STAR_42

92 5 4
                                    

Seharusnya ini tidak terjadi!

....

Di dalam kamar yang cukup luas itu, terlihat Adel yang sudah tertidur pulas bahkan kepulangan sang suamipun Adel tidak mengetahuinya. Marvin menganti pakaian dan langsung tidur di samping Adel, wajah yang damai dan polos itu membuat hati Marvin terasa sakit. Marvin menyingkirkan helaian rambut yang mengusik wajahnya, ntah sadar atau tidak Adel merubah posisinya dan kini ia tertidur memeluk Marvin.

Marvin menarik selimut dan menyelimuti tubuh Adel hingga leher. " Maafin aku sayang, jika nanti kamu tau. Aku harap kamu akan memaafkan ku. " Gumam Marvin sembari menatap wajah sang istri.

*

Keesokan harinya seperti biasa Adel membantu Delina di dapur. Mereka sarapan bersama, di tengah sarapan tiba-tiba Alvin berbicara mengenai wanita semalam yaitu Clara, sontak hal itu membuat Marvin tidak mood makan dan meninggalkan meja makan dengan beralasan ingin berangkat ke kantor. Adel merapihkan baju dan dasi Marvin dan mengantar Marvin hingga ke depan rumah.

" Sayang aku berangkat dulu, nanti pulang mau aku bawain apa?" Tanya Marvin

" Eumm nggak ada, aku hanya ingin kamu," jawab Adel yang mendapat cubitan kecil di hidung mancung nya. Marvin mencium kening Adel dan bergegas pergi dengan mobilnya.

Setelah kepergian Marvin, Adel langsung masuk ke dalam rumah tapi sebelum itu Adel melihat kedatangan Clara di depan pagar. Adel menghampiri Clara dan membawanya masuk, di dalam rumah Adel mengajak Clara sarapan karna Clara bilang dia belum makan. Mereka sarapan bersama, namun niat Clara dari awal yaitu ingin bertemu Marvin dan ingin mengklarifikasi tentang ucapannya semalam.

" Sebenarnya aku datang kesini karna ingin bertemu Marvin, tapi sepertinya dia sudah pergi ke kantor," ucap Clara

" Memangnya ada apa? Apa ada hal penting? Biar aku telpon kak Marvin," ujar Adel mengeluarkan ponselnya. " Ahh tidak usah, aku hanya ingin berbicara lebih banyak dengannya karna semalam kita tidak banyak waktu lama untuk mengobrol."

" Tapi sepertinya lain kali aku mengobrol banyak dengannya. Eum aku pamit dulu yah, ada hal yang harus aku kerjakan,"

" Kenapa cepat sekali? Main dulu disini, lagi pula kalian bisa menjadi teman dekat," ujar Alvin sembari melirik Adel.

" Lain kali om_tan. Soalnya ada kerjaan yang tidak bisa aku tinggalkan,"

" Baiklah tapi nanti kamu main lagi kesini. Rumah ini selalu terbuka lebar untuk kamu,"

" Makasih Om, kalau begitu aku permisi," Clara pamit dari kediaman Alvin.

Ada rasa aneh di lubuk hati Adel ke Clara, sikap Clara yang dekat dengan Marvin membuat pikirannya kemana-mana, tapi segera mungkin Adel menepisnya. Adel mempercayai suaminya, apapun yang ada di pikirannya Adel menepisnya.

Di tempat lain yaitu kantor Marvin sedang fokus dengan kerjaannya. Perusahaan Marvin masih di bilang sangar baru tapi pekerjaan sudah menumpuk seperti sampah, itulah kehebatan Marvin ia adalah seorang pria muda yang pintar dalam hal apapun selagi menyangkut bisnisnya.

Drtt_drtt

Satu panggilan masuk ke telpon kantornya

STARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang