Hujan mendadak menguyur kota Jakarta. Membuat dua insan yang sedang diam itu menghela nafas secara bersamaan. Siapa yang suka hujan ditengah hari, apalagi mereka datang kemari dengan menaiki menggunakan motor.
"Sampai kapan lo mau diem, Al?" bujuk Dean sambil memeluk lengan Alana erat.
Namun gadis itu buru-buru menghempaskan. "Gausah pegang gue!"
Dean mencebikkan bibir. Alana kalau marah selalu mengajak perang dingin. Dan hal itu membuat Dean mati kutu karena Alana tidak mau berbicara dengannya.
Drt.. Drtt..
Cowok itu sedikit menjauhkan duduknya, lalu mengangkat telepon.
"Iya.."
"...."
"Sama temen kok"
"...."
"Iya sayang"
Kali ini Alana melirik kearah cowok itu. Dan ternyata Dean juga tengah menatapnya. Membuat gadis itu buru-buru memutuskan pandang. Sayang? Pasti itu pacar kesayangannya Dean. Ah, membuat mood Alana semakin hancur saja.
"Dadaah"
Tut.
Dean kembali menyimpan ponselnya kedalam saku celana. Dia melirik kearah Alana yang membuang muka.
"Dari Keisya" ujar Dean tiba-tiba.
Alana mendengus. "Nggak tanya!"
Gadis itu merasakan jidatnya diketuk pelan.
"Tapi disini kepo" tutur Dean tepat sasaran.
Alana tidak menjawab, dia asik memandangi jalanan yang tertimpa air hujan. Tidak terlalu ramai, sehingga mereka tidak perlu berjaga-jaga jika ada mobil laknat yang melaju kencang dan menyemburkan air kubangan.
Drtt.. Drt..
Kini gantian ponsel Alana yang bergetar. Tetera nama Azril disana. Gadis itu tersenyum miring.
"Halo, ada apa?" tanya Alana.
"Lo bolos ya? Wah parah sih!"
"Iya sayang." balas Alana penuh penekanan sambil melirik Dean.
Dean melotot kaget disebelahnya.
"Sayang? Wih udah berani sayang-sayangan nih sama gue" Azril membalas dengan candaan.
"Iya, gue pasti makan kok! Gausah cemas gitu dong" Alana membalas topik lain.
Terdengar tawa Azril diseberang. "Lagi akting ya? Oke, gue siap!"
"Lo makan duluan aja, nggak usah nungguin gue" ujar Alana sambil ketawa-ketiwi.
"Nanti yang bayar siapa kalo lo nggak ada" balas Azril.
Alana mengumpat didalam hati karena Azril nampaknya berusaha membuat dia tertawa.
"Iya, see you. Muach!" ucap Alana kikuk.
Azril kembali tertawa. "Muach! Muach! Muach!"
•••
Tidak disangka tidak dinyana. Dean malah balik ngambek pada Alana selepas kejadian telepon dihalte tadi. Alana tidak tau apa penyebabnya, tapi cowok itu terus diam dengan raut wajah flat yang nampak menyeramkan.
"Sejak kapan jadian sama Azril?" tanya Dean ketus.
Alana menaikkan kedua alis. "Gue nggak jadian."
"Tapi kok sayang-sayangan!?" balas Dean galak.
Gadis itu menahan tawa. "Suka-suka gue lah. Siapa tau habis ini gue beneran jadian sama dia"
Dean menggeram kesal, dia meninju tembok didepannya. Tentu hal itu membuat Alana terkejut bukan main. Dean tidak pernah seperti ini sebelumnya.
"Udah gue bilang, Azril bukan orang baik." ucap Dean dengan emosi tertahan.
Alana menatap cowok itu tak mengerti.
"Kenapa lo benci banget sama kakak lo sendiri?" tanya gadis itu.
Guratan emosi diwajah Dean mendadak hilang. Cowok itu terkejut karena Alana mengetahui soal itu. Sementara Alana tersenyum miring. Nampaknya Dean kicep karena dia tau hubungan cowok itu dengan Azril.
"Dari mana lo tau?" tanya Dean dengan nada dingin.
"Nggak penting gue tau--"
"Siapa yang ngasih tau lo!?" sentak Dean serius.
Alana diam sebentar.
"Azril." ucapnya pelan.
Dean menghela nafasnya, mencoba mengatur emosinya. Cowok itu mendudukkan diri disamping Alana.
"Kenapa nggak cerita dari dulu?" tanya Alana lirih.
Cowok itu menggeleng.
"Bang Atha udah tau, kan? Kenapa gue enggak?" tanya gadis itu lagi, kali ini suaranya bergetar.
"Plis, ngertiin gue Al. Nggak mudah ngasih tau ini ke lo" ucap cowok itu sembari memegang kedua bahu Alana.
Mencoba menatap wajah Alana yang menunduk. Dean tau gadis itu menahan tangis.
"Oh iya. Gue bukan siapa-siapa dihidup lo. Cuma temen penyakitan yang harus dilindungi, kan?"
Dean buru-buru menggelengkan kepalanya. Dia memegang dagu gadis itu, lalu mendongakkan kepala Alana agar mau menatap matanya. Gadis itu hanya menurut.
"Gue nggak pernah nganggap lo begitu. Bagi gue lo itu lebih dari temen, Al." ujar Dean serius.
Alana tertawa. "Adik? Lo anggap gue adik, kan?"
Cowok itu kembali diam.
"Udah ya" ucap Alana tiba-tiba.
Dean mengerutkan kening, bingung.
"Gue capek. Cukup sampai sini aja, gue nggak mau deket sama lo lagi, De"
•••
Kepo kelanjutannya?
Spam komentar yuk!
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAL | Friend Into Lover| Lengkap✔
Humor"Pengen mati aja Ya Allah!" Bukannya mencegah, Dean malah tersenyum kearah sahabatnya yang paling cantik itu sembari mengacungkan kedua jempolnya semangat. "Bagus!" "Ntar gue tahlilan kerumah lo, jangan lupa nasi boxs-nya ayamnya banyakin ya." Ini b...