STAR_05

222 7 1
                                    

" Eungh," lengkuhan Adel

3 pria itu menoleh ke arah suara yang dimana disana Adelina sadar.

" Ini minum dulu," Vino memberikan segelas air hangat dan Adel menerima nya dengan senang hati.

" Makasih,"

Sesekali Adel melirik Marvin tapi sayangnya orang itu enggan melihat dirinya.

" Adel gimana keadaan lo?" Tanya Justin dingin. " Baik."

" Gw antar lo pulang," tawar Vino to the point yang mendapat gelengan dari sang empu. " Nggak usah aku bisa pulang sendiri."

" Sebelumnya  makasih karna kalian sudah menolong ku aku benar-benar berterimakasih kepada kalian walaupun aku tau kalian menolong ku hanya karna perintah seseorang, tapi aku sangat berterimakasih. Aku permisi!"

Ketiga pria itu sedikit terkejut mendengar penuturan Adel terutama Marvin, Marvin terdiam saat mendengar ucapan Adel. " Marvin sepertinya dia dengar ucapan lo." Seru Justin

" Wah gila kalo dia denger sakit hati banget, secarakan dia suka sama lo," lanjut Justin mengoda sahabatnya

" Berisik lo!"

" Lagi pula itu lebih bagus semakin dia sakit hati semakin dia tau diri," Kedua temannya hanya diam melihat sahabatnya yang tidak punya hati terhadap wanita yang menyukainya.

*

Keesokan harinya banyak orang yang lulu lalang masuk ke dalam kelas dan ada juga yang berbelok ke kantin. Di dalam kelas 10 IPS terlihat gadis berambut kepang dengan kacamata bulat itu sedang asik membaca Novel kesukaannya, sesekali Adel melirik Irene di sampingnya yang sedang sibuk dengan selembar kertas  putih dan sebuah pensil. Adel yang. penasaran mencoba melihat apa yang sedang di gambar wanita itu, Irene yang merasa di perhatikan dengan cepat menutup kertas itu dengan lipatan tangannya.

" Ada apa? Apa kamu menggambar sesuatu?" Tanya Adel penasaran

" Ah itu gw belum selesai tugas menggambar kemarin makanya gw mau selesain sekarang," jawab Irene gugup. " Pasti gambar kamu bagus, coba aku mau liat." Irene melipat kertas putih itu dan memasukkannya kedalam tas. " Eum gambar aku sangat jelek."

" Nggak papa kali lagian punya aku juga jelek, aku mau liat hasil gambar kamu please!!" Dengan terpaksa Irene mengeluarkan kertas putih itu.

Tintong!

" Udah bel lain kali gw tunjukin," Irene bernafas lega dan langsung memasukan kertas itu ke dalam tas.

Disisi lain Adel merasa aneh dengan sikap Irene karna begitu gugup saat ingin memperlihatkan hasil gambarnya.

Skip

Bel istirahat berbunyi semua orang berhamburan keluar kelas, namun anehnya orang-orang yang berhamburan keluar tadi malah kembali masuk dan duduk di bangku mereka masing-masing.

Tak lama beberapa orang masuk ke dalam kelas, mereka adalah senior dan bisa di bilang Anggota Osis. Adel celingak-celinguk mencari keberadaan Marvin namun sayangnya dia tidak ada.

" Perhatian semuanya!" Salah- satu pria membuka suara

" Maaf karna kami menganggu jam istirahat kalian,"

" SANGAT MENGANGGU!!!" Teriakan melengking salah- satu pria di belakangku.

'Memang anak sekarang tidak ada sopan santunnya'

" Woy Toa berisik!" Celetuk salah- satu wanita di bangku paling depan.

" Eh bunda haram nyambung aja lo kaya kabel," celetuk pria itu lagi. " Hey udah dong jangan pada becanda." Sergah Irene dengan suara lembutnya

STARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang