Misi, Bang Suhe mau lewat. ☺️
........
"Khumaira!"
'Prang!' Miara terlonjak kaget saat seseorang memanggilnya dengan sangat keras. Sehingga tak sengaja menjatuhkan tutup panci yang tengah dipegangnya.
Radhi berlari menghampiri Maira, dan berjongkok untuk mengambil tutup panci yang terjatuh, dia khawatir jika itu mengenai kaki istrinya. Namun, di detik kemudian ....
"Awwww. Ssshh!" Radhi berdesis sambil mengibaskan tangannya, sesekali dia meniup tangannya yang memerah akibat memegang tutup panci yang ternyata masih sangat panas.
"Yaampun, Mas." Maira membawa tangan Radhi kedepan bibirnya. Pipinya kembang kempis seperti tengah meniup lilin ulang tahun yang berjejer 20, dan pemandangan itu membuat Radhi gemas. Dengan gerakan cepat, Radhi mengangkat tangannya, sehingga dengan refleks Maira mengikuti tangan Radhi. Di saat itu pula Radhi mengambil kesempatan untuk mencuri kecupan di pipi sang istri.
Maira seketika mematung dengan tingkah suaminya, tetapi hanya sebentar saat sadar jika mereka sekarang tengah di area umum. Kepalanya celingukan ke sana-ke mari, takut jika apa yang dilakukan Radhi kepergok orang lain. Meski mereka sudah menikah, tetap saja Maira merasa malu jika privasi mereka ada yang melihat. Dia bukanlah type yang terbiasa mengumbar kemesraan di depan orang lain.
"Mas ih, gimana kalau ada yang lihat?" Maira memukul dada suaminya.
Radhi menautkan alisnya, "Ada yang salah? Mas kecup pipi istri sendiri," ucapnya sambil kembali mendaratkan kecupan. Malah sekarang lebih berani. Radhi mendaratkan bibirnya tepat di sudut bibir istrinya, dan sontak membuat Maira melotot.
"Mas ...."
"Hehehehe, maaf, Mas sengaja."
"Ck, gimana kalau---"
"Ekhem, pagi semuanya!"
Maira langsung menoleh ke asal suara. Di sana seseorang tengah berdiri dan tentu saja dengan senyuman semanis pemanis buatan, membuat semua orang beresiko kolesterol tinggi, hingga menyebabkan diabetes. Siapa lagi jika bukan model mengandung bakteri itu. Shovy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Killer-ku (On Going)
General Fiction--Saat cinta diperkuat dengan ikatan pernikahan.-- "Bang!" "Ya." "Kenapa Abang lamar Mai?" "Ingin." "Apakah ... Abang selama ini jatuh cinta ya pada Mai?" "Jangan sembarangan!" Gadis itu mencebikkan bibirnya, 'Kalau gak cinta, ngapain ngelamar, kan...