Alana tersentak. "Enggak, gue mikir. Gimana caranya jadi alien." jawabnya ngawur.
"Idih! Gue jamin lo ditolak di planet alien."
Alana melotot. "Kenapa gitu?"
"Cewek-ceweknya iri sama kecantikan lo."
Gadis itu langsung bungkam. Dia mengalihkan pandangan keluar jendela. Berusaha mengatur nafasnya agar penyakitnya itu tidak kambuh disaat seperti ini.
"Gombal-gombal terus, pacaran sono! Sekalian nikah, gue jadi nyamuk terus!" pekik Athala kesal.
Dean tertawa pelan. Sementara Alana masih berusaha mengatur detak jantungnya. Untung hari ini dia tidak memakai alat pendeteksi detak jantungnya. Jika tidak, mungkin Dean akan kelimpungan sendiri karena alat itu berbunyi.
"Kalian pacaran aja deh, suer gue ntar pura-pura gak tau." ujar Athala setengah kesal.
Alana langsung mengalihkan pandang kearah jendela, tersenyum malu-malu. Abangnya memang terkadang peka.
"Ngawur aja lu bang. Mana mungkin gue sama Alana pacaran. Ya gak Al?" tutur Dean sembari mengelus puncak kepala Alana.
Gadis itu tersenyum miris. "Iya."
Athala yang melihat Alana sengsara hanya bisa menahan tawanya. Bahkan Dean saja tidak mau jadi pacar Alana. Lantas siapa cowok super duper sabar yang mampu dan siap menjadi kekasih gadis itu?
Mendadak Alana merasa mood-nya hari ini suram. Gadis itu menatap siapapun orang yang mereka lewati dengan tatapan tajam membunuh. Bahkan ada anak kecil yang menangis karena takut melihat mata Alana.
Ting..
Ponsel gadis itu berbunyi.
+ 628590***
Ini nomor Alana, kan?Iya, ini siapa?
Mau nipu saya ya!?+ 628590***
Hahaha..
Ini AzrilSenyuman dibibir Alana tersungging tipis. Membuat Dean berusaha melirik ponsel gadis itu. Namun sayang jaraknya terlalu jauh dengan Alana.
Oh Azril?
Oke sip, gue save!Azril
Oke, makasih ya Al.Alana menutup ponselnya sembari tersenyum. Kalau Dean tidak mau dengannya, dia bisa mendekati Azril, kan? Cowok itu terlihat baik dan juga...sabar.
"Chat sama siapa? Senyum-senyum gitu?" sindir Dean.
Gadis itu memeluk ponselnya. "Calon suami masa depan."
•••
Bisakah ini dikatakan sebagai jodoh?
Karena Alana bertemu dengan orang yang baru saja mengiriminya pesan. Azril juga sedang liburan dengan ayah dan ibunya di Pantai Nglambo. Cowok itu juga terkejut melihat Alana. Alana tidak tau bagaimana ceritanya cowok itu ada disini.
"Sumpah demi apa? Lo aslinya orang Jogja?" tanya Alana tak percaya.
Azril mengangguk antusias. "Iya."
"Sama. Gue juga lahir di Jogja, Dean juga. Tapi dia nggak bisa bahasa Jawa, payah ya?" tutur Alana sambil menyenggol siku Dean.
Azril hanya membalas dengan senyuman.
"Dean, bagaimana kabarnya? Bunda gimana? Baik, kan?" tanya ayah Azril sambil memeluk Dean.
Alana yang melihat itu mengernyitkan dahi bingung. Dia menoel lengan Athala, sementara cowok itu malah diam membatu dengan tatapan tertuju pada Dean dan ayah Azril.
"Baik, om." balas Dean.
Pria itu melepas pelukannya. Kemudian tersenyum lebar kearah Dean dengan mata berkaca-kaca.
"Kesana yuk, Al?" ajak Azril tiba-tiba, cowok itu menggandeng tangan Alana.
"Hah? Iya" Alana tersentak.
Keduanya berjalan menjauh, namun Alana bisa mendengar sedikit percakapan Dean dan ayah Azril.
Makasih udah mau ngerawat bunda.
Apa maksudnya? Bunda? Apakah ayah Azril memang sedekat itu dengan Venita?
"Pasti banyak pertanyaan disini." tutur Azril sembari mengetuk jidat Alana pelan.
Gadis itu mendengus, menatap Azril sinis. "Sok tau!"
Azril langsung tertawa pelan. Dia mempererat genggamannya pada tangan Alana. Dan gadis itu tidak menolak. Membuat Azril mengembangkan senyuman lebar.
"Kalau Dean nyakitin lo. Bilang sama gue, ya?" tutur Azril tiba-tiba.
Alana menaikkan kedua alisnya bingung. "Lo deket ya sama Dean?"
Cowok itu tersenyum tipis. Mendekatkan bibirnya ke telinga kanan Alana, kemudian berbisik pelan. Membuat Alana merinding. Cowok ini agak berlebihan.
"Dia adik gue."
•••
Nextt!
Jangan lupa kasih vomen!
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAL | Friend Into Lover| Lengkap✔
Humor"Pengen mati aja Ya Allah!" Bukannya mencegah, Dean malah tersenyum kearah sahabatnya yang paling cantik itu sembari mengacungkan kedua jempolnya semangat. "Bagus!" "Ntar gue tahlilan kerumah lo, jangan lupa nasi boxs-nya ayamnya banyakin ya." Ini b...