44. Bertemu.

1.2K 156 14
                                    

Siapa yang tak kenal dengan ibu kota Prancis ini. Kota yang terkenal dengan sisi keromantisan yang begitu memukau. Kota yang selalu disebut surga Dunia. Kota yang terdapat sebuah monument salah satu keajaiban Dunia. Menara Eiffel.

Paris adalah salah satu yang mempunyai julukan ‘Queen off all beauty’ ini sangat terkenal dengan para Seniman yang mendunia. Terutama dalam bidang Fashion. Maka tak salah jika Paris berada di urutan pertama dan dikenal sebagai kota paling Elegan.

Paris juga salah satu Kota impian wanita pujaan hatinya, wanita yang sudah sangat dirinduinya, rindu yang semakin besar sampai terasa mencekik di setiap tarikan nafasnya, wanita yang saat ini tengah mengandung darah dagingnya, dia istri tercintanya, Khumaira Queensha Zahra.

Sudah puluhan kali Radhi menghirup udara dan menghempaskannya secara perlahan, namun selama itu pula jantungnya terus berdegup kencang. Dia gugup dan juga cemas. Gugup karena teramat merindukan istrinya, dan cemas akan respon yang diberikan sang istri saat mereka bertemu nanti.

Sudah dua bulan sejak dirinya mengetahui kehamilan Maira, dia terus memohon pada Zamzam agar memberitahukan di mana keberadaan istrinya yang berakhir mendapatkan penolakan. Sebenarnya dia sudah mengerahkan beberapa orang suruhannya untuk mencari keberadaan Maira. Namun pria yang menjadi ayah mertuanya adalah tandingannya yang paling berat. Dengan segala keahliannya, Zamzam dapat menyembunyikan Maira tanpa bisa ditembus oleh orang-orang Professional sekalipun.

Hingga dua hari yang lalu, saat tak sengaja dia mencuri dengar percakapan ibunya dengan seseorang di telpon dan ternyata adalah istrinya sendiri. Dan di sinilah dirinya sekarang.

Radhi mendekap sesuatu yang sedari tadi digenggamnya. Hanya inilah satu-satunya yang bisa membuatnya waras. Semenjak kepergian Maira sikap Radhi memang banyak berubah. Ceroboh dan juga cengeng. Namun, Radhi tak pernah marah apalagi menyesalinya, justru dia merasa sangat bangga dengan sikap konyolnya itu. Ibunya pernah mengatakan jika perubahan sikapnya itu adalah salah satu yang disebabkan hormon kehamilan Maira yang terkadang menimpa ayah si calon bayi.

Setidaknya dia masih bisa ikut andil dengan ngidamnya sang istri, dan berharap jika Maira tak pernah merasakan apapun yang namanya ngidam. Seperti muntah-muntah dan menginginkan sesuatu yang di luar nalar. Cukup dirinya saja yang merasakan dan jangan pada ibu anak-anaknya.

Radhi terus menatap foto seorang wanita cantik yang tengah tersenyum lebar seakan ke arahnya, juga foto USG yang baru dua bulan ini disadarinya. Bila mengingat itu, dia rasanya merasa sangat bodoh dan juga tolol. Bagaimana dia gak pernah sadar dengan kotak yang tersimpan rapi dekat dengan aksesoris perlengkapan kerjanya yang selama ini selalu menarik perhatiannya namun tak pernah dia coba dibukanya karena fokusnya saat itu adalah mencari keberadaan istrinya.

Radhi mengecup dua foto itu secara bergantian. Terus menggumamkan rindunya pada mereka, istri juga calon anak-anaknya. “I miss u all, Sayang, Babies,” lirihnya serak. Beruntung saat ini dirinya seorang diri, jadi bisa dengan leluasa meluapkan tangisannya karena menahan rindu.

‘Drrrrttt’ getaran ponsel menginterupsi Radhi yang masih tergugu, pria itu mengusap airmata serta … ingusnya dengan ujung bajunya. Iwwwhhh, beruntung hanya dirinya saja di sana. Betapa joroknya sekarang seorang Radhi saat ini. Siapa sangka manusia yang selalu mengedepankan kata perfect, berubah mirip upik abu-abu bersikap cupu, alias jorok.

“Ya,” ucapnya dengan suara serak.

“Kamu habis nangis?” Radhi langsung melihat layer ponselnya dan seketika menghela nafas saat tahu siapa yang menghubunginya.

Radhi berdehem sebelum kembali menjawab, “Ada apa, Mi?” tanyanya mengalihkan pembicaraan.

“Ck, Sekarang tidur! Besok adalah penggelaran busana Maira. Mami gak mau ya pas Maira lihat kamu, dia jadi gak mau menjadi mantu Mami lagi.”

Suami Killer-ku (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang