Taeyong dan Bella duduk berhadapan di ruangan kakaknya. tentu saja Taeyong bisa menggunakan fasilitas tersebut karna itu ruangan pribadi Nami.
Taeyong sudah memesankan kopi es dan beberapa camilannya. Bella juga sudah menghubungi Jay jika ia akan tinggal sebentar dan menyuruh Jay mencari tempat untuk bersantai misalnya cafe didekat sana.
"jadi ini yang namanya Ruby?" tanya Taeyong yang kini berjongkok untuk mengelus anjing kesayangan Bella
melihat interaksi keduanya, sudut kedua bibir Bella terangkat.
"waktu nuna ku bercerita ia bertemu dengan anjing yang namanya sama dengan anjingku, dia merasa malu dengan pemilik anjing itu." ucap Taeyong lagi yang kini mendongak menatap Bella.
"aku ingat, Nami unnie menyangka aku adalah penggemar adiknya" sambung Bella dengan tawa kecilnya
Taeyong pun sama, tawa mereka saling bersautan didalam ruangan itu.
"saat aku ingin menamai anjing ini, aku hanya terpikir nama Ruby itu bagus. pikiran itu hanya muncul begitu saja"
Taeyong tersenyum sambil terus mendengarkan gadis itu bercerita.
"sampai akhirnya aku membaca diary ku barulah aku mengingat siapa Ruby."
"berarti benar kau penggemarku?" canda Taeyong
"aku tidak bilang seperti itu"
Taeyong menyudahi memanjakan Ruby dan kembali duduk berhadapan dengan Bella.
keduanya kedapatan saling pandang diam-diam dan hanya menimbulkan respon gelak tawa kecil saja. mungkin karna ini kali pertama mereka menghabiskan waktu hanya berdua setelah sekian lama, mereka sama-sama menjadi canggung satu sama lain.
"canggung ya" cakap Taeyong dengan tawanya
Bella juga tertawa kecil membalasnya.
"kau" mereka berdua tak sengaja sama-sama ingin memulai percakapan
"kau dulu saja" ujar Taeyong
"jadi selama 3tahun terakhir apa yang kau lakukan?" tanya Bella setelah menyeruput es kopinya
"hm, tidak banyak karna setelah kau resign setahun kemudiannya aku wamil"
"benarkah? kenapa? apa ayah memaksamu? bukankah itu terlalu cepat?"
mengingat alasannya dulu kala, Taeyong tertawa sepat dibuatnya.
"aku pergi melarikan diri" jawabnya dengan mata yang menatap kosong bayangan didepannya
melihat perubahan yang terjadi pada Taeyong, Bella mulai serius menanggapinya.
"melarikan diri? me-mengapa kau seperti itu? apa ada hal buruk yang terjadi?" tanya Bella sungkan namun terdapat tekanan kekhawatiran didalamnya.
Taeyong menoleh ke arahnya. tak lama bibir tipisnya tersenyum
"hm tidak, bukan aku. hm ah, aku lupa mengapa dulu aku seperti itu. terdengar sangat kekanakan pasti" ucapnya sambil terus tersenyum agar menunjukkan dirinya terlihat baik-baik saja dihadapan gadis itu.
kedua tangan Taeyong sibuk memainka gelas kopi didepannya. tak sengaja Bella melihat gelang yang sangat ia ingat.
"ah kau masih memakainya"
Taeyong mengikuti arah pandang Bella. setelah paham, perlahan ia menurunkan lengan jaketnya untuk menutupi gelang tersebut.
"kenapa? kenapa disembunyikan?" tanya Bella bingung
Taeyong menatap Bella dalam. rasanya ia sangat ingin, sangat-sangat ingin memeluk gadis itu walaupun dalam waktu singkat sekali saja. raganya benar-benar merindukannya, sungguh Taeyong sangat merindukannya.