"AYAH!""Daniel, apa perlu tanganku ini melayang kembali ke wajahmu?" tutur Pak Lee dingin.
Bella yang melihat ketegangan ayah dan anak itu tersentak kaget. belum lagi ia siap mendengar pernyataan yang cukup membuat dirinya tergoncang.
"Ayah, ada apa ini? mengapa suasanya jadi tegang seperti ini?"
"Bella, sekarang kau istirahat dulu saja. nanti akan ada banyak hal yang mau ku katakan padamu."
setelah itu pandangan Pak Lee berubah ke arah Guanlin.
"Guanlin, jaga kakakmu. ayah harus pergi."
"iya ayah"
kini beralih ke member NCT.
"kalian semua sekarang datang ke kantor, kita tidak tahu media akan merilis apa tentang kalian nanti. kita harus mengurus hal ini secepatnya."
"baik Pak."
dan terakhir, Pak Lee menoleh ke anak bungsunya yang sejak tadi mengepalkan kedua tangannya menahan amarah.
"kau ikut aku."
"ayah?"
"ikut ayah Daniel!" tegas Pak Lee.
bisa dilihat bagaimana kesalnya Daniel sekarang.
"baiklah.."
sebelum Daniel pergi, ia berniat ingin mencium dahi tunangannya itu untuk pamit.
ceklek!
namun Taeyong dan Johnny memasuki ruangan diwaktu yang tidak tepat. kini semua pasang mata beralih ke arah Taeyong yang melihat moment menyakitkan itu dihadapannya. remuk, hancur sejadi-jadinya hati pria itu melihat gadis yang masih ia cintai dicumbu lembut oleh calon suaminya.
"aku harus terima, aku harus terima hukuman yang sedang berjalan untukku. ini belum setimpal dengan derita yang ditanggung Bella. ini belum semenyakitkan perasaan Guanlin yang hampir dilupakan olehnya. akhirnya takdir datang untuk menghukumku"
"Taeyong.."
"ah, selamat malam PD-nim.." Taeyong tersenyum ke arah pria paruh baya itu.
"bagaimana keadaan kakimu?"
"syukurlah, aku baik-baik saja. tidak ada yang perlu dikhawatirkan" balas Taeyong masih berusaha untuk menahan rasa sakit di dadanya saat tak sengaja melihat kedua bola mata Bella menatapnya lekat.
"jangan menatapku seperti itu, aku mohon.. ini menyakitkan.."
"Taeyong.." panggil Pak Lee lagi.
"iya Pak?"
"bicaralah padanya, setelah itu segera datang ke agensi, akan ada pekerjaan panjang setelah ini"
"ayah!"
Daniel tak ingin hal itu terjadi, Daniel tak ingin Bella bertemu Taeyong lagi.
"Daniel, sudah cukup. ayo kita pergi" tutup Pak Lee datar.
Pak Lee keluar lebih dulu. setelah itu Daniel menghampiri Taeyong yang disebelah ya juga ada Johnny disana.
"kau pergilah!" bisik Daniel pelan ke Taeyong.
Taeyong menatap wajah pria itu lekat.
"baiklah"
"Taeyong?!" Johnny kaget mendengar balasan Taeyong yang Pasrah.
"ayo semuanya, kita ke agensi sekarang" ajak Taeyong ke member lain.
"hyung?" "Taeyong?"
"ayo, kita harus selesaikan masalah ini secepatnya. berita itu sudah menjadi buah bibir knets sekarang."
"bagus jika kau tahu diri dengan posisimu" final Daniel untuk Taeyong.
Daniel tersenyum remeh padanya, setelah itu ia melangkahkan kaki untuk keluar.
"ya, aku sangat tahu itu"
"ayo, ayo kita keluar" ajak Taeyong lagi.
"Taeyong! jangan seperti ini!" ucap Johnny yang kini meraih tangannya.
"John, jangan buat mereka bingung disini. ayo kita pergi" balas Taeyong.
setelah berpamit, mereka hendak pergi meninggalkan dua kakak beradik itu didalam sana.
"Taeyong.."
langkah Taeyong terhenti mendengar suara gadis itu memanggilnya.
"Taeyong, terimakasih.." ucap gadis itu lagi.
perlahan Taeyong berbalik menatapnya. sudut bibir pria itu dipaksa untuk tersenyum, matanya dipaksa untuk menahan air mata yang mulai memenuhi pelupuk matanya. tanpa menjawab apa-apa, pria itu membungkuk lama untuk Bella. tak ada yang sadar bahwa ada air mata yang terhempas dilantai itu.
"Taeyong?" panggilnya lagi.
Taeyong mencoba untuk tegar, dan kembali menegakkan dirinya kuat.
"cepat sembuh" setelah itu Taeyong berbalik dan menghilang dibalik pintu.
"Ayah, mengapa ayah seperti ini padaku?!" tanya Daniel.
kini Daniel satu mobil dengan Pak Lee menuju kantornya.
"jawab aku ayah?!"
"aku yang seharusnya mengatakan sebaliknya, kau sudah berbuat terlalu jauh Daniel. aku hampir mengira kau bukan anakku." tutur Pak Lee dingin.
sungguh emosi Daniel sedang di uji oleh ayah kandungnya ini.
"ayah sampai berani mengatakan hal ini padaku?"
"Daniel, sebelum kau terlambat menyesalinya, lebih baik berhenti dari sekarang. jangan memanfaatkan keadaan untuk memuluskan ambisimu sendiri. aku mengerti kau mencintai Bella, sangat mengerti, tapi bukan seperti ini caranya"
"ayah tidak akan mengerti! ayah tidak akan mengerti rasanya menjadi aku!"
"kau juga tidak akan pernah mengerti bagaimana rasa sakitnya menjadi ayah yang gagal untuk mencontohkan diri sebagai pria yang baik untuk anaknya"
kini Pak Lee benar-benar menatap Daniel lekat.
"aku tidak akan pernah bisa membayangkan kalau anak bungsuku tumbuh menjadi sosok pribadi yang tega dan egois."
nafas Daniel memburu, kini tubuhnya di kendalikan rasa marah dan kecewa akan ucapan ayahnya sendiri.
"AYAH PIKIR INI SALAH SIAPA?! SALAH AYAH! AYAH TIDAK MENGERTI BAGAIMANA PERASAANKU! SEMUA INI TERJADI KARNA AYAH YANG MEMBAWA BELLA SAMPAI SEPERTI SEKARANG!"
"benar Daniel, aku yang salah. aku tidak bisa menjadi ayah yang sempurna untukmu." ucap Pak Lee lirih karna tak menyangka kalimat menyakitkan itu akan keluar dari mulut anaknya sendiri.
"Hans menepi, aku akan turun disini" ucap Pak Lee yang kini bersiap turun di tepi jalan.
-tbc