6 tahun yang lalu.
"Sepi sekali? Pada ke mana penghuni rumah ini?" Radhi bermonolog dalam hatinya.
Sudah 15 menit dia duduk di depan rumah mewah itu, rumah milik keluarga sahabatnya. Tadi ketika dia ke sini, hanya ada para pelayan saja yang di rumah itu, mereka mempersilakannya masuk, karena sudah kenal dengan dirinya, tadi dia bersikukuh untuk menunggunya di luar.
Radhi menatap sekeliling bagian samping rumah tersebut, sudah lama banget dia tak kesini, dia menghirup nafasnya, segar sekali, selalu ada ketenangan jika berada di rumah ini, tidak berbeda dengan rumahnya, malah di sini lebih hangat karena ada seseorang yang selalu menjadikan suasana rumah ini menjadi riuh karna tingkahnya, si gadis kecil yang ceroboh.
Radhi tersenyum ketika matanya melihat tempat di mana gadis kecil itu selalu berbuat ulah. Pohon mangga, kolam renang, malah motor miliknya juga sudah menjadi hiasan di rumah itu. Radhi tertawa melihat plang yang ada di motor itu, 'Motor penomenal'.
Aaah ... mengenang gadis kecil ceroboh itu, gadis kecil yang tak pernah lepas memakai kerudungnya, tak pernah memakai pakaian seperti seorang pria, selalu memakan gaun berlengan panjang, tapi kelakuannya mengalahkan cewe tomboi bahkan laki-laki koboi. Ceroboh, jalingkak, bahkan dengan sangat cekatan dia menaiki pohon mangga yang mungkin Reinald pun tak bisa memanjatnya.
Berbeda dengan gadis kecil itu, meski dia pakai gamis yang orang lain pasti akan merasa ngilu karena takut pakaiannya terkait ranting. Walau pada akhirnya berakhir dengan jeritannya yang menangis karna tak bisa turun. Bisa naik tapi tak bisa turun. Daaan dengan akhir cerita yang sama, Radhilah yang akan menjadi Super Heronya.
Gadis itu, bagaimana kabarnya? Sudah hampir 4 tahun dia tidak melihat gadis kecil itu, karena sejak kelas 3 SMA, Reinaldlah yang selalu datang kerumahnya, karena banyak sekali tugas dan jarak sekolah mereka memang lebih dekat dengan rumahnya.
Bahkan tak jarang Reinald menginap di rumahnya. Reinald dan dia memang sudah berteman lama, sejak masuk Sekolah Dasar lebih tepatnya, terlebih keluarga mereka juga saling kenal dan akrab, malah menjadi rekan bisnis.
'Brem.' Mobil terhenti di halaman depan rumah itu, Radhi menghela nafasnya lega, akhirnya datang juga pemilik rumah ini. Dia berdiri dan terlihat sahabatnya keluar dari mobil tersebut.
Sangat kebetulan, karena orang yang ditunggunya sudah pulang. Meski sebenarnya dia berniat mengunjungi semua anggota keluarga rumah, tapi setidaknya sambil menunggu seluruh anggota keluarga tersebut, dia ada teman untuk mengobrol ataupun melakukan apa saja.
Namun seketika matanya menyipit saat menemukan seseorang yang ikut keluar dari mobil sahabatnya itu, "Apa sahabatnya sedang mau memperkenalkan gebetannya pada keluarganya?"
Memang sudah hampir satu tahun Radhi tak bertemu dengan Reinald, karena dia sudah mulai sibuk dengan tugas masing-masing.
'Deg'
"Astagfirullah," ucap Radhi memalingkan wajahnya dengan cepat. Apa-apaan itu? Kenapa hatinya langsung bergetar saat melihat senyuman gadis tersebut.
Reinald berjalan ke arahnya sambil merangkul gadis itu yang tenagh tertawa tertawa karena Reinald menoel-noel hidung mancungnya. 'Sangat romantis, apakah dia akan menjadi penikung sahabatnya itu?' Ck tentu saja tidak! Kaya sudah tak ada lagi perempuan di dunia ini.
Dan lagian ... perjalanannya masih panjang, dia tidak berniat menikah muda. Untuk kesekian kalinya, Radhi merasa menyesal karena berkunjung ke rumah Reinald sekarang. Sepertinya bukan waktu yang tepat.
'Sial' Radhi merutuki tubuhnya yang tidak bisa diajak kompromi. Saat melihat wajah gadis itu semakin terlihat jelas, maka semakin jelas pula kecantikan yang dipancarkan gadis tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Killer-ku (On Going)
Ficción General--Saat cinta diperkuat dengan ikatan pernikahan.-- "Bang!" "Ya." "Kenapa Abang lamar Mai?" "Ingin." "Apakah ... Abang selama ini jatuh cinta ya pada Mai?" "Jangan sembarangan!" Gadis itu mencebikkan bibirnya, 'Kalau gak cinta, ngapain ngelamar, kan...