Alana meremas jari-jari tangannya gugup. Hari ini operasi akan dilaksanakan. Gadis itu mendadak diserang rasa takut. Dia takut operasinya gagal, dan dia takut dia tidak bisa membuka matanya lagi. Tidak bisa menatap Dean lagi.
"De, gue takut" cicit Alana.
Dean menoleh kekanan lalu kekiri. Memastikan kalau tidak ada orang lain diruangan ini.
Cup!
Dia mengecup kening Alana lembut sembari tersenyum. Dia mengepalkan tangan kanan sejajar dengan pundak. "Semangat tuan putri!"
Alana mengangguk. "Pangeran harus tungguin tuan putri bangun ya?"
Cowok itu tertawa geli, sementara Alana masih meremas-remas jari tangannya. Mulutnya spontan mengucapkan kalimat itu tanpa memikirkan harga dirinya didepan Dean.
"Juan kan dokter profesional, ngapain takut?" tanya Dean dengan nada malas.
Alana terkekeh pelan. "Nggak usah muji kalau nggak ikhlas!"
Cowok itu berdecak. "Gue nyemangatin lo dengan cara itu"
Tak lama kemudian datang Juan dan dua orang dokter lain dengan pakaian bedah lengkap.
"Dean, bisa keluar? Saya harus mengecek kondisi Alana dulu sebelum operasi" ujar Juan.
Dean menatap pria itu serius. "Tanganin Alana yang bener, kalau sampai dia kenapa-napa--"
"Kami dokter akan bekerja se-profesional mungkin" potong Juan dengan nada tenang.
Dean mendelik. "Awas aja lo!"
Sementara itu Alana membungkam mulutnya menahan tawa. Dean sungguh gila! Sepertinya cowok itu yang harusnya dioperasi untuk mengganti otak.
"Pacar kamu aneh, Al" tutur Juan sambil geleng-geleng kepala setelah Dean keluar dari ruangan.
Alana hanya membalas dengan senyuman.
•••
Dean menatap kearah ruang operasi Alana. Cowok itu keringat dingin menunggu hasil operasi Alana. Dia sudah berjanji akan menunggu sampai gadis itu bangun hari ini. Setidaknya sampai dia melihat senyuman Alana.
"Alana pasti bangun, De. Putri tante itu kuat kaya ibunya" ujar Rita sambil mengelus pundak Dean.
"Bukan masalah itu tante. Tapi besok Dean harus--"
"Tante tau. Renita udah cerita semua sama tante. Lakuin aja kalau memang itu demi kebaikan kamu" jelas Rita.
"Suatu saat nanti Alana akan mengerti" tambahnya.
Dean menunduk dalam-dalam.
"Tapi Dean berat ninggalin Alana tan" ringisnya.
Membuat Rita tertawa pelan. Wanita itu menatap Dean dengan raut wajah geli.
"Kamu suka Alana?" tanya Rita.
Dean menggaruk tengkuk belakangnya yang tidak gatal sambil tersenyum kikuk. Dia malu jika harus mengakuinya didepan Rita yang notabenenya ibu Alana.
"Tenang, tante jagain Alana buat kamu. Tapi nanti kamu usaha sendiri selebihnya" ujar Rita.
Cowok itu melotot. "Serius tante?"
"Duarius!"
"Kan cuma kamu calon menantu kesayangan tante"
•••
"Tolong! Tolong!"
Kobaran api besar nampak menyambar benda-benda yang mudah terbakar. Gadis yang duduk sudut ruangan itu menangis sembari berteriak keras meminta bantuan. Asap yang mengepul membuat dia kesulitan bernapas.
"Ada orang didalam!?" teriak suara seorang pria.
Gadis itu langsung merangkak mendekati jendela.
"TOLONG SAYAA!"
Beruntung damkar melihatnya. Pekerja berseragam orange itu segera menyelamatkan gadis itu walau sedikit susah karena api cukup besar.
"Dik, kamu nggak apa-apa?" tanya damkar itu pada gadis yang dia selamatkan.
Gadis itu mencoba menatap wajah damkar itu, namun tidak terlihat karena tertutup oleh kepulan asap. Sampai akhirnya mereka selamat sampai diluar rumah. Damkar itu langsung menyerahkan gadis itu pada dokter agar ditangani.
"Tarik nafas dalam-dalam lalu hembuskan perlahan dik" ujar si dokter memberi arahan.
Dengan cekatan gadis itu mengikuti perintah dokter. Sampai nafasnya kembali teratur.
"Orang tua adik kemana?" tanya dokter tersebut.
Gadis itu terisak. "Mama sama papa nyuruh aku jaga rumah.. Mereka melayat.. Rumah terbakar salah aku.. Hiks.. Hiks.."
Damkar yang menolong gadis itu tadi menghampirinya. Berjongkok didepan si gadis lalu mengelus surai gadis itu lembut sembari tersenyum teduh.
"Kamu pemberani, Alana" tutur damkar tersebut.
Jantung gadis itu tiba-tiba berdetak tak beraturan. Dia merasakan nyeri didada bagian kirinya. Sangat sakit. Sampai akhirnya kesadarannya harus terenggut.
•••
Sampai sini dulu ya
Dilanjut besok lagi hehe..
Alana bangun gak ya?😥Spam komenn!
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAL | Friend Into Lover| Lengkap✔
Humor"Pengen mati aja Ya Allah!" Bukannya mencegah, Dean malah tersenyum kearah sahabatnya yang paling cantik itu sembari mengacungkan kedua jempolnya semangat. "Bagus!" "Ntar gue tahlilan kerumah lo, jangan lupa nasi boxs-nya ayamnya banyakin ya." Ini b...