STAR_01

436 9 1
                                    

'Hidup itu tak perlu banyak gaya. Cukup kita senang dan bahagia itu sudah cukup membuat kita terkenal bergaya'

__________________________________

Setiap pagi Adelina selalu membantu sang ibu membuat kue. Dan Adelina lah yang mengantarkan kue pesanan itu ke pembeli, kadang Adelina sering terlambat datang ke sekolah hanya karena mengantarkan pesanan itu, tak ada yang membantu nya bahkan saudara nya sekalipun.

Kini lagi-lagi Adelina mengowes sepeda nya mengejar waktu. Hari ini adalah hari kedua gadis itu masuk sekolah, namun sayangnya keadaan tidak mendukungnya. Adelina mengowes sepeda itu dengan cepat, karena dirinya takut jika terlambat datang ke sekolah lagi apalagi saat Irene mengatakan jika hari ini ada senior yang keras terhadap siswa/i (adik kelasnya).

Sretttt

" Ahkk,"

Bughh

Adelina terjatuh dari sepeda nya saat sebuah mobil berwarna merah mulus itu menyerempet nya. Hal itu membuat lutut Adel terluka karena bergesekan dengan aspal itu.

" Woy punya mata nggak lo?" Wanita cantik dengan rambut yang hitam terurai berteriak keras di dalam mobil.

Adel bangkit dari duduknya dan membenarkan posisi nya. Adel meminta maaf dan bergegas pergi menghiraukan wanita itu yang terus berteriak memanggilnya.
Kali ini Adel benar-benar tidak mau di hukum, dirinya sudah sangat lelah karena seharian ini mengowes sepeda nya tanpa henti.

Tap_tap_tap

Suara langkah kaki Adel terdengar jelas di telinga semua mahasiswa.

Ceklek

Adel membuka pintu itu dan berhasil mengalihkan perhatian semua orang kepadanya.
Dengan nafas terengah-engah  Adel melangkah kan kaki masuk sambil mencoba mengatur nafasnya yang memburu.

" Berhenti!"

Suara berat berhasil menghentikan langkahnya. Adel menelan saliva susah payah dan dengan penuh keberanian dirinya menoleh ke arah sumber suara.

Kedua mata Adel kini tiba-tiba tak berkedip seakan terhipnotis oleh orang yang ada di depannya, yang sekarang kini sedang berjalan menghampiri nya.

" Kamu telat 15 menit," ucapnya dengan wajahnya yang datar tapi hal itu tidak membuat pria itu kehilangan ketampanan nya.

Adel masih diam tak berkedip. Semua orang yang melihatnya hanya memicingkan matanya heran.

" Kenapa kamu telat?" Tanya pria itu yang tak lain adalah Marvin Gio Alvaro

Marvin membuang muka kasar saat kesabaran nya habis.

" Suruh dia berdiri di tiang bendera!" Suruh Marvin dan berlalu pergi

Semua orang tersentak mendengar ucapan Marvin yang tidak punya hati memberikan hukuman seperti itu apalagi tidak mendengarkan penjelasannya terlebih dahulu.

Adel tersadar dan sedikit terkejut mendengar ucapan seniornya. Dengan cepat Adel menghampiri Marvin dan menjelaskan apa yang membuatnya terlambat, tapi sayangnya Marvin sudah tidak mau mendengarkan ucapan dirinya dan kejamnya Marvin menghiraukan Adel yang sedari terus berbicara, dan malah berbicara dengan siswa lain di saat Adel sedang berbicara kepadanya.

Adel membuang nafas panjang dan melangkah kakinya pergi menuju lapangan dan berdiri di bawah cahaya matahari yang terik dengan posisi hormat kepada bendera merah putih.

.......

Sudah 2 jam Adel berdiri di sana. Dan banyak orang yang  memerhatikan Adel.
Di sisi lain khususnya di lantai 3 Marvin, Justin dan juga Vino sedang melihat Adel yang berada di bawah sana. Vino merasa iba dan menyuruh Marvin untuk membiarkan Adel beristirahat, tapi Marvin dia masih saja tidak mendengar semua ucapan Vino dan malah berbicara. ' Peraturan adalah peraturan, dan jika ada yang melanggar nya maka dia harus mendapatkan hukuman.'

STARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang