STAR_06

207 6 0
                                    

Keesokan harinya.

Di sebuah perusahaan besar itu di pimpin oleh seorang CEO tampan. Alvin adalah pewaris tunggal dari keluarganya, dan mungkin Marvin yang akan meneruskan pewaris tunggal miliknya.

Di sebuah ruangan terlihat Delina sedang menangis di dalam dengkapan suaminya. Isakan Delina dapat di dengar oleh orang di luar karna pintu itu terlihat sedikit terbuka.
Damar yang kebetulan bekerja di sana tak sengaja mendengar isakan Delina, dengan lancangnya Damar mengintip.
Dan betapa terkejutnya ia saat melihat wanita yang familiar di matanya.

' Bu Delina' Satu nama yang keluar di mulut Damar.

Tak ingin di ketahui orang lain cepat-cepat Damar bergegas pergi dengan sebuah sapu dan pelan di tangannya.
Namun, nasib tak berpihak padanya. Saat Damar hendak melangkahkan kakinya pergi tiba-tiba saja ia menabrak seseorang hingga membuat Delina dan Alvin menoleh ke arah pintu.

" M_maaf pak," Ucap Damar refleks saat setelah menabrak pria itu

" Kalo jalan tu liat-liat pak untung pakaian saya nggak kotor,"

Ceklek

Keringat dingin keluar dari tubuhnya. Damar memalingkan wajahnya ke arah lain saat Alvin membuka pintu.

" Ada apa? Kenapa ada keributan disini?" Tanya Alvin dingin persis seperti anaknya.

" Maaf pak. Tadi, bapak ini tidak sengaja nabrak saya," jawab pria itu dengan menundukkan kepalanya.

Delina menghampiri Alvin dan hal itu membuat Damar semakin berkeringat dingin. Delina berniat berpamitan pulang kepada suaminya, tapi niatnya seketika hilang saat Delina merasa familiar dengan pria berbadan gendut itu (Damar).

Damar yang tidak tahan dengan situasi ini lebih memilih pergi begitu saja. Ntah angin apa Delina menyebutkan sebuah nama dan hal itu refleks membuat langkah Damar terhenti.

" Pak Damar apa itu kamu?" Damar semakin gugup, tanpa menoleh dan mengatakan kata apapun. Damar pergi menghiraukan Delina yang terus memangil namanya.

" Sayang siapa Damar?"

Alvin benar-benar tidak tau kenapa wanita di sampingnya menyebutkan nama yang aneh menurutnya. Delina yakin jika itu adalah Damar orang yang ia percayai menjaga anaknya, Alvin yang mendengar hal itu refleks mengejar Damar begitu juga dengan Delina.

Damar berlari hingga melemparkan sebuah sapu dan pelan ke sembarang arah, Delina terpeleset saat menginjak air pelan dengan sigap Alvin membantu Delina dan langsung mengejar Damar yang sudah jauh dari penglihatannya.

" Damar berhenti!" Teriak Delina yang sudah serak karna terus berteriak sejak tadi.

Alvin berlari sekuat tenaga dan memilih jalan pintas agar bisa mengejar Damar. Damar sudah setengah sadar karna terus berlari tanpa henti.

Kini jarak mereka sangat dekat Alvin menarik baju itu kasar hingga Damar tertarik ke belakang.

" Lepaskan!" Damar terus memberontak dari pegangan Alvin

Tak lama Delina datang dengan terengah-engah. Air mata Delina pecah, orang yang selama ini ia cari kini sudah di depan mata.
Delina mendekati Damar yang masih engos-engosan mengatur nafasnya. Delina menangis karna bisa bertemu dengan orang yang sudah merawat putrinya, ia pikir setelah bertemu dengan Damar maka ia bisa melihat dan memeluk putrinya. Tapi, ternyata dugaannya salah, Damar yang ia kenal dulu sangat berbeda dengan Damar sekarang. Damar tidak memberitahukan keberadaan Putri Delina dan dengan tegas Damar mengatakan jika dia tidak akan memberikan putrinya kepadanya.

Sontak hal itu membuat Delina terkejut dan memohon kepada Damar untuk mempertemukan dirinya dengan Putri kandungnya. Inilah sifat Damar, ia tidak peduli dengan mantan majikan yang selama ini baik kepadanya.

STARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang