STAR_45

86 5 3
                                    

Keesokan harinya di kediaman Kenzo, semua keluarga sedang melakukan kegiatan pagi yaitu sarapan. Namun, tidak dengan Adel dia masih tertidur pulas karna pertempuran yang mereka lakukan pada malam hari.

" Marvin dimana istrimu? kenapa dia belum turun juga. Suruh dia turun dan ikut sarapan, tidak biasanya dia kesiangan," Suruh Alvin pada putranya.

" Adel masih tidur pah, biarkan saja dia pasti kelelahan. Nanti setelah makan Marvin bawain makanannya ke kamar," Ucap Marvin membuat 2 orang itu diam menatapnya penuh tanda tanya.

" Memangnya istrimu sudah melakukan apa sampai kelelahan begitu?" Tanya Delina kelewat polos, sontak hal itu membuat dua pria itu saling bertatapan.

" Sayang masa kamu nggak ngerti sih. Itu adalah hal wajar bagi pasangan suami-istri, kamu juga sering telat bangun tidur kan kalau sudah main sama aku," Ucap Alvin membuat Delina mengerti

**

Di dalam kamar Marvin melihat istrinya yang masih setia memeluk bantal guling. Marvin menyimpan makanan itu di atas nakas dan membangunkan istrinya lembut.

" Sayang bangun sarapan dulu," Adel menggeliat dan memincingkan matanya karna masih menyesuaikan matanya dengan cahaya lampu.

" Jam berapa sekarang?" Tanya Adel dengan suaranya yang khas orang bangun tidur.

" Jam 6.30,"

" Astaghfirullah aku kesiangan, kamu kenapa nggak bangunin aku?" Ucap Adel spontan bangkit menjadi posisi duduk.

" Kelihatan nya kamu capek karna semalam, jadi karna itu aku nggak tega bangunin kamu nyah,"

" Hm aku jadi nggak enak sama bunda. Bunda pasti bikin sarapan ini sendiri,"

" Nggak papa sayang, udah sekarang cuci muka lalu sarapan. Aku mau siap-siap berangkat ke kantor," Ujar Marvin yang di angguki Adel.

Adel pergi ke kamar mandi sedangkan Marvin pergi ke ruang ganti baju untuk siap-siap pergi ke kantor.

Di tempat lain Irene sedang menunggu kedatangan Vino yang menjemput nya. Tak lama Vino datang dan membukakan pintu mobil untuk Irene, di sepanjang perjalanan semuanya baik-baik saja tangan mereka pun saling menggenggam satu sama lain. Senyuman manis terpampang jelas di bibir mereka, ini adalah awal perjalanan kisah cinta mereka.

Sesampainya di kantor keduanya sangat Profesional, di dalam kantor keduanya bersikap layaknya bos dan bawahan. Meskipun Irene kekasihnya tapi itu bukan berarti Vino pilih kasih pada semua karyawannya, Vino adalah pemimpin perusahaan yang benar-benar kompenten dalam tugasnya walaupun Irene salah ia tetap akan bersikap tegas tapi di luar itu Vino akan meminta maaf dan hubungan mereka kembali membaik.

" Irene jadwal saya hari ini sudah di siapkan?" Tanya Vino pada Sekertaris nya.

" Sudah pak, hari ini jam 9 di Caffe World ada pertemuan dengan pak Marvin,"

" Marvin?"

" Iyah pak," Vino terdiam sejenak. Bukan tidak percaya tapi hanya saja ia sedikit ragu, karna yang semua orang tau Irene sangat mencintai Marvin dan sekarang mereka akan bertemu sebagai pembisnis.

" Apa kamu baik-baik saja jika kalian bertemu?" Tanya Vino menyakinkan.

" Kenapa memangnya? Dia sudah jadi masa laluku. Sekarang aku sudah menemukan pria yang tulus mencintaiku," Ucap Irene membuat pria tampan di depannya tersenyum.

" Baiklah jika kamu nggak papa. Kita akan datang ke pertemuan itu," Ucap Vino yang di angguki Irene.

***

Pukul 09.00 di Caffe'World, terlihat tiga orang pria tampan dan satu wanita cantik sedang duduk di sofa mewah itu. Mereka kembali bertemu hanya saja sekarang lebih sedikit berbeda karna mereka sudah memiliki pasangan masing-masing.

STARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang