"Pertama. Kalau ketemu sama dia mendingan lo langsung pergi!"
"Kedua. Jangan tatap matanya kalau dia ngajak lo ngomong!"
"Dan yang paling penting. Jangan langsung maafin dia!"
Meyelsa memberikan petuah-petuah kepada adiknya. Setelah Alana bercerita mengenai kejadian di rumah sakit tadi. Meyelsa langsung dibuat emosi. Wanita itu memberikan beberapa wejangan agar Alana menjadi lebih baik.
"Kalau dia tawarin yoghurt sama boneka, gimana?" rengek Alana.
Kakaknya langsung melotot tajam. "Ayolah Al! Lo bukan orang susah. Nggak usah ngemis yoghurt ke dia!"
Alana menghembuskan nafas pelan.
"Ngemis aja ke Atha!" tambah Meyelsa dengan santainya.
Alana langsung merotasikan mata. Bedanya apa? Sama-sama mengemis.
"Menurut lo. Dia serius nggak sih ngomong gitu kak?" tanya Alana sambil memilin ujung selimutnya.
Meyelsa mengusap puncak kepala adiknya penuh rasa sayang. Dia tau Alana sedang berusaha memendam lukanya sendiri. Tidak mau bercerita pada Rita dan Farhan. Bahkan Athala dia acuhkan saat menanyakan apa yang terjadi.
Alana percaya, kakak perempuannya ini bisa dipercaya. Pasti dia mempunyai solusi untuknya.
"Yang jelas. Gue yakin banget, dia sayang sama lo" tutur Meyelsa serius.
"Kenapa gitu?"
"Kalau gue jadi Dean. Kalau emang gue nggak sayang, gue nggak akan jadiin lo prioritas, lo udah gue buang sejak dulu" jujur Meyelsa.
Alana mengerucutkan bibir. Kakaknya terlalu jujur. Hingga Alana greget ingin menjambak rambut panjang Meyelsa. Eh, jangan! Lagi hamil, nanti kalau anaknya botak nggak lucu.
"Calon debay. Nanti kalau belajar bicara sama papahnya aja ya? Mulut mamanya laknat" tutur Alana sambil mengelus perut Meyelsa lembut.
Meyelsa mengeplak kepala adiknya itu geram.
"Nggak usah ngadi-ngadi lu! Anak gue terkontaminasi otak bodoh lo nanti!"
•••
Seharian penuh Alana menghabiskan waktu didalam kamar. Gadis itu menjahit kain untuk dia jadikan boneka gurita. Ya, Alana ingin membuktikan kalau dia bisa membesarkan suaka marga satwanya sendiri, tanpa bantuan Dean.
"Mulai sekarang gue nggak butuh boneka dari lo!"
"Gue nggak butuh yoghurt lo!"
"Dasar bedebah!"
Dia terus menjahit sambil mengumpati Dean. Seandainya Rita mendengar, pasti sudah habis Alana di eksekusi.
Tok.. Tok.. Tok..
"Al! Keluar kuy, gue beliin bakso deh" ujar Athala setelah membuka pintu.
Alana menggeleng. "Gue mampu beli bakso sendiri!"
"Kalau gitu gue beliin mekdi deh" bujuk Athala.
Gadis itu kembali menggeleng. "Gue diet ayam!"
Athala mengacak rambut frustasi. Kemudian sebuah ide melintas begitu saja di otaknya.
"Yoghurt stroberi satu box penuh?"
Alana menoleh, lalu tersenyum lebar. "Deal!"
•••
Dua orang tengah berjalan santai menyusuri trotoar yang nampak sepi. Athala sibuk mengamati nota yang ada ditangannya. Sedangkan Alana asik meminum yoghurt yang dibelikan Athala. Habis sudah uang jajan Athala untuk membelikan Alana yoghurt.
Tapi itu rela dia lakukan, yang penting adiknya mau keluar dari rumah. Athala takut Alana step dikamar jika terus diam layaknya batu diatas kasur.
"Oh ya. Kok kemarin di RS Dean nggak ada?" tanya Athala bingung.
Alana menghentikan langkahnya, membuat cowok itu ikut berhenti dan menoleh bingung.
"Ada urusan mungkin" balas Alana sekenanya.
Mereka kembali melanjutkan langkah pelan. Menikmati langit sore hari yang terlihat indah.
"Nah loh, itu Dean bukan?" tanya Athala sambil menunjuk dua orang diseberang jalan.
Alana mengikuti arah telunjuk abangnya. Dadanya langsung mencelos saat melihat Dean berpelukan dengan seorang gadis. Alana tau, itu Keisya.
"Dean punya pacar, Al?" bingung Athala.
"Punya" balas Alana dengan mata fokus pada dua orang itu.
Athala langsung meringis tak enak. Dia berusaha menarik tangan Alana agar melanjutkan langkahnya pulang. Namun Alana malah menghempaskan tangan Athala.
"Ayolah Al. Pulang aja ya?" bujuk Athala lembut.
Alana menggeleng. "Gue mau lihat dulu."
"Lihat apa!?" bentak Athala kesal. Alana suka menyakiti dirinya sendiri.
Suara keras itu membuat dua orang diseberang jalan menoleh secara bersamaan. Bisa Alana lihat, Dean menatapnya dengan tatapan datar. Hanya ada sedikit raut terkejut diwajah cowok itu. Dan itu meyakinkan Alana.
Dia harus menjauhi Dean mulai sekarang.
•••
Alana mah kalau soal yoghurt nggak pernah nolak
Ada yang gitu juga?
Yukk komen satu benda kesukaan kalian yang nggak bisa lepas dari hidup kalian😁See you nextt part!
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAL | Friend Into Lover| Lengkap✔
Comédie"Pengen mati aja Ya Allah!" Bukannya mencegah, Dean malah tersenyum kearah sahabatnya yang paling cantik itu sembari mengacungkan kedua jempolnya semangat. "Bagus!" "Ntar gue tahlilan kerumah lo, jangan lupa nasi boxs-nya ayamnya banyakin ya." Ini b...