STAR_49

84 2 0
                                    

Dirimu adalah hadiah terindah yang Tuhan berikan untuk ku.

~Marvin Alvaro

***

Hari ini adalah hari sibuk bagi pria muda tampan itu. Tanpa ada rasa lelah sedikitpun pria berdarah Asia itu berseluncur di dunia bisnis, tak heran banyak yang menggangumi pria yang sudah menjadi status suami dari Adelina Alvaro.

Setelah selesai pertemuan panjang itu. Marvin menghempaskan tubuhnya ke sofa panjang di ruangannya, pikiran, fisik dan mentalnya sudah di hajar habis-habisan. Namun, seperkian detik Marvin teringat akan istri bumilnya yang belum ia kabari.
Marvin mengambil ponselnya dan menghubungi sang istri tercinta, namun tak ada tanda sang empu mengangkatnya.

" Yang kamu kemana si! Kok nggak di angkat?" Gumam Marvin lirih.

Rasa penat itu membuat rasa ngantuknya menyerang. Tanpa sadar kedua matanya mulai memejam sempurna.

Ceklek_

Pintu di buka seseorang. Orang itu berjalan mendekati Marvin yang tengah tertidur pulas di atas sofa itu, helusan tangan halus itu benar-benar masuk ke dalam mimpi pria itu.

" Kamu pasti capek kak. Maaf karna aku tidak bisa melakukan apapun untukmu," Adel ikut membaringkan tubuhnya di samping Marvin dan memeluk tubuh pria itu hangat, sesekali satu kecupan bahkan dia kecupan mendarat di pipi Marvin.

Sudah satu jam lamanya pria itu terjaga dan tersenyum saat melihat istri bumil yang ia rindukan itu berada tepat dalam pelukannya. Marvin mengelus pipi mulus Adel sesekali mengecupnya gemas, tangannya mulai menjalar mengelus perut Adel yang masih rata itu.

" Bagaimana hari ini? Apa kamu menyusahkan Mamimu?" Gumam Marvin tersenyum geli mengingat ia akan menjadi seorang ayah.

Tampak Adel terjaga dan senyumannya mengembang saat melihat wajah tampan suaminya yang sedang berbicara dengan perutnya.

" Kak..,"

Marvin melirik Adel dan tersenyum. Ciuman bangun tidurpun mendarat di bibir sang istri. " Kenapa tidak mengabariku kalau kamu mau datang kesini?"

" Kan biar surprise. Kalau aku kasih tau namanya bukan surprise dong,"

" Hm tapi aku khawatir sama kamu. Aku telpon kamu nggak angkat," Ucapnya sembari memanyunkan bibir membuat Adel merasa gemas.

" Kamu ini bikin aku gemas. Oh iya, kamu pasti belum makan aku udah siapin makanan untuk kamu," Adel bangkit dan menyiapkan makanan untuk Marvin.

Marvin benar-benar beruntung mendapatkan istri baik seperti Adel. Bahkan Marvin sangat tau karna hormon kehamilan itu membuat Adel tidak bisa menahan rasa bau dari makanan, tapi demi dirinya Adel memaksakan diri membuatnya. Rasanya tidak adil jika ia harus membohongi wanita sebaik Adel.

" Sayang sini," Marvin menuntun Adel duduk di pangkuannya. Tatapan mereka bertemu cukup lama, tangan Marvin bergerak menyelipkan helaian rambut yang menghalangi wajah cantik itu sesekali mengelus pipi chubby itu lembut.

" Makasih karna sudah menyiapkan makanan ini untukku. Tapi seharusnya jangan yang,"

" Loh kenapa? Kamu udah bosen ya makan masakan aku?" Dapat Marvin lihat perubahan wajah Adel yang menjadi muram.

STARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang