STAR_04

174 7 0
                                    

Hari ini adalah hari yang paling di nanti-nanti oleh seluruh siswa pelajaran di seluruh Indonesia. Hari ini adalah hari Minggu yang dimana semua anak sekolahan yang waktunya bermain dan bersantai tanpa memikirkan pelajaran sekolah, namun tidak dengan Adelina. Adelina masih bermain tenaga dan waktu untuk membantu ibunya berjualan, Adelina menghantar pesanan kue ke pelanggan dengan terus mengowes sepeda miliknya.

Kadang terlintas pikiran iri saat melihat seumurannya yang bersenang-senang saat hari libur, sungguh mereka sangat beruntung karna bisa berbahagia di sana. Tapi, cepat-cepat Adelina menggeleng pikiran konyolnya dan langsung melanjutkan perjalanan nya.

.......

Sebuah toko buku (Novel) favoritnya ini adalah salah-satu tempat dimana gadis itu (Adel) meluangkan waktunya saat sebelum pulang ke rumah.
Setiap libur sekolah Adel lebih memilih membaca sebuah novel di sebuah toko terkenal di kota sana, Adelina mencari-cari sebuah cerita Novel di dalam rak yang berjajaran di sana. Netra gadis itu menangkap sebuah Novel yang tersimpan rapih di atas rak sana, tangan gadis itu terangkat berniat mengambil buku Novel itu. Tapi, ntah kenapa saat Adel mengambil Novel itu, Novel itu malah sulit untuk di ambil seperti ada orang yang menarik di sebrang sana.

" Kok nggak bisa sih?" Adel terus mencoba menarik buku Novel itu dengan kuat.

Tapi, hal itu malah membuat buku Novel lainnya berjatuhan ke atas kepalanya sendiri.

Bughh

" Ahh sakit," ringis Adel kesakitan saat buku-buku Novel itu jatuh mengenai kepalanya.

Tangan itu terangkat mengelus-elus kepala nya sendiri dengan mulutnya yang tak henti-hentinya meringis.
Netra itu kini menangkap sosok wajah pria yang tak asing lagi di penglihatannya.

" Ka..ka Marvin?"

Adel salting di depan Marvin, dia benar-benar gugup saat berhadapan seperti ini walaupun terhalang rak dan buku-buku itu tapi hal itu tidak membuat rasa gugup Adel hilang.

" Heh kamu!" Adel tersentak kaget saat mendengar suara berat memanggilnya.

Adel menoleh dan mendapati sosok pria paruh baya dengan postur tubuh gemuk bersetelan serba hitam.
Pria itu berjalan menghampiri Adel dengan wajah garangnya, Adel menelan saliva susah payah saat mengingat kejadian beberapa minggu yang lalu saat dirinya di marahi oleh bapak gemuk itu karna buku Novel yang ku baca tanpa sengaja sobek.

" Kamu lagi kamu lagi, arghh saya bosan terus-terusan bertemu dengan kamu,"

" Aku juga bosan liat bapak terus," tempal Adel

" Kamu!"

" Huhh minggu kemarin kamu menyobekan buku dan sekarang kamu bikin buku-buku ini berantakan di lantai, sebenarnya kamu ingin apa? Disini tempat baca bukan untuk bermain. Kamu benar-benar..."

" Tunggu bapak ini hanya jatuh, lagi pula aku bisa merapikannya lagi,"

Adel menunduk mengambil buku- buku itu dan meletakkannya di rak. " Lihatlah bereskan?"

" Kamu ini..." Pria itu berbicara dengan tangannya yang hampir memukul.

" Sutt tenang pak jangan marah-marah terus nanti cepat tua,"

" Kamu benar-benar terang-terangan meledekku huh?" Teriak pria itu berhasil mendapat perhatian pengunjung

" Arghh lama-lama saya disini bisa rontok ni uban," Gerutunya pergi meninggalkan Adel

Adel terkekeh mendengar ucapannya yang menurutnya sangatlah lucu. Ntah, kenapa Adel suka melihat pria itu marah dan memarahinya seperti tadi.
Tiba-tiba terlintas dipikiran nya tentang Marvin, cepat-cepat Adel menoleh dan tidak mendapati dia di sana.

STARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang