STAR_19

157 7 0
                                    

Tak berselang lama seorang dokter itu keluar dari ruangan putih itu. Semua orang kaget setelah dokter itu mengatakan jika keadaan Marvin yang tidak baik-baik saja.

" Dokter lakukan sesuatu berapapun biayanya akan saya bayar asalkan putra saya baik-baik saja," pinta Alvin

" Itu adalah pekerjaan kami untuk pasien baik-baik saja. Tapi, untuk sekarang pasien membutuhkan donor darah,"

" Silahkan ambil darah saya ayahnya,"

" Sebentar! Golongan darah bapak apa yah?" Tanyanya

" Saya B dok,"

" Oh kalau begitu tidak bisa pak. Karna golongan putra bapak O,"

" Oh iya saya lupa kalau Marvin mempunyai golongan yang sama dengan ibunya,"

" Dok saya O," ujar Vino di belakang sana

Semua orang berbalik menoleh ke arah Vino. Vino hanya mengangguk sembari tersenyum lalu pergi mengekori suster di depannya.

......

" Kak makasih yah udah mau donorin darah kamu buat kak Marvin," Ucap Adel berhutang budi

" Kamu kaya kesiapa aja. Aku sahabat dia jadi nggak usah ada kata terimakasih segala," sarkas Vino sembari memegang tangannya yang bekas suntikan.

" Kenapa sakit yah?" Tanya Adel dengan wajah menyepelekan

" Suntikan kaya gitu mah kecil bagi aku,"

" O ya?"

" Kamu ngomong kaya gitu kaya yang nggak percaya aja,"

" Hahah enggak-enggak percaya kok,"

" Duhh liat kalian akur kaya gini kalian cocok banget," Keempat mata itu saling beradu

" Gw Ama lo? Dih cocok dari mananya bego,"

Pletak

" Awwss sakit," ringgis Vino saat tangan bekas suntikan itu Adel cubit

" Nggak usah ngegas juga dong. Lagian siapa juga yang mau sama ondel-ondel kaya kamu,"

" Apa_"

Ceklek

Ucapan Vino terhenti saat dokter itu keluar dari ruangan putih itu.

" Dok gimana keadaannya? Dia nggak papa kan dok?" Tanya Adel khawatir

" Alhamdulillah masa kritis pasien udah lewat. Sekarang pasien akan di bawa keruang rawat disana pasien boleh di jengguk," Tutur dokter pria itu

" Alhamdulillah ya Allah. Pah Marvin pah,"

" Iya sayang Alhamdulillah," Alvin memeluk istrinya erat ikut bahagia dengan kabar si dokter

......

Setelah di pindahkan ke ruang rawat Adel tak henti-hentinya menemani Marvin disana. Delina dan Alvin yang melihatnya merasa kasian, kasih sayang Adel terhadap Marvin sangat besar bisa ia lihat dari sikap dan cara perlakuan Adel.

" Kak Marvin aku selalu berdoa agar kakak selalu bahagia tanpa aku. Tapi, melihat kejadian tadi aku semakin takut jika berada jauh dari kamu, setiap detik, setiap menit aku terus menyebutkan nama kakak agar Allah tidak memanggil kamu. Aku sangat takut kehilangan kamu aku benar-benar sayang sama kakak,"

" Kakak tau aku kecewa, aku sakit hati dan marah ke kakak. Tapi, aku nggak bisa! Perasaan aku yang menahan aku untuk tidak membenci kakak, aku sayang kakak aku mohon jangan pergi," ucap Adel dengan terus menatap wajah tampan itu

Di tempat lain Jessi merasa takut jika terjadi sesuatu dengan keadaan Marvin.

" Jes lo gila. Kalau sampe ada sesuatu nanti jangan bawa-bawa nama gw, itu jelas salah loh," tegas Wanita itu

STARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang