Semenjak kejadian Bu Bidan marah-marah di rumahku dan aku yang berhasil menendang selangkangan Mas Dhanu sampai dia jatuh kesakitan, aku jarang keluar rumah. Akhir pekan yang biasa aku gunakan untuk berkunjung ke rumah Ambar atau sekedar main ke rumah tetangga, sekarang aku gunakan untuk mengurung diri.
Semua tetangga dari yang rumahnya sebelah kiri, kanan sampai belakang pun sibuk mengomentari dan menjadikan kejadian itu sebagai bahan gosip. Mereka taunya aku beneran pelet si Songong. Sudah beberapa kali aku meminta Ibu untuk kasih tau ke tetangga kalo aku nggak ada guna-gunai atau pelet Mas Dhanu, tapi Ibu menolak. Ibu bilang, biarlah mereka berkomentar seperti itu, yang penting aku terbukti nggak melakukan hal itu.
Ambar—sahabatku itu bahkan aku abaikan pesannya yang menanyakan berita itu benar apa nggak. Sampai detik ini belum aku balas dan malah aku masukkan arsip nomor WA nya. Aku belum ingin membahas masalah ini pada siapapun. Nanti akan ada waktunya untuk aku curhat ke Ambar tentang masalah ini. Mungkin setelah berita itu agak reda.
Hapeku berdenting. Tubuhku berguling untuk mengambil benda pipih di atas meja rias. Pesan WA dari Tata adalah yang aku baca. Dia mengajakku ke Pondok Bakso dekat Mts.
Segera aku balas untuk menyetujui ajakannya. Meminta Tata untuk ke Pondok Bakso lebih dulu. Aku bergegas meraih jaket denim yang menggantung di balik pintu. Menyambar kunci motor kemudian melesat pergi.
"Kamu lagi libur apa gimana, Ta?" Tanyaku begitu Bakso yang kami pesan telah tersaji di meja.
Tata menggeleng. "Malah lagi sibuk-sibuknya."
"Lah terus ngapain ngajak aku makan bakso?"
"Aku suntuk, Ning. Di rumah Ibu Cantika sepi jam segini. Kerjaan sudah aku selesaikan semuanya. Paling nanti sorean masak banyak terus bawa ke Rumah Sakit."
Sembari mengunyah anak bakso aku menyahuti ceritanya. "Ngapain bawa ke Rumah Sakit?"
"Itu loh, si ganteng Mamas Dhanu. Dia lagi sakit, Ning." Tiba-tiba saja Tata memajukan tubuhnya padaku kemudian berbisik. "Kata Ibu Cantika, titit Mamas Dhanu bermasalah."
Kontan saja aku menyemburkan teh manis tepat di wajah mulus Tata. Sambil terbatuk aku mengangkat kedua tangan di depannya, memberi kode bahwa aku nggak sengaja. Sumpah! Aku nggak sengaja.
Aku spontan menyemburkan air minum karena kaget mendengar bisikan Tata. Kata Tata, anu-nya Mas Dhanu bermasalah.
"NINGSIH ASU!" Tata meneriaki namaku. Bibirnya mencebik keras sambil membersihkan wajah menggunakan tisu. Segera aku mengikuti kegiatannya, membersihkan sisa cairan di wajah Tata sambil berpikir keras tentang keadaan si Songong.
Aku sebenarnya takut. Takut kalo ternyata dia masuk ke Rumah Sakit karena itu karena aku.
"Ta, kamu serius kalo Mas Dhanu itunya bermasalah?" Tanyaku untuk memastikan.
"Iya! Sudah lah nggak usah bahas itu, nanti kamu muncratin air ke mukaku lagi!" Sungut Tata.
Aku berdecak. "Iya maaf, maaf. Tadi nggak sengaja karena kaget. Eh, ngomong-ngomong kenapa Mas Dhanu itunya bermasalah?"
"Maaf doang nggak bisa balikin make-up aku yang luntur, Ning."
Astaghfirullah! Tanpa segan aku menyentil keningnya. "Ya wis, baksomu aku bayarin. Tapi kamu jawab dulu kenapa."
"Hmm, kamu kepo banget sih, Ning. Nih ya, waktu Ibu Cantika tanya ke Mamas Dhanu, katanya dia kemarin-kemarin itu Mamas Dhanu habis kena begal, Ning. Terus katanya tititnya di injek sama si begal jadi gitu deh, ada masalah gitu di tulang selangkanya."
Demi Alex! Aku menahan napas mendengar penuturan Tata. Jadi benar kan, Dhanu masuk Rumah Sakit karena aku menendangnya terlalu keras waktu itu?
Habis kena begal? Dan yang di maksud begal oleh Mas Dhanu itu aku kan, kawan? Sedikit sangsi tapi juga cukup heran kenapa dia nggak jawab saja bawah aku yang sudah membuatnya menderita.
![](https://img.wattpad.com/cover/276895263-288-k314795.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
All About Me and Him!
General FictionAku malas dengan pelajaran Matematika sejak SD sampai lulus SMK, aku tidak suka Guru Matematika dan aku benci Mas Dhanu! Mas Dhanu, pria sok cool yang kebetulan di utus Tuhan untuk melihat rambut kepalaku disaat aku sudah ber-nadzar di hadapan yang...